Jenuh di Rumah, Anak SD Belajar Buat Wayang dari Daun Pisang Kering
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Bagi anak-anak di desa, mengisi waktu agar tidak jenuh karena belum bisa bersekolah secara tatap muka bisa digunakan dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar lingkungan mereka.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah anak di Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas , Jawa Tengah ini. Mereka membuat wayang klaras atau wayang yang terbuat dari daun pisang yang telah kering.
Selain tanpa biaya, anak-anak menjadi kreatif dan terasah nilai seni mereka. Inilah cara anak-anak di Desa Karang Lo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dalam mengisi waktu jenuh mereka yang belum bisa bersekolah secara tatap muka. (Baca juga: Tanpa Smartphone dan Internet, Anak Desa di Madiun Belajar di Pinggir Jalan )
Mereka mempunyai cara tersendiri agar waktu mereka bisa bermanfaat. Tak usah mahal-mahal dan mengeluarkan biaya, hanya dengan modal daun pisang kering atau klaras yang ada di sekitar rumah mereka, anak-anak bisa membuat wayang klaras. (Baca juga: Ancaman Pandemi, Pembelajaran Tatap Muka Maksimal Tiga Jam )
Usai mendapatkan daun pisang kering atau klaras ini, anak-anak pun menuju halaman rumah Sutarsih untuk membuat wayang klaras. Sutarsih dikenal warga setempat sebagai pembuat wayang klaras. Dengan telaten dan sabar, anak-anak ini dibimbing Sutarsih untuk membuat wayang klaras.
Pola pertama adalah membuat kepala wayang, lalu badan wayang dan selanjutnya wajah wayang. Terakhir anak-anak ini membuat baju dan rambut wayang sesuai keinginan tokoh yang akan diciptakan anak-anak.
Seorang anak pembuat wayang klaras, Alfarizi, mengatakan, pembuatan wayang ini sangat mudah. “Saya senang karena bisa memanfaatkan waktu dengan belajar membuat wayang klaras,” kata dia.
Tokoh-tokoh wayang yang diciptakan anak-anak dan Sutarsih ini pun bermacam-macam. Ada Cinderela, petani hingga wayang klaras Wali Songo.Tokoh ini mereka buat sesuai dengan kebutuhan cerita yang akan mereka mainkan.
“Saya ingin agar anak-anak di lingkungannya bisa belajar seni yang murah saat pandemi ini,” kata pencipta wayang Klaras, Sutarsih.
Wayang klaras ini sendiri tergolong awet dan tahan lama. Meski hanya berbahan daun pisang kering, namun wayang klaras ini tidak akan busuk dan rapuh asal tidak disimpan di tempat yang lembab.
Puluhan wayang klaras ini sendiri rencananya akan dipentaskan di Pendopo Kabupaten Banyumas atas undangan Bupati Banyumas.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah anak di Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas , Jawa Tengah ini. Mereka membuat wayang klaras atau wayang yang terbuat dari daun pisang yang telah kering.
Selain tanpa biaya, anak-anak menjadi kreatif dan terasah nilai seni mereka. Inilah cara anak-anak di Desa Karang Lo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dalam mengisi waktu jenuh mereka yang belum bisa bersekolah secara tatap muka. (Baca juga: Tanpa Smartphone dan Internet, Anak Desa di Madiun Belajar di Pinggir Jalan )
Mereka mempunyai cara tersendiri agar waktu mereka bisa bermanfaat. Tak usah mahal-mahal dan mengeluarkan biaya, hanya dengan modal daun pisang kering atau klaras yang ada di sekitar rumah mereka, anak-anak bisa membuat wayang klaras. (Baca juga: Ancaman Pandemi, Pembelajaran Tatap Muka Maksimal Tiga Jam )
Usai mendapatkan daun pisang kering atau klaras ini, anak-anak pun menuju halaman rumah Sutarsih untuk membuat wayang klaras. Sutarsih dikenal warga setempat sebagai pembuat wayang klaras. Dengan telaten dan sabar, anak-anak ini dibimbing Sutarsih untuk membuat wayang klaras.
Pola pertama adalah membuat kepala wayang, lalu badan wayang dan selanjutnya wajah wayang. Terakhir anak-anak ini membuat baju dan rambut wayang sesuai keinginan tokoh yang akan diciptakan anak-anak.
Seorang anak pembuat wayang klaras, Alfarizi, mengatakan, pembuatan wayang ini sangat mudah. “Saya senang karena bisa memanfaatkan waktu dengan belajar membuat wayang klaras,” kata dia.
Tokoh-tokoh wayang yang diciptakan anak-anak dan Sutarsih ini pun bermacam-macam. Ada Cinderela, petani hingga wayang klaras Wali Songo.Tokoh ini mereka buat sesuai dengan kebutuhan cerita yang akan mereka mainkan.
“Saya ingin agar anak-anak di lingkungannya bisa belajar seni yang murah saat pandemi ini,” kata pencipta wayang Klaras, Sutarsih.
Wayang klaras ini sendiri tergolong awet dan tahan lama. Meski hanya berbahan daun pisang kering, namun wayang klaras ini tidak akan busuk dan rapuh asal tidak disimpan di tempat yang lembab.
Puluhan wayang klaras ini sendiri rencananya akan dipentaskan di Pendopo Kabupaten Banyumas atas undangan Bupati Banyumas.
(nth)