Konservasi DAS Tiwingan Topang Ekonomi Masyarakat Banjar

Kamis, 24 September 2020 - 20:35 WIB
loading...
Konservasi DAS Tiwingan Topang Ekonomi Masyarakat Banjar
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
KABUPATEN BANJAR - Masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Tiwingan Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Sultan Adam di Desa Tiwingan Lama dan Desa Kalaan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), kini merasakan manfaat dari kegiatan konservasi yang mereka lakukan.

(Baca juga: Mapolres Yalimo Papua Diserang, Kasat Intel Terluka Parah)

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Alimpung, Rahmani mengatakan, sistem swakelola di kawasan Tahura Sultan Adam yang dirintis sejak tahun 2013 kini banyak memberikan manfaat di tengah pandemi COVID-19.

(Baca juga: Penemuan Mayat Warga Semarang di Got Pelabuhan Benoa Bali Bikin Geger)

Ketika banyak sektor usaha terganggu akibat pandemi, masyarakat petani yang tergabung dalam KTH Alimpung tetap mendapat penghasilan dari panen getah karet. Selain itu, para petani juga mulai menikmati hasil dari tanaman kemiri, jengkol, cempedak, dan durian.

“Saya dan bersama anggota KTH Alimpung memang telah terbiasa untuk bercocok tanam, sehingga saat diminta untuk bersama-sama mengelola kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Sultan Adam langsung menyanggupinya. Kegiatan yang telah dilakukan beberapa tahun lalu itu sekarang mulai membuahkan hasil dan dinikmati para petani,” kata Ketua KTH Alimpung, Rahmani.

Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Lembaga Masyarakat Tiwingan, Ahmad Yani. Dia mengatakan tantangan yang dihadapi dalam program rehabilitasi dan konservasi DAS Tiwingan pada awalnya adalah mengajak masyarakat ikut berperan aktif dalam melakukan upaya transformasi lahan kritis menjadi produktif.

"Kita mengajak masyarakat untuk membangun pusat studi, pembenihan dan penanaman, pemeliharaan, hingga pembuatan pupuk organik yang membawa manfaat ekonomis secara langsung," kata Ahmad Yani.

Dia menyampaikan bersama dengan petani setempat berhasil memproduksi 1,8 juta bibit pohon per tahun. Dirinya bersama masyarakat lantas menanam pohon-pohon yang merupakan tanaman asli kawasan DAS Tiwingan seperti Mahoni, Karet, Kemiri, Durian, Cempedak, dan Jengkol.

"Dengan mengajak masyarakat bertanam serta merasakan manfaatnya dari pohon yang ditanamnya itu akan membuat mereka untuk ikut memelihara kawasan tersebut," jelas Ahmad Yani.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8212 seconds (0.1#10.140)