Istilah Blangwir dan Sejarah Berdiri Korps Pemadam Kebakaran

Senin, 02 September 2019 - 05:00 WIB
Istilah Blangwir dan Sejarah Berdiri Korps Pemadam Kebakaran
Istilah Blangwir dan Sejarah Berdiri Korps Pemadam Kebakaran
A A A
ISTILAH Blangwir yang melekat dengan mobil pemadam kebakaran sampai saat ini, ternyata tak lepas dari sejarah panjang berdirinya korps petugas pemadam kebakaran (PMK).

Bagi masyarakat di beberapa kota, seperti Jakarta, Semang, dan Malang, istilah Blangwir atau ada yang menyebut Blangwer bagi kendaraan pemadam kebakaran sudah melekat sejak lama. Secara spontan menyebut blangwir lewat, untuk mobil pemadam kebakaran dengan sirene meraung-raung memecah kepadatan lalu lintas menuju lokasi kebakaran.

Ternyata istilah Blangwir tak lepas dari sejarah terbentuknya korps pemadam kebakaran pada zaman penjajahan hindia Belanda yang disebut de Brandweer. Posisi korps pemadam kebakaran setara dengan petugas polisi yang disebut sebagai institusi elite pengaman kota.

Jadi istilah di tiap-tiap daerah di Indonesia bisa jadi berbeda, tetapi akar katanya berasal dari bahasa Belanda yaitu brandweer. Karena pengucapan yang cukup sulit di lidah orang Indonesia, maka kata Brandweer dibuat lebih gampang menjadi Blangwir.

Dua peristiwa penting yang dianggap menjadi tonggak sejarah awal berdirinya de Brandweer atau Pemadam Kebakaran ada di Jakarta dan Surabaya pada rentang waktu berbeda. Berdirinya de Brandweer di Surabaya dilaksanakan pasca-Prancis berkuasa atas Belanda pada 1795.

Adapun de Brandweer di Jakarta terbentuk saat Belanda memperoleh kedaulatan melalui kongres Vienna pada 1815, setelah Prancis kalah telak dengan Inggris pada tahun 1814. Namun, berdasar catatan buku Dari BRANDWEER ke Dinas Kebakaran DKI Jakarta, pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk satuan pemadam pada 1873.

Pada 1873, ketika itu terjadi kebakaran besar di Kramat-Kwitang. Kemudian dan residen (sekarang Gubernur DKI Jakarta) mengeluarkan peraturan (reglemet) pada 1915 dengan nama Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Vorsteden van Batavia. Korps Brandweer ini dibentuk untuk menangani masalah kebakaran di Batavia (Jakarta).

Pasukan Pemadam Kebakaran juga memiliki sistem kepangkatan seperti di instansi militer atau kepolisian. Sebagai contoh, di Malang saat pertama kali dibentuk anggota Blangwir (baca petugas Pemadam Kebakaran) adalah para Gemeentepersonel atau pegawai pemerintahan.

Mereka terdiri dari satu orang Commandant yang dijabat oleh orang Belanda, satu orang Brandmeester biasanya dijabat oleh dua orang Indonesia, delapan orang Adjudant Brandmeester yang semuanya adalah orang pribumi.

Ditambah enam orang sopir dan 20 anggota pemadam kebakaran. Sedangkan kendaraan yang digunakan, adalah satu auto Chevrolet slangen, satu auto Chevrolet ladderwagen, dua auto Benz waterwagens, dan dua motorspuiten.

Sejarah keberadaan de Brandweer di wilayah lain di Indonesia juga diunggah akun twitter @fotolawas dengan menampilkan foto sejumlah petugas pemadam kebakaran (de Brandweer) memadamkan api lengkap dengan peralatan berupa tangga dan selang air di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara.

Dituliskan keterangan; Di Tanjung Balai Asahan sendiri – yang sepanjang awal abad 20 dilanda beberapa kebakaran besar, brandweer amatlah krusial. Menariknya, selain yang digerakkan orang Eropa-Tionghoa-Melayu, di sini ada brandweer binaan imigran² Jepang yang terkenal gesit.

Sampai saat ini keberadaan petugas pemadam kebakaran menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dinas Pemadam Kebakaran dan/atau BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran dan bencana. Termasuk istilah Blangwir atau Blangweer masih melekat untuk menyebut mobil pemadam kebakaran, yang berasal dari kata de Brandweer.

Diolah dari berbagai sumber
Wikipedia
Twitter @potretlawas
Ngalam.co
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4586 seconds (0.1#10.140)