Pilkada 2020 Digelar Desember, Formappi: Optimistis Tapi Kurang Realistis

Rabu, 15 April 2020 - 11:28 WIB
loading...
Pilkada 2020 Digelar Desember, Formappi: Optimistis Tapi Kurang Realistis
Keputusan menggelar Pilkada Serentak 2020 pada Desember dinilai kurang realistis. Foto/Ilustrasi
A A A
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyoroti keputusan pemerintah dan DPR yang sepakat menggelar Pilkada Serentak 2020 pada Desember mendatang. Keputusan itu dinilai super optimistis tetapi kurang realistis. Musababnya, wabah virus corona alias covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Peneliti Senior Formappi, Lucius Karus, menyebut belum ada jaminan wabah covid-19 mereda. Sebulan, dua bulan bahkan sampai lima bulan ke depan mungkin saja negara masih dalam kondisi darurat seperti yang saat ini dirasakan. Olehnya itu, penundaan pilkada dari September ke Desember dinilai kurang realistis.

"Dengan demikian hajatan sebesar pilkada serentak yang menunda waktu pelaksanaannya dari September ke Desember (2020) itu nampaknya terlalu 'super optimis'," tutur Lucius saat dihubungi SINDOnews, Rabu (15/4/2020).

Menurutnya, tentu saja semua pihak memiliki harapan yang sama bahwa pandemi ini segera berakhir. Dengan begitu semua rencana atau agenda penting yang terganggu selama pandemi terjadi bisa dilaksanakan.

Hanya saja, Lucius menyatakan optimisme itu tidak berbanding lurus dengan perkembangan penanganan masalah pandemi yang kita saksikan bersama saat ini. Jika melihat tren perkembangan kasus pandemi sekarang, rasanya sampai pertengahan tahun kita belum bisa tuntas menutup lembaran pandemi ini.

Untuk itu, kata Lucius, penundaan pilkada bukan sekadar memperhitungkan tanggal pelaksanaannya. Karena, jika hanya memperhitungkan tanggal pelaksanaan, mungkin saja situasi pada Desember itu memang situasinya sudah semakin membaik. Jauh dari itu, bicara pelaksanaan pilkada itu sudah terhitung sejak tahap penjaringan calon di partai politik ataupun yang independen hingga pelantikan calon terpilih.

Selain itu, lanjutnya, kualitas pilkada juga tak hanya ditentukan dengan memperlihatkan tingkat partisipasi yang tinggi atau seberapa tinggi atau rendah tingkat kecurangan saat proses pemilihan hingga penentuan pemenang.

Baca Juga:Pilkada Serentak 2020 Digelar Desember Dinilai Kurang Realistis

Menurutnya, kualitas pilkada sudah dinilai sejak rekrutmen paling awal di tingkat parpol atau koalisi parpol pengusung bakal calon. Begitu juga dengan calon independen, proses mereka mengumpulkan dukungan juga menentukan kualitas bakal calon yang mengikuti pilkada.

"Tahapan-tahapan ini pasti harus dimulai segera dalam satu sampai tiga bulan ke depan. Itulah yang kemudian jadi alasan kenapa penundaan ke Desember itu terlihat sebagai pilihan yang terlalu optimistis tetapi kurang realistis," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1894 seconds (0.1#10.140)