Kisah Rara Mendut, Legenda Cinta Romeo dan Juliet dari Tanah Jawa
loading...
A
A
A
Rara Mendut atau Roro Mendut adalah salah satu sosok legenda yang kerap muncul di cerita rakyat klasik. Dirinya digambarkan sebagai wanita yang punya paras menarik.
Terdapat cukup banyak versi cerita Rara Mendut yang beredar di masyarakat. Salah satu kisah yang cukup populer adalah kisah cintanya dengan Pranacitra atau Pronocitro.
Kisah Rara Mendut ini muncul ketika era Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung. Rara adalah gadis cantik yang dijadikan anak angkat oleh seorang nelayan bernama Kakek Siwo, yang berasal dari desa pesisir Telukcikal, Pati, Jawa Tengah.
Kisah cinta Rara Mendut ini bermula ketika berita kecantikannya telah tersebar dan didengar oleh Adipati Pragolo II. Penguasa Kadipaten Pati itu pun bermaksud menjadikannya sebagai selir.
Sayangnya, ajakan Adipati Pragolo II ini selalu ditolak oleh Rara Mendut. Dari situlah sang penguasa kadipaten mengutus beberapa pengawalnya untuk menculik wanita cantik tersebut.
Sebelum resmi dinikahi oleh Adipati Pragolo II, Kadipaten Pati sedang terjadi gejolak. Sultan Agung menuding Adipati Pragolo II sebagai pemberontak karena tidak mau membayar upeti kepada Kesultanan Mataram.
Dari situlah terjadi peperangan antara Kesultanan Mataram dengan Kadipaten Pati yang menyebabkan Adipati Pragolo II tewas.
Para prajurit yang dikomandani panglima perang Mataram, Tumenggung Wiraguna lantas segera merampas harta kekayaan Kadipaten Pati, termasuk Roro Mendut.
Karena langsung jatuh cinta dengan kecantikan Rara Mendut, Tumenggung Wiraguna lantas membujuknya untuk dijadikan selir. Namun tawaran itu selalu ditolak oleh Rara Mendut.
Bahkan, di hadapan panglima itu, ia berani terang-terangan menyatakan bahwa dirinya telah memiliki kekasih bernama Pranacitra. Sikap Roro Mendut yang keras kepala itu membuat Tumenggung Wiraguna murka.
Meski begitu, Rara Mendut tak gentar dan teguh pada pendiriannya. Oleh karena masih dalam pengawasan prajurit Mataram, Roro Mendut kemudian meminta izin untuk berdagang rokok di pasar.
Tumenggung Wiraguna pun menyetujuinya. Ternyata, dagangan rokoknya laku keras, bahkan, orang juga beramai-ramai membeli puntung rokok bekas isapan Rara Mendut.
Suatu hari, ketika sedang berjualan di pasar, Rara Mendut bertemu dengan Pranacitra yang sengaja datang mencari kekasihnya. Pranacitra berusaha mencari jalan untuk bisa melarikan kekasihnya dari Mataram.
Setiba di istana, Rara Mendut menceritakan perihal pertemuannya dengan Pranacitra kepada Putri Arumardi, salah seorang selir Wiraguna, dengan harapan dapat membantunya keluar dari istana.
Rara Mendut tahu persis bahwa Putri Arumardi tidak setuju jika Wiraguna menambah selir lagi.
Putri Arumardi dan selir Wiraguna lainnya yang bernama Nyai Ajeng menyusun siasat untuk mengeluarkan Rara Mendut keluar dari istana. Bersama dengan Pranacitra, Roro Mendut berusaha untuk kembali ke kampung halamannya di Kadipaten Pati.
Sayangnya, pelarian itu justru diketahui oleh Wiraguna. Pasangan itu kemudian ditangkap dan dibawa kembali ke Mataram.
Secara diam-diam Wiraguna meminta anak buahnya untuk membunuh kekasih Rara Mendut. Setelah itu, dirinya kembali meminta Rara menerima tawarannya untuk menjadi selir.
Rara Mendut rupanya tetap menolak, dan dari situlah dia diberitahu jika kekasihnya telah meninggal. Setelah mengetahui hal itu, Rara langsung marah besar dan memilih untuk bunuh diri.
