Berhasil Bangun Ketangguhan Bencana, IRB Jatim Konsisten Turun 36,23 Poin di Lima Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
Lebih lanjut disampaikannya, penentuan IRB selalu berkaitan dengan 3 ketiga komponen tersebut. Komponen bahaya 40%, kerentanan dan kapasitas masing-masing 30%. Berdasarkan pengaruh tiga komponen tersebut komponen kerentanan berupa coping capacities dan kapasitas merupakan komponen yang paling memungkinkan dilaksanakan untuk menurunkan IRB.
"Karena kita bisa melakukan intervensi pada dua komponen ini, dalam hal ini Pemprov memiliki kemampuan memetakan kerentanan dan memperkuat kapasitas dalam pencegahan dan mitigasinya," tuturnya.
Adhy menyebutkan upaya-upaya konkret penanganan bencana lainnya yang telah berhasil dilakukan Pemprov Jatim yaitu dalam menangani Covid-19. Yaitu membentuk tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim socio-economic impact Covid-19.
Begitu juga saat terjadi wabah penyakit mulut dan kuku pada sapi. Pemprov Jatim gencar melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang sapi di Kabupaten Kota di Jawa Timur. Lalu memastikan dibangunnya hunian sementara hunian tetap di lahan Perhutani pasca terjadi erupsi Gunung Semeru di Kab. Lumajang.
"Langkah-langkah kesiapsiagaan terus dilakukan Pemprov Jatim dalam rangka memetakan kerentanan, memperkuat kapasitas dalam pencegahan dan mitigasi bencana yang terjadi di Jawa Timur," ucapnya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menyediakan aplikasi terpadu yang mengintegrasikan data dan informasi penanggulangan pada pra, saat terjadi dan pasca bencana yang dapat diakses pada laman https://s.id/bpbdjatim. Platform ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, pengendalian operasi penanggulangan bencana.
"Jadi juga bisa buat acuan menjalankan manajemen logistiknya, pergerakan sumber daya, potensi relawan, memantau kejadian, dan sebagainya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Adhy menilai berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan Pemprov Jatim ini akan terus dilakukan evaluasi, perbaikan, dan penyempurnaan melalui inovasi-inovasi. Sehingga IRB Jatim akan terus konsisten turun setiap tahun.
"Akan terus kami lakukan perbaikan dan penyempurnaan, sampai IRB ini turun terus dengan angka atau poin yang semakin rendah," tuturnya memungkasi keterangan.
"Karena kita bisa melakukan intervensi pada dua komponen ini, dalam hal ini Pemprov memiliki kemampuan memetakan kerentanan dan memperkuat kapasitas dalam pencegahan dan mitigasinya," tuturnya.
Adhy menyebutkan upaya-upaya konkret penanganan bencana lainnya yang telah berhasil dilakukan Pemprov Jatim yaitu dalam menangani Covid-19. Yaitu membentuk tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim socio-economic impact Covid-19.
Begitu juga saat terjadi wabah penyakit mulut dan kuku pada sapi. Pemprov Jatim gencar melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang sapi di Kabupaten Kota di Jawa Timur. Lalu memastikan dibangunnya hunian sementara hunian tetap di lahan Perhutani pasca terjadi erupsi Gunung Semeru di Kab. Lumajang.
"Langkah-langkah kesiapsiagaan terus dilakukan Pemprov Jatim dalam rangka memetakan kerentanan, memperkuat kapasitas dalam pencegahan dan mitigasi bencana yang terjadi di Jawa Timur," ucapnya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menyediakan aplikasi terpadu yang mengintegrasikan data dan informasi penanggulangan pada pra, saat terjadi dan pasca bencana yang dapat diakses pada laman https://s.id/bpbdjatim. Platform ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, pengendalian operasi penanggulangan bencana.
"Jadi juga bisa buat acuan menjalankan manajemen logistiknya, pergerakan sumber daya, potensi relawan, memantau kejadian, dan sebagainya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Adhy menilai berbagai langkah-langkah yang telah dilakukan Pemprov Jatim ini akan terus dilakukan evaluasi, perbaikan, dan penyempurnaan melalui inovasi-inovasi. Sehingga IRB Jatim akan terus konsisten turun setiap tahun.
"Akan terus kami lakukan perbaikan dan penyempurnaan, sampai IRB ini turun terus dengan angka atau poin yang semakin rendah," tuturnya memungkasi keterangan.
(ars)