Kisah Heroik Tan Peng Nio, Prajurit Wanita Anggota Pasukan Khusus saat Melawan Tentara Belanda

Minggu, 28 Juli 2024 - 07:39 WIB
loading...
Kisah Heroik Tan Peng...
Tan Peng Nio merupakan prajurit wanita anggota pasukan khusus dalam perang melawan penjajah Belanda di wilayah Kebumen, Jawa Tengah pada tahun 1740. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
TAN Peng Nio merupakan prajurit wanita anggota pasukan khusus dalam perang melawan penjajah Belanda di wilayah Kebumen, Jawa Tengah pada tahun 1740.

Keberanian dan kehebatannya dalam peperangan melawan Belanda memuat Tan Peng Nio disebut-sebut mirip dengan tokoh Mulan, seorang pejuang wanita dari China.



Tan Peng Nio merupakan putri dari Jenderal Tan Wan Swee seorang pejabat saat Kaisar Qianlong berkuasa pada 25 September 1711-1799.

Kaisar ini berasal dari Dinasti Qing di China. Sang jenderal melakukan pemberontakan terhadap terhadap kaisar namun berakhir dengan kegagalan.

Usai kudeta gagal, Tan Peng Nio kecil kemudian dititipkan kepada Lia Beeng Goe, seorang ahli pembuat peti mati dan ahli bela diri yang merupakan sahabat ayahnya.

Tan Peng Nio selanjutnya diajak melarikan diri oleh Lia Beeng Goe ke Singapura, dan berlanjut ke Jakarta.



Kisah Mulan Van Java ini dimulai saat Belanda menjajah Indonesia melalui kongsi dagang Hindia Timur Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Tan Peng Nio angkat senjata melawan kebrutalan penjajah Belanda dengan kepanjangan tangan VOC pasca terjadinya Geger Pecinan.

Kala itu kondisi Jakarta genting lantaran terjadi pembantaian etnis Tionghoa oleh tentara VOC Belanda yang sangat bengis dan kejam.

Ancaman pembunuhan oleh tentara Belanda membuat Tan Peng Nio akhirnya memilih mengungsi ke arah timur. Menempuh perjalanan jauh, dia akhirnya tiba di wilayah Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah.

Tan Peng Nio dalam perjalanan di Kutowinangun bertemu dengan Kiai Honggoyudho yang mahir membuat senjata. Pertemuan itu membuat semangatnya untuk melawan penjajah VOC Belanda berkobar.

Dengan kemampuan beladiri dan siasat perang yang dimiliki, Tan Peng Nio pun bergabung dengan pejuang kemerdekaan dan bertempur melawan tentara Belanda dengan menyamar sebagai seorang laki-laki.

Dia ikut bersama Pangeran Garendi saat peperangan dan penyerbuan selama 16 tahun (1741-1757).

Tan Peng Nio masuk ke dalam pasukan khusus bentukan KRT Kolopaking II yang beranggotakan 200 prajurit untuk bertempur melawan tentara Belanda.

Konon prajurit wanita yang mirip dengan kisah heroik Mulan dari China itu berperang dengan menyamar sebagai seorang laki-laki. Pasukan ini dikirimkan untuk membantu pasukan Pangeran Garendi melawan tentara kompeni Belanda yang kejam dan bengis.

Peperangan yang berlangsung selama bertahun-tahun itu akhirnya berujung pada perundingan Giyanti pada 13 Februari 1755.

Perundingan ini dilakukan antara VOC Belanda dengan Kerajaan Mataram yang diwakili oleh Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi.

Hingga akhirnya perundingan menyepakati pembagian kekuasaan Kerajaan Mataram kepada Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi.

Selanjutnya usai perundingan Giyanti, Mulan Van Java ini menikah dengan KRT Kolopaking III. Pasangan ini memutuskan menetap di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Usai menikah Tan Peng Nio mendapat gelar Raden Ayu (RA).

Pernikahannya dengan KRT Kolopaking III dikaruniai dua anak, yakni KRT Endang Kertawangsa dan RA Mulat Ningrum. RA Tan Peng Nio meninggal dan dimakamkan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jateng.

Kini makamnya RA Tan Peng Nio yang bercorak Tionghoa itu masih terawat dengan baik.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1246 seconds (0.1#10.140)