Ngeri! Ini Penampakan Gunung Merapi Meletus dan Semburkan Awan Panas 1,2 Km

Senin, 22 Juli 2024 - 05:52 WIB
loading...
Ngeri! Ini Penampakan...
Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jateng meletus atau erupsi dengan menyemburkan awan panas guguran (wedus gembel) pada Senin (22/7/2024) pukul 04.04 WIB. Foto/Badan Geologi
A A A
SLEMAN - Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jateng meletus atau erupsi pada Senin (22/7/2024) dinihari. Gunung paling aktif di Indonesia ini menyemburkan awan panas guguran (wedus gembel) pada pukul 04.04 WIB.

Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tersebut memiliki amplitudo max 40 mm dengan durasi 126 detik dan jarak luncur 1.200 meter (1,2 km).



Awan panas guguran tersebut mengarah ke hulu Kali Bebeng sementara arah angin ke Barat.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," tulis BPPTKG.



Sebelumnya sepanjang Minggu (21/7/2024) mulai pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, gunung dengan ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini secara umum terlihat jelas.

Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25-125 meter di atas puncak kawah.



Aktivitas kegempaan di antaranya adalah gempa guguran sebanyak 56 kali dengan Amplitudo 2-30 mm berdurasi 19.92-155.88 detik.

Sebanyak 5 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-8 mm, S-P 0.3-0.8 detik dan durasi : 5.96-7.4 detik. 1 kali gemla vulkanik dangkal dengan amplitudo 40 mm, durasi 8.96 detik

"Satu kali gempa tektonik jauh amplitudo 5 mm, S-P tidak terbaca, durasi 181.44 detik," ungkap BPPTKG

Di samping itu juga teramati 10 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter. BPPTKG menandaskan belum ada perubahan status tingkat aktivitas Gunung Merapi yaitu masih Level III atau Siaga.

Menurut BPPTKG potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Dari Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

"Masyarakat kami imbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan selalu mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," imbau BPPTKG.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2565 seconds (0.1#10.140)