Pemprov Gorontalo Ajak Investor Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Rabu, 16 Oktober 2024 - 18:18 WIB
loading...
Pemprov Gorontalo Ajak...
Pemerintah Provinsi Gorontalo mengapresiasi kehadiran PT Biomasa Jaya Abadi (BJA) yang beroperasi di Kabupaten Pohuwato. Foto/IST
A A A
GORONTALO - Pemerintah Provinsi Gorontalo mengapresiasi kehadiran PT Biomasa Jaya Abadi (BJA) yang beroperasi di Kabupaten Pohuwato. Sebagai produsen wood pellet terintegrasi dengan izin kapasitas produksi terbesar di Indonesia.

Sebab, BJA memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Gorontalo dan pemerintah daerah. Hal itu diungkapkan Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Handoyo Sugiharto dalam keterangannya, Rabu (16/10/2024).

Menurut dia, hingga 2024, BJA bersama mitranya telah menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp47,5 miliar. Pembagian PNBP tersebut adalah 30% untuk pemerintah pusat, 30% untuk Provinsi Gorontalo, dan 40% untuk Kabupaten Pohuwato.



“Masyarakat Pohuwato harus merasa beruntung dengan adanya BJA. Dana bagi hasil yang diterima bisa digunakan untuk kemajuan daerah,” ujar Handoyo dalam Forum Group Discussion bertemaMembangun Gorontalo dengan Menjaga Etika Lingkunganyang digelar Asosiasi Produsen Energi Biomassa (APREBI) di Gorontalo.

Handoyo menyoroti dua persoalan krusial di Gorontalo: kemiskinan dan stunting. Per Maret 2024, persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 14,57%, dengan jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai 17.410 jiwa.

Meski persentase ini menurun dari tahun sebelumnya, Gorontalo masih masuk dalam 10 provinsi termiskin di Indonesia. Di sisi lain, prevalensi stunting di Gorontalo meningkat dari 22% pada 2022 menjadi 26,9% di 2023.

Handoyo menyebutkan bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, Gorontalo membutuhkan investasi di luar sektor pertanian tradisional.

”Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya Rp1,8 triliun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp500 miliar, kita perlu membuka diri terhadap investasi. Ini adalah bagian dari kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan,” kata Handoyo.

Gorontalo membutuhkan investor membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian. Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Gorontalo hanya 4,5%. Dibutuhkan peningkatan menciptakan 400.000 lapangan kerja baru dari setiap kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi.

“Tanpa investasi, ekonomi Gorontalo tidak akan berkembang. Investasi seperti yang dilakukan BJA menjadi sumber pendapatan penting, terutama bagi masyarakat Pohuwato,” ujar Handoyo.

Sejauh ini, BJA telah menginvestasikan Rp1,4 triliun untuk pembangunan dan operasional pabrik wood pellet dengan kapasitas produksi 900.000 ton per tahun.

Dua mitra BJA, PT Banyan Tumbuh Lestari (BTL) dan PT Inti Global Laksana (IGL), juga telah merealisasikan investasi masing-masing sebesar Rp237,6 miliar dan Rp107,2 miliar hingga Juni 2024.

”Keseriusan investasi BJA, IGL, dan BTL menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan bisnis jangka panjang dan membuka lebih dari 1.000 lapangan kerja. Ini berdampak langsung pada pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Pohuwato,” kata Direktur BJA, Burhanuddin.

Pelaksana Tugas Bupati Pohuwato, Suharsi Igirisa, menyatakan dukungannya terhadap investasi di daerahnya. Ia berharap agar investor dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyejahterakan masyarakat sambil mematuhi seluruh ketentuan yang berlaku.

“Dalam kunjungan kami bersama Forkopimda, kami melihat operasional BJA, IGL, dan BTL sudah memenuhi ketentuan perundang-undangan dan harapan masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa perusahaan telah memenuhi ekspektasi dan legalitas yang ada,” ujar Suharsi.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)