Kisah Akhir Hayat Gajah Mada Moksa Dikepung Pasukan Elite Majapahit
loading...
A
A
A
Mahapatih Majapahit Gajah Mada konon menjadi pihak yang paling disalahkan usai peristiwa Perang Bubat. Peristiwa itu mengubah garis hidup Gajah Mada dan Kerajaan Majapahit di bawah Hayam Wuruk.
Gajah Mada dianggap menjadi dalang gagalnya pernikahan Hayam Wuruk yang masih menjomblo hingga usia 23 tahun ketika jadi raja. Alhasil pejabat penting istana memerintahkan pasukan untuk mencari keberadaan Gajah Mada untuk diminta pertanggungjawabannya.
Pasukan Majapahit mendatangi rumah Gajah Mada dan mengepungnya. Pasukan itu meminta Gajah Mada untuk menyerahkan diri sebelum disergap tim pasukan elite Majapahit.
Tetapi sebagaimana digambarkan Sejarawan Prof. Slamet Muljana pada bukunya “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” taktik ini gagal total. Padahal saat itu tentara bersenjata lengkap sudah mengepung rumah Gajah Mada.
Titir dibunyikan. Bala tentara Majapahit bersorak-sorak. Tidak ada seorang pun di antara sanak kadang sang patih yang berani keluar. Ken Bebed istri Gajah Mada, gemetar mendengar sorak bala tentara yang datang mengepung kepatihan dan minta supaya sang patih menyerah saja.
Pagar pekarangan dirusak hingga membuat batasnya terhapus. Bala tentara berdesak-desak masuk halaman. Mahapatih Gajah Mada yang telah bersiap menggunakan cawat celana geringsing, berselubung kain putih, bersabuk atmaraksi, berdiri di tengah halaman, bersemedi.
Seketika itu juga sang patih dengan jiwa raganya moksa ke Wisnuloka. Seisi rumah kepatihan dengan serta merta mencucurkan air mata menyaksikan kejadian itu.
Di sisi lain, tentara Majapahit akhirnya merangsak masuk ke rumah, bertemu dengan Ken Bebed istri Gajah Mada yang memegang keris terhunus. Mereka mencari tempat sembunyi Gajah Mada, tetapi sia-sia. Akhirnya isi rumah dirampas habis-habisan oleh pasukan Majapahit.
Gajah Mada dianggap menjadi dalang gagalnya pernikahan Hayam Wuruk yang masih menjomblo hingga usia 23 tahun ketika jadi raja. Alhasil pejabat penting istana memerintahkan pasukan untuk mencari keberadaan Gajah Mada untuk diminta pertanggungjawabannya.
Pasukan Majapahit mendatangi rumah Gajah Mada dan mengepungnya. Pasukan itu meminta Gajah Mada untuk menyerahkan diri sebelum disergap tim pasukan elite Majapahit.
Tetapi sebagaimana digambarkan Sejarawan Prof. Slamet Muljana pada bukunya “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” taktik ini gagal total. Padahal saat itu tentara bersenjata lengkap sudah mengepung rumah Gajah Mada.
Titir dibunyikan. Bala tentara Majapahit bersorak-sorak. Tidak ada seorang pun di antara sanak kadang sang patih yang berani keluar. Ken Bebed istri Gajah Mada, gemetar mendengar sorak bala tentara yang datang mengepung kepatihan dan minta supaya sang patih menyerah saja.
Pagar pekarangan dirusak hingga membuat batasnya terhapus. Bala tentara berdesak-desak masuk halaman. Mahapatih Gajah Mada yang telah bersiap menggunakan cawat celana geringsing, berselubung kain putih, bersabuk atmaraksi, berdiri di tengah halaman, bersemedi.
Seketika itu juga sang patih dengan jiwa raganya moksa ke Wisnuloka. Seisi rumah kepatihan dengan serta merta mencucurkan air mata menyaksikan kejadian itu.
Di sisi lain, tentara Majapahit akhirnya merangsak masuk ke rumah, bertemu dengan Ken Bebed istri Gajah Mada yang memegang keris terhunus. Mereka mencari tempat sembunyi Gajah Mada, tetapi sia-sia. Akhirnya isi rumah dirampas habis-habisan oleh pasukan Majapahit.