Efisiensi Logistik, Pelaku Bisnis Multimoda Harus Berkolaborasi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Beberapa upaya dan target kinerja pemerintah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 erat kaitannya dengan sektor logistik.
(Baca juga: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu )
Target tersebut di antaranya, perbaikan ease of doing business (indeks kemudahan berbisnis), penurunan biaya logistik, mengurangi disparitas harga antara kawasan barat dan timur, memperbanyak pusat pertumbuhan ekonomi (pariwisata dan logistik), serta membawa Indonesia masuk dalam rantai suplai logistik dunia.
Hal itu dipaparkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Agung Kuswandono pada webinar Marine Logistics Academy. Ia mengatakan, bahwa permasalahan terkait penataan ekosistem logistik nasional harus dikerjakan bersama secara holistik.
"Pengembangan maritim termasuk yang mencakup banyak sektor dalam membangun (keterpaduan logistik di) Indonesia," katanya. (Baca juga: Tak Main-main, Oknum Kemenhub dan Teman Wanitanya Bawa 3 Kg Sabu )
Agung mencontohkan, misalnya pengembangan pelabuhan yang harus terkoneksi dengan akses jalan, layanan trucking, adanya fasilitas pendukung seperti cold storage untuk komoditas pangan misalnya.
Pelabuhan dengan manajemen digital yang efektif perlu dikembangkan untuk operasional yang efisien. Selain itu juga yang berkonsep greenport, karena pelabuhan tidak hanya milik industri, tapi lingkungan di sekitarnya juga milik masyarakat.
"Salah satu yang sudah baik dan relatively berstandar internasional ialah Terminal Teluk Lamong yang dikelola Pelindo III (di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya). Jadi memang harus dikerjakan bersama oleh para pelaku bisnis logistik . Tidak bisa sektoral," tegasnya
Pada diskusi yang sama, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan, Cris Kuntadi membenarkan, bahwa perlu ada terobosan yang dilakukan bersama oleh para pemangku kepentingan logistik .
(Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Ini Daftar Korbannya )
(Baca juga: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu )
Target tersebut di antaranya, perbaikan ease of doing business (indeks kemudahan berbisnis), penurunan biaya logistik, mengurangi disparitas harga antara kawasan barat dan timur, memperbanyak pusat pertumbuhan ekonomi (pariwisata dan logistik), serta membawa Indonesia masuk dalam rantai suplai logistik dunia.
Hal itu dipaparkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Agung Kuswandono pada webinar Marine Logistics Academy. Ia mengatakan, bahwa permasalahan terkait penataan ekosistem logistik nasional harus dikerjakan bersama secara holistik.
"Pengembangan maritim termasuk yang mencakup banyak sektor dalam membangun (keterpaduan logistik di) Indonesia," katanya. (Baca juga: Tak Main-main, Oknum Kemenhub dan Teman Wanitanya Bawa 3 Kg Sabu )
Agung mencontohkan, misalnya pengembangan pelabuhan yang harus terkoneksi dengan akses jalan, layanan trucking, adanya fasilitas pendukung seperti cold storage untuk komoditas pangan misalnya.
Pelabuhan dengan manajemen digital yang efektif perlu dikembangkan untuk operasional yang efisien. Selain itu juga yang berkonsep greenport, karena pelabuhan tidak hanya milik industri, tapi lingkungan di sekitarnya juga milik masyarakat.
"Salah satu yang sudah baik dan relatively berstandar internasional ialah Terminal Teluk Lamong yang dikelola Pelindo III (di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya). Jadi memang harus dikerjakan bersama oleh para pelaku bisnis logistik . Tidak bisa sektoral," tegasnya
Pada diskusi yang sama, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan, Cris Kuntadi membenarkan, bahwa perlu ada terobosan yang dilakukan bersama oleh para pemangku kepentingan logistik .
(Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Ini Daftar Korbannya )