Kisah Legenda Kopassus Nyaris Tembak Jenderal LB Moerdani Gegara Rencana Penculikan KSAD

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 06:15 WIB
loading...
Kisah Legenda Kopassus...
Legenda Kopassus Kolonel Inf Agus Hernoto bersama Jenderal LB Moerdani. Foto/Istimewa
A A A
KOMANDO Pasukan Khusus (Kopassus) adalah pasukan elite TNI AD yang dikenal melahirkan prajurit-prajurit pemberani dan patriotik. Salah satu prajurit yang melegenda dalam sejarah karena keberaniannya adalah Kolonel Inf Agus Hernoto.

Namanya tak hanya dikenal karena sepak terjangnya di medan pertempuran, tetapi juga karena insiden dramatis yang melibatkan dirinya dan Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani tokoh besar militer Indonesia.

Dalam buku biografinya berjudul “Kolonel Inf. Agus Hernoto: Legenda Pasukan Komando dari Kopassus menyebutkan Agus Hernoto lahir di Malang, Jawa Timur pada 1 Agustus 1930 adalah sosok yang sangat dihormati di Korps Baret Merah.



Keberanian dan keteguhannya dalam menjalankan misi operasi menjadikannya legenda di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Tak heran, pada tahun 1987, Presiden Soeharto menganugerahi Agus Hernoto dengan medali “Bintang Sakti,” sebuah penghargaan tertinggi bagi mereka yang menunjukkan keberanian luar biasa dalam tugas operasi militer.

Penghargaan ini membuatnya sejajar dengan Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani, atau Jenderal Benny Moerdani, yang sebelumnya juga menerima “Bintang Sakti” dari Presiden Soekarno.

Namun di balik keberanian dan kepatriotisme Agus Hernoto, tersimpan kisah ketegangan yang pernah terjadi antara dirinya dan Benny Moerdani. Insiden ini berawal dari ketidakpuasan banyak prajurit Kopassus terhadap kepemimpinan Mayor Djaelani.



Komandan RPKAD saat itu, yang merencanakan penculikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Kolonel A.H. Nasution.

Rencana tersebut diprakarsai oleh Panglima Tentara Teritorium I, Kolonel Zulkifli Lubis, yang tidak puas dengan situasi nasional dan kesejahteraan prajurit TNI yang dinilai kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Pada tanggal 26 November 1956, ketegangan mencapai puncaknya ketika rentetan tembakan memecah kesunyian Kompleks Asrama RPKAD di Batujajar, Bandung. Pasukan Kompi B yang tidak setuju dengan rencana penculikan mengamuk.

Alhasil terlibat baku tembak dengan perwira Kompi A yang dipimpin oleh Benny Moerdani. Di tengah kekacauan, Sersan Agus Hernoto kecewa dengan kepemimpinan Djaelani, menghadang Benny Moerdani sambil menodongkan senjata ke wajahnya.

“Mau ke mana?” gertak Hernoto. Benny yang baru pulih dari sakit dengan tenang menjawab, “Ke kantor.”



Meski situasi saat itu sangat tegang, Benny berhasil meredakan emosi para prajurit dengan perintahnya yang tegas untuk menurunkan senjata.

Dia kemudian mengajak Agus Hernoto dan beberapa prajurit lainnya untuk menemui Djaelani dan menjelaskan situasi yang terjadi.

Djaelani akhirnya menyerah dan memberikan pistolnya kepada Benny, menyelamatkan situasi yang nyaris berakhir tragis. Usai insiden itu, hubungan antara Benny Moerdani dan Agus Hernoto justru semakin erat.

Keduanya menjalin persahabatan seumur hidup, meskipun pernah terjadi ketegangan yang luar biasa di antara mereka. Ketika Agus Hernoto kemudian dikeluarkan dari RPKAD karena cacat setelah operasi pembebasan Papua, Benny lah yang menyelamatkannya.

Benny mengajaknya bergabung di Opsus, sebuah unit khusus di bawah Wakil Asisten Intelijen Kostrad Mayjen TNI Ali Moertopo. Kisah ini menunjukkan keberanian dan loyalitas Agus Hernoto sebagai salah satu legenda prajurit Kopassus.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2212 seconds (0.1#10.140)