RSUD Moewardi Solo Perluas Ruang Perawatan COVID-19
loading...
A
A
A
SOLO - RSUD Dr Moewardi Solo memperluas ruang perawatan pasien corona virus (COVID-19) guna mengantisipasi lonjakan pasien yang diprediksi berlangsung pada Mei 2020. Rumah sakit kini mampu menampung 128 pasien COVID-19, termasuk bayi dan anak-anak.
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengemukakan, perluasan ruang perawatan yang dilakukan saat ini sudah yang ketiga kalinya. Pada awalnya, hanya menggunakan ruang Anggrek I yang merupakan ruang isolasi.
"Kemudian diperluas ke semua ruang Anggrek I, itu yang pertama. Perluasan yang kedua ruang Melati dan Mawar," kata Eko Haryati saat dihubungi SINDOnews, Jumat (1/5/2020).
Ruang Melati I dilakukan pembongkaran total karena harus membuat jalan untuk petugas, dan untuk pasien karena jalurnya berbeda. Taman juga dibongkar menjadi untuk jalan, serta membuat kamar mandi untuk petugas medis. "petugas kalau ruang isolasi kan harus mandi di tempat," katanya.
Selain itu juga dibuat ruang bertekanan negatif. Kamar yang disekat untuk satu kamar satu pasien berada di ruang Anggrek. Pasien yang sudah dinyatakan positif ditempatkan di ruang tersendiri. Sehingga pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif Covid keberadaannya dipisah.
Perluasan ruang perawatan Covid-19 dilakukan karena diprediksi terjadi lonjakan pasien pada Mei ini. Namun pihaknya berharap tidak terjadi lonjakan yang signifikan. Dengan perluasan ruang perawatan, otomatis juga tenaga medis yang menangani juga ditambah. Untuk perawat, jumlahnya untuk satu ruangan memncapai 57 orang. Sehingga total jumlah perawatnya kini mencapai 150 orang.
Ruang Melati I yang mulai beroperasi, memiliki kapasitas total 57 tempat tidur dan dilengkapi dengan fasilitas ruang operasi, ICU, ruang bersalin, ruang perawatan bayi, anak dan dewasa, ruang hemodialisa atau cuci darah serta kamar jenazah. Semuanya khusus untuk pasien COVID-19.
Balita dan anak anak yang positif Covid-19 disediakan tempat khusus di Melati I. Untuk bayi ada 3 boks, dan 4 untuk anak-anak. Karena bayi, perlakuannya harus berbeda mengingat tidak bisa memakai masker, dan lainnya. Demikian pula anak-anak, harus ditunggui oleh orang tuanya atau orang terdekatnya.
"Yang menunggui harus satu orang sama. Selama pasien dirawat yang menunggui juga tidak boleh keluar. Perlakuannya juga sama, seperti di-swab," katanya.
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengemukakan, perluasan ruang perawatan yang dilakukan saat ini sudah yang ketiga kalinya. Pada awalnya, hanya menggunakan ruang Anggrek I yang merupakan ruang isolasi.
"Kemudian diperluas ke semua ruang Anggrek I, itu yang pertama. Perluasan yang kedua ruang Melati dan Mawar," kata Eko Haryati saat dihubungi SINDOnews, Jumat (1/5/2020).
Ruang Melati I dilakukan pembongkaran total karena harus membuat jalan untuk petugas, dan untuk pasien karena jalurnya berbeda. Taman juga dibongkar menjadi untuk jalan, serta membuat kamar mandi untuk petugas medis. "petugas kalau ruang isolasi kan harus mandi di tempat," katanya.
Selain itu juga dibuat ruang bertekanan negatif. Kamar yang disekat untuk satu kamar satu pasien berada di ruang Anggrek. Pasien yang sudah dinyatakan positif ditempatkan di ruang tersendiri. Sehingga pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif Covid keberadaannya dipisah.
Perluasan ruang perawatan Covid-19 dilakukan karena diprediksi terjadi lonjakan pasien pada Mei ini. Namun pihaknya berharap tidak terjadi lonjakan yang signifikan. Dengan perluasan ruang perawatan, otomatis juga tenaga medis yang menangani juga ditambah. Untuk perawat, jumlahnya untuk satu ruangan memncapai 57 orang. Sehingga total jumlah perawatnya kini mencapai 150 orang.
Ruang Melati I yang mulai beroperasi, memiliki kapasitas total 57 tempat tidur dan dilengkapi dengan fasilitas ruang operasi, ICU, ruang bersalin, ruang perawatan bayi, anak dan dewasa, ruang hemodialisa atau cuci darah serta kamar jenazah. Semuanya khusus untuk pasien COVID-19.
Balita dan anak anak yang positif Covid-19 disediakan tempat khusus di Melati I. Untuk bayi ada 3 boks, dan 4 untuk anak-anak. Karena bayi, perlakuannya harus berbeda mengingat tidak bisa memakai masker, dan lainnya. Demikian pula anak-anak, harus ditunggui oleh orang tuanya atau orang terdekatnya.
"Yang menunggui harus satu orang sama. Selama pasien dirawat yang menunggui juga tidak boleh keluar. Perlakuannya juga sama, seperti di-swab," katanya.
(abd)