Petani Kopi dan MPIG Sipirok Kunjungi FSC Starbucks Berastagi

Senin, 25 Februari 2019 - 16:21 WIB
Petani Kopi dan MPIG Sipirok Kunjungi FSC Starbucks Berastagi
Petani Kopi dan MPIG Sipirok Kunjungi FSC Starbucks Berastagi
A A A
TAPANULI SELATAN - Sebanyak 38 petani kopi dan MPIG dari Sopirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara (Sumut), belajar varietas kopi Arabika di Farmer Support Centre Starbucks, Berastagi, Tanah Karo.

Di hadapan petani kopi dan MPIG Tapsel, Konsultan FSC Starbucks Surip Mawardi menjelaskan, Arabika pada prinsipnya ada dua tipe yaitu, tinggi dan pendek. Keduanya berbeda cara budidayanya dan tidak bisa diperlakukan sama. Menurutnya, untuk varietas tipe pendek paling terkenal adalah Andungsari 1. Karena rasanya enak sekali dan banyak ditanam di Kerinci, Kayu Aro, Jambi.

"Kalau lomba-lomba kopi nasional ini sering juara. Minimal masuk tiga besar," ujarnya. (Baca Juga: Tingkatkan Pengelolaan Kopi, PT NSHE Berangkatkan MPIG Studi Banding)

Selain itu, menurutnya saat ini ada varietas kopi terbaru. Namanya Komasti singkatan dari komposit andungsari tiga. Surip juