IPB, Ewindo, SLB G YBMU Baleendah Ajarkan Pertanian Inklusif Siswa Disabilitas
loading...
A
A
A
BANDUNG - Memperingati Hari Disabilitas Internasional, PT East West Seed Indonesia (Ewindo) bekerja sama dengan Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) dan SLB G Yayasan Bhakti Mitra Utama (YBMU) Baleendah, Kabupaten Bandung, mengadakan pelatihan budidaya tanaman sayuran.
Kegiatan ini juga ditandai pemberian urban farming kit bernama EasyGrow, yang dirancang khusus untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus, termasuk mereka yang menggunakan kursi roda. Tema Hari Disabilitas Internasional tahun ini yakni "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan," menjadi landasan utama program ini.
“Kami percaya pertanian adalah aktivitas inklusif dan memiliki manfaat besar bagi semua kalangan, termasuk siswa-siswi yang berkebutuhan khusus. Dengan EasyGrow kit yang dirancang berkolaborasi dengan IPB, kami berharap siswa-siswi dapat merasakan pengalaman berkebun yang menyenangkan, produktif, dan berdampak positif pada kehidupan mereka. Langkah ini juga sejalan dengan misi kami mempromosikan konsumsi sayuran di masyarakat luas,” ujar Corporate Relations and Communication Manager Ewindo Baskoro Adiwiyono.
SLB G YBMU Baleendah selama ini telah menjalankan program pertanian yang meliputi metode hidroponik dan konvensional melibatkan 10-15 siswa dengan alokasi 40 jam per tahun. Program ini memberikan pelatihan mulai dari proses penyemaian hingga panen.
Dengan tambahan Easy Grow kit, para siswa mendapatkan akses yang lebih inklusif dan fleksibel untuk mengikuti kegiatan pertanian.
“Setiap siswa dan siswi punya hak sama untuk bertani dan berkarya sama seperti kita. Kerja sama kami dengan Ewindo sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun. Kami berterima kasih atas perhatian dan dukungan Ewindo yang menghadirkan program ini di sekolah kami,” kata Kepala SLB G YBMU Baleendah Gaos Haeruman.
“Urban farming kit Easy Grow menjadi solusi praktis bagi siswa kami yang menggunakan kursi roda, sehingga mereka dapat ikut aktif dalam kegiatan pertanian. Ini adalah langkah maju meningkatkan keterampilan, kemandirian, dan bahkan potensi kewirausahaan mereka di masa depan,” ujarnya.
Melalui keterampilan agrikultur, SLB G YBMU Baleendah juga mengembangkan bidang kewirausahaan melalui produksi Teh Bunga Telang memberikan peluang tambahan bagi siswa untuk mengasah keterampilan ekonomi.
Solusi inovatif dari hasil kolaborasi antara industri dan akademia serta pelatihan di bidang pertanian ini diharapkan dapat menjawab tantangan yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus.
Pihak IPB yang terlibat dalam pengembangan Easy Grow juga mengungkapkan apresiasinya terhadap kerja sama ini.
“Melalui program Capstone, mahasiswa kami belajar memahami kebutuhan nyata di masyarakat, termasuk tantangan yang dihadapi teman-teman disabilitas. Dengan konsep raised bed gardening, atau ruang tumbuh yang ditinggikan dengan penutup pada sisi-sisinya yang ramah bagi pengguna kursi roda, Easy Grow adalah wujud nyata dari kolaborasi menghubungkan inovasi teknologi dengan kebermanfaatan sosial,” ujar Kepala Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Burhanuddin.
Dalam pelatihan budidaya kali ini, para siswa dikenalkan dengan benih-benih sayuran daun seperti Pakcoy Naura F1, Bayam Hijau Maestro, Caisim Tosakan, dan Kangkung Bangkok LP-1 karena relatif mudah dan sederhana untuk dapat dibudidayakan.
Sementara itu, para guru dari berbagai SLB yang hadir juga mendapatkan pelatihan cara membuat pupuk organik.
Selain untuk mendukung Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), khususnya di bidang pertanian, kegiatan ini sebagai langkah awal mendukung komunitas disabilitas agar lebih mandiri, bertanggung jawab, dan berkelanjutan sejalan dengan empat tujuan Sustainable Development Goals (SDG) yakni tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, serta mengurangi kesenjangan.
Dalam jangka panjang, upaya pertanian inklusif seperti ini diharapkan mampu menciptakan komunitas disabilitas yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan di masyarakat.
Kegiatan ini juga ditandai pemberian urban farming kit bernama EasyGrow, yang dirancang khusus untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus, termasuk mereka yang menggunakan kursi roda. Tema Hari Disabilitas Internasional tahun ini yakni "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan," menjadi landasan utama program ini.
“Kami percaya pertanian adalah aktivitas inklusif dan memiliki manfaat besar bagi semua kalangan, termasuk siswa-siswi yang berkebutuhan khusus. Dengan EasyGrow kit yang dirancang berkolaborasi dengan IPB, kami berharap siswa-siswi dapat merasakan pengalaman berkebun yang menyenangkan, produktif, dan berdampak positif pada kehidupan mereka. Langkah ini juga sejalan dengan misi kami mempromosikan konsumsi sayuran di masyarakat luas,” ujar Corporate Relations and Communication Manager Ewindo Baskoro Adiwiyono.
SLB G YBMU Baleendah selama ini telah menjalankan program pertanian yang meliputi metode hidroponik dan konvensional melibatkan 10-15 siswa dengan alokasi 40 jam per tahun. Program ini memberikan pelatihan mulai dari proses penyemaian hingga panen.
Dengan tambahan Easy Grow kit, para siswa mendapatkan akses yang lebih inklusif dan fleksibel untuk mengikuti kegiatan pertanian.
“Setiap siswa dan siswi punya hak sama untuk bertani dan berkarya sama seperti kita. Kerja sama kami dengan Ewindo sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun. Kami berterima kasih atas perhatian dan dukungan Ewindo yang menghadirkan program ini di sekolah kami,” kata Kepala SLB G YBMU Baleendah Gaos Haeruman.
“Urban farming kit Easy Grow menjadi solusi praktis bagi siswa kami yang menggunakan kursi roda, sehingga mereka dapat ikut aktif dalam kegiatan pertanian. Ini adalah langkah maju meningkatkan keterampilan, kemandirian, dan bahkan potensi kewirausahaan mereka di masa depan,” ujarnya.
Melalui keterampilan agrikultur, SLB G YBMU Baleendah juga mengembangkan bidang kewirausahaan melalui produksi Teh Bunga Telang memberikan peluang tambahan bagi siswa untuk mengasah keterampilan ekonomi.
Solusi inovatif dari hasil kolaborasi antara industri dan akademia serta pelatihan di bidang pertanian ini diharapkan dapat menjawab tantangan yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus.
Pihak IPB yang terlibat dalam pengembangan Easy Grow juga mengungkapkan apresiasinya terhadap kerja sama ini.
“Melalui program Capstone, mahasiswa kami belajar memahami kebutuhan nyata di masyarakat, termasuk tantangan yang dihadapi teman-teman disabilitas. Dengan konsep raised bed gardening, atau ruang tumbuh yang ditinggikan dengan penutup pada sisi-sisinya yang ramah bagi pengguna kursi roda, Easy Grow adalah wujud nyata dari kolaborasi menghubungkan inovasi teknologi dengan kebermanfaatan sosial,” ujar Kepala Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Burhanuddin.
Dalam pelatihan budidaya kali ini, para siswa dikenalkan dengan benih-benih sayuran daun seperti Pakcoy Naura F1, Bayam Hijau Maestro, Caisim Tosakan, dan Kangkung Bangkok LP-1 karena relatif mudah dan sederhana untuk dapat dibudidayakan.
Sementara itu, para guru dari berbagai SLB yang hadir juga mendapatkan pelatihan cara membuat pupuk organik.
Selain untuk mendukung Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), khususnya di bidang pertanian, kegiatan ini sebagai langkah awal mendukung komunitas disabilitas agar lebih mandiri, bertanggung jawab, dan berkelanjutan sejalan dengan empat tujuan Sustainable Development Goals (SDG) yakni tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, serta mengurangi kesenjangan.
Dalam jangka panjang, upaya pertanian inklusif seperti ini diharapkan mampu menciptakan komunitas disabilitas yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan di masyarakat.
(jon)