Pascaperusakan Tempat Ibadah, Deklarasi Damai Digelar di Minahasa Utara
A
A
A
MANADO - Pascaperusakan tempat ibadah di Perum Agape Griya, masyarakat Tumaluntung bersama tokoh agama, tokoh adat dengan Forkopimda Kabupaten Minahasa Utara di Airmadidi, menggelar aksi damai di Mapolres Minahasa Utara, Sabtu, (1/2/2020).
Kapolres Minahasa Utara (Minut), AKBP Grace Rahakbau bersama Dandim 1310/Bitung, Letkol Inf Kusnandar Hidayat memimpin langsung dialog serta penyusunan draf poin-poin deklarasi damai sebagai kesepakatan semua pihak yang berkepentingan.
Meski penyusunan draf poin-poin deklarasi damai tersebut berlangung panjang dan alot serta diwarnai berbagai interupsi namun para peserta akhirnya sepakat mencari jalan kebaikan.
"Kami berharap semua pihak saling mengikhlaskan dan tidak lagi mengungkit masalah-masalah yang sudah terjadi tapi mari melihat ke depan. Semua permasalahan sudah selesai. Mari perlihatkan kepada seluruh masyarakat terutama di media sosial bahwa di Tumaluntung sudah aman dan damai," kata Kusnandar Hidayat. (Baca: Rumah Ibadah di Minut Dirusak, Ini Pernyataan Sikap DPD Laskar Mangoni).
Kapolres juga meminta masyarakat muslim dan nasrani kembali hidup bersama dan saling berbagi seperti yang telah berlangsung selama ini dan ini yang harus diperlihatkan.
"Mari gantian saling berbagi, misalnya kemarin giliran muslim yang membawa makanan untuk para pekerja yang sedang melakukan perbaikan musala, besoknya umat kristiani yang membawa makanan," pinta Grace Rahakbau yang disambut tepuk tangan para peserta deklarasi.
Usai tersusun dan disepakati poin-poin deklarasi mereka saling berpelukan dan foto bersama. Semua pihak diingatkan untuk saling mengikhlaskan dan menatap masa depan yang aman dan damai.
Kapolres Minahasa Utara (Minut), AKBP Grace Rahakbau bersama Dandim 1310/Bitung, Letkol Inf Kusnandar Hidayat memimpin langsung dialog serta penyusunan draf poin-poin deklarasi damai sebagai kesepakatan semua pihak yang berkepentingan.
Meski penyusunan draf poin-poin deklarasi damai tersebut berlangung panjang dan alot serta diwarnai berbagai interupsi namun para peserta akhirnya sepakat mencari jalan kebaikan.
"Kami berharap semua pihak saling mengikhlaskan dan tidak lagi mengungkit masalah-masalah yang sudah terjadi tapi mari melihat ke depan. Semua permasalahan sudah selesai. Mari perlihatkan kepada seluruh masyarakat terutama di media sosial bahwa di Tumaluntung sudah aman dan damai," kata Kusnandar Hidayat. (Baca: Rumah Ibadah di Minut Dirusak, Ini Pernyataan Sikap DPD Laskar Mangoni).
Kapolres juga meminta masyarakat muslim dan nasrani kembali hidup bersama dan saling berbagi seperti yang telah berlangsung selama ini dan ini yang harus diperlihatkan.
"Mari gantian saling berbagi, misalnya kemarin giliran muslim yang membawa makanan untuk para pekerja yang sedang melakukan perbaikan musala, besoknya umat kristiani yang membawa makanan," pinta Grace Rahakbau yang disambut tepuk tangan para peserta deklarasi.
Usai tersusun dan disepakati poin-poin deklarasi mereka saling berpelukan dan foto bersama. Semua pihak diingatkan untuk saling mengikhlaskan dan menatap masa depan yang aman dan damai.
(nag)