Itulah akhir kisah cinta Rara Mendut yang sudah dibawa kemana-mana dan ditawari harta oleh sejumlah petinggi kerajaan, karena kecantikannya. Namun ia tetap setia dengan sang kekasih hingga akhir hayat.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Terdapat cukup banyak versi cerita Rara Mendut yang beredar di masyarakat. Salah satu kisah yang cukup populer adalah kisah cintanya dengan Pranacitra atau Pronocitro.
Kisah Rara Mendut ini muncul ketika era Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung. Rara adalah gadis cantik yang dijadikan anak angkat oleh seorang nelayan bernama Kakek Siwo, yang berasal dari desa pesisir Telukcikal, Pati, Jawa Tengah.
Kisah Rara Mendut
Kisah cinta Rara Mendut ini bermula ketika berita kecantikannya telah tersebar dan didengar oleh Adipati Pragolo II. Penguasa Kadipaten Pati itu pun bermaksud menjadikannya sebagai selir.
Sayangnya, ajakan Adipati Pragolo II ini selalu ditolak oleh Rara Mendut. Dari situlah sang penguasa kadipaten mengutus beberapa pengawalnya untuk menculik wanita cantik tersebut.
Sebelum resmi dinikahi oleh Adipati Pragolo II, Kadipaten Pati sedang terjadi gejolak. Sultan Agung menuding Adipati Pragolo II sebagai pemberontak karena tidak mau membayar upeti kepada Kesultanan Mataram.
Dari situlah terjadi peperangan antara Kesultanan Mataram dengan Kadipaten Pati yang menyebabkan Adipati Pragolo II tewas.
Para prajurit yang dikomandani panglima perang Mataram, Tumenggung Wiraguna lantas segera merampas harta kekayaan Kadipaten Pati, termasuk Roro Mendut.
Karena langsung jatuh cinta dengan kecantikan Rara Mendut, Tumenggung Wiraguna lantas membujuknya untuk dijadikan selir. Namun tawaran itu selalu ditolak oleh Rara Mendut.
Bahkan, di hadapan panglima itu, ia berani terang-terangan menyatakan bahwa dirinya telah memiliki kekasih bernama Pranacitra. Sikap Roro Mendut yang keras kepala itu membuat Tumenggung Wiraguna murka.
Meski begitu, Rara Mendut tak gentar dan teguh pada pendiriannya. Oleh karena masih dalam pengawasan prajurit Mataram, Roro Mendut kemudian meminta izin untuk berdagang rokok di pasar.
Tumenggung Wiraguna pun menyetujuinya. Ternyata, dagangan rokoknya laku keras, bahkan, orang juga beramai-ramai membeli puntung rokok bekas isapan Rara Mendut.
Suatu hari, ketika sedang berjualan di pasar, Rara Mendut bertemu dengan Pranacitra yang sengaja datang mencari kekasihnya. Pranacitra berusaha mencari jalan untuk bisa melarikan kekasihnya dari Mataram.
Setiba di istana, Rara Mendut menceritakan perihal pertemuannya dengan Pranacitra kepada Putri Arumardi, salah seorang selir Wiraguna, dengan harapan dapat membantunya keluar dari istana.
Rara Mendut tahu persis bahwa Putri Arumardi tidak setuju jika Wiraguna menambah selir lagi.
Putri Arumardi dan selir Wiraguna lainnya yang bernama Nyai Ajeng menyusun siasat untuk mengeluarkan Rara Mendut keluar dari istana. Bersama dengan Pranacitra, Roro Mendut berusaha untuk kembali ke kampung halamannya di Kadipaten Pati.
Sayangnya, pelarian itu justru diketahui oleh Wiraguna. Pasangan itu kemudian ditangkap dan dibawa kembali ke Mataram.
Secara diam-diam Wiraguna meminta anak buahnya untuk membunuh kekasih Rara Mendut. Setelah itu, dirinya kembali meminta Rara menerima tawarannya untuk menjadi selir.
Rara Mendut rupanya tetap menolak, dan dari situlah dia diberitahu jika kekasihnya telah meninggal. Setelah mengetahui hal itu, Rara langsung marah besar dan memilih untuk bunuh diri.
Itulah akhir kisah cinta Rara Mendut yang sudah dibawa kemana-mana dan ditawari harta oleh sejumlah petinggi kerajaan, karena kecantikannya. Namun ia tetap setia dengan sang kekasih hingga akhir hayat.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(ams)