Digunakan Petani, Warga Keluhkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Wajo
loading...
A
A
A
WAJO - Penggunaan gas elpiji di Kabupaten Wajo meningkat jelang musim tanam karena digunakan untuk pompa air. Sehingga sejumlah warga mengeluhkan kelangkaan elpiji subsidi tersebut
Salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Belawa, Sitti Nur Alam mengaku, beberapa hari tetkahir ini, ia kesulitan mencari tabung gas berbentuk melon. Stok yang ada di pangkalan tidak cukup cepat habis.
Baca Juga: Selain Langka, Warga Sinjai Keluhkan Harga Elpiji 3 Kg
"Tidak cukup satu hari di pangkalan. Elpiji 3 kg langsung habis," tuturnya
Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya kelangkaan pada tabung gas bersubsidi itu, tingginya pemakaian di sektor pertanian.
"Bukan saja musim pompa (untuk pertanian) sudah cepat habis, apa lagi seperti kondisi saat ini," tandasnya.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Pembiayaan Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Sudirlang mengakui hal itu. Kata dia, musim pompanisasi sudah dilakukan sebagian petani pada daerah pesisir Danau Tempe.
"Air sudah berangsur surut. Sekarang petani turun memompa air ke sawahnya, seperti di Belawa," ujarnya, Minggu, (30/8/2020).
Dia mengakui, memasuki musim pompa, banyak petani menggunakan tabung gas elpiji 3 kg untuk pompa air. Karena lebih efisien dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kami sudah selalu turun memperingatkan. Kalau elpiji 3 kg itu bersubsidi. Diperuntukkan cuma untuk rumah tangga. Tidak untuk pompanisasi," sebutnya.
Namun, hal tersebut tidak dapat dikendalikan begitu saja hanya dengan pengawasan. Diperlukan solusi dari pemerintah pusat atas kondisi itu.
"Ini yang jadi perhatian kita. Rencananya pak Kadis akan ke Jakarta. Bagaimana agar petani diberikan kouta. Sehingga tidak terjadi kelangkaan atau kekurangan elpiji ," imbuhnya.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram, Begini Usulan Dewan
Salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Belawa, Sitti Nur Alam mengaku, beberapa hari tetkahir ini, ia kesulitan mencari tabung gas berbentuk melon. Stok yang ada di pangkalan tidak cukup cepat habis.
Baca Juga: Selain Langka, Warga Sinjai Keluhkan Harga Elpiji 3 Kg
"Tidak cukup satu hari di pangkalan. Elpiji 3 kg langsung habis," tuturnya
Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya kelangkaan pada tabung gas bersubsidi itu, tingginya pemakaian di sektor pertanian.
"Bukan saja musim pompa (untuk pertanian) sudah cepat habis, apa lagi seperti kondisi saat ini," tandasnya.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Pembiayaan Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Sudirlang mengakui hal itu. Kata dia, musim pompanisasi sudah dilakukan sebagian petani pada daerah pesisir Danau Tempe.
"Air sudah berangsur surut. Sekarang petani turun memompa air ke sawahnya, seperti di Belawa," ujarnya, Minggu, (30/8/2020).
Dia mengakui, memasuki musim pompa, banyak petani menggunakan tabung gas elpiji 3 kg untuk pompa air. Karena lebih efisien dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kami sudah selalu turun memperingatkan. Kalau elpiji 3 kg itu bersubsidi. Diperuntukkan cuma untuk rumah tangga. Tidak untuk pompanisasi," sebutnya.
Namun, hal tersebut tidak dapat dikendalikan begitu saja hanya dengan pengawasan. Diperlukan solusi dari pemerintah pusat atas kondisi itu.
"Ini yang jadi perhatian kita. Rencananya pak Kadis akan ke Jakarta. Bagaimana agar petani diberikan kouta. Sehingga tidak terjadi kelangkaan atau kekurangan elpiji ," imbuhnya.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram, Begini Usulan Dewan
(agn)