Menapak Jejak Sejarah Candi Gedong Songo di Lereng Gunung Ungaran

Minggu, 23 Agustus 2020 - 05:01 WIB
loading...
Menapak Jejak Sejarah Candi Gedong Songo di Lereng Gunung Ungaran
Candi Gedong Songo di Kabupaten Semarang. FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
Candi Gedong Songo di Kabupaten Semarang merupakan destinasi wisata di Jawa Tengah yang tak hanya menebar pesona keindahan alam di atas lereng Gunung Ungaran, namun juga merupakan benda cagar budaya yang memiliki jejak sejarah.

Candi yang berada di ketinggian 1.200 mdpl dengan suhu yang dingin ini tepatnya berada di Dusun Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

Komplek candi ini pertama kali ditemukan oleh Loten pada tahun 1740 dan dibangun pada abad VIII Masehi. Nama Gedong berasal dari bahasa Jawa, Gedong bermakna rumah atau bangunan dan Songo bermakna sembilan. Jadi Gedong Songo mempunyai arti sembilan bangunan (kelompok bangunan).
(Baca juga : Berburu Karomah di Makam Nyai Kopek, Penyebar Agama Islam di Salatiga )

Namun ketika mengunjungi candi Gedong Songo, Anda hanya akan mendapati 5 komplek candi. Sehingga hal itu telah memunculkan misteri yang belum terjawab, apakah ada makna lain dari kata 'Gedong Songo' atau masih ada 4 komplek candi lainnya yang belum ditemukan?

Keberadaan Candi Gedong Songo di lereng Gunung Ungaran bukan tanpa alasan. Sejak dulu umat Hindu percaya bahwa gunung adalah tempat tinggalnya para Dewa dan diyakini sebagai tempat persembahan kepada roh nenek moyang.

Candi Gedong Songo juga menyimpan kekhasan tersendiri dengan adanya akulturasi budaya. Itu tergambar dengan adanya kepercayaan kepada Parswadewata, yakni persembahan kepada ruh nenek moyang yang bersatu dengan Siwa yang pada candi disimbolkan dengan Lingga-Yoni yang dikawal oleh tiga dewa (Durga, Ganesha, dan Agastya).

Sisi lain yang menarik dari candi Gedong Songo adalah posisi candi yang diletakkan berderet dari bawah hingga ke atas perbukitan. Belum ada jawaban yang menjelaskan mengapa posisi candi dibuat sedemikian rupa.

Akan tetapi ada yang mempercayai jika posisi candi menggambarkan hirarki kesucian yang berarti bahwa candi yang diatasnya lebih suci dari candi di bawahnya. Atau ada juga yang mempercayai bahwa posisi candi menggambarkan petunjuk suatu prosesi keagamaan yang dilakukan dari candi terbawah hingga teratas.

Anatomi candi-candi Gedong Songo sama halnya dengan candi pada umumnya, yaitu terdiri atas tiga bagian: kaki, tubuh, dan atap. Pada ketinggian 1.208 m terdapat Gedong I yang menghadap ke barat, di dalam biliknya masih tersimpan Yoni namun lingganya sudah tidak ada. Gedong II berada di posisi 1.274 m, pada posisi ini terdapat dua candi induk dan berhadapan dengan candi perwara yang sayang kini telah runtuh.
Menapak Jejak Sejarah Candi Gedong Songo di Lereng Gunung Ungaran

Foto: SINDOnews/Ahmad Antoni

Sementara Gedong III berada di ketinggian 1.297 m, gedong ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap barat yang dilengkapi dengan arca, candi apit yang menghadap utara, dan candi perwara yang diletakkan di depan candi induk. Mahakala dan Nandiswara terdapat di kanan-kiri pintu candi.

Sementara Gedong IV berada pada ketinggian 1.295 m, gedong ini terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari candi induk dan delapan candi perwara, sub kedua terdiri dari candi satu candi perwara, dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua candi perwara.

Pada Gedong V terdapat candi induk yang diapit reruntuhan candi perwara, lokasinya berada pada ketinggian 1.308 m, dan terdapat arca Ganesha. Jika pengunjung merasa lelah untuk bisa sampai di Gedong V pada ketinggian 1.308 m tersebut, tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah menyiapkan kuda sewaan. Selain itu, terdapat juga pemandian air panas yang sumber airnya berasal dari kawah pegunungan Ungaran.

Salah seorang pemandu,Wibowo membenarkan keterangan yang menyebutkan Candi Gedong Songo dibangun pada abad VIII Masehi. (Baca juga : Bung Karno Meracik Kemerdekaan Sejak di Peneleh )

Menurutnya, Candi Gedong I merupakan salah satu candi yang memiliki bentuk cukup utuh, meski bagian atasnya sudah tidak sempurna, di antara candi di kawasan Gedong Songo tersebut.

Ia menambahkan, dengan tinggi sekitar 4 hingga 5 meter candi kokoh berdiri di atas sebuah batur. Kaki candi setinggi 1 meter itu memiliki pahatan relief sulur dan bunga, atau yang biasa disebut dengan padma yang mengelilinginya.

“Candi tersebut juga memiliki ruangan kecil dan berdiri menghadap Timur yang disertai dengan tangga kecil di pintu masuknya,” terang Wibowo.

“Candi Gedong Songo dibangun di bawah kekuasaan Mataram Kuno di masa pemerintahan Raja Putera Sanjaya. Bentuk dan relief dari candi ini yang dijadikan bukti bahwa dibangun di masa dinasti Sanjaya, tapi masih diteliti lagi oleh para ahli arkelog. Dari bentuk candi juga diketahui bahwa ini adalah candi dengan corak agama Hindu,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, banyak arca Dewa Hindu yang terdapat di Candi Gedong Songo, seperti arca Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahakala, Syiwa Mahadewa, Maharsi Agastya, dan Ganesha Durgamahesasuramardhani.

“Pada area perbukitan juga menjadi salah satu kepercayaan pemeluk agama Hindu yang percaya gunung merupakan tempat para Dewa, sehingga menjadikan Candi Gedong Songo berfungsi sebagai tempat ibadah para pemeluk agama Hindu,” ujarnya.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1514 seconds (0.1#10.140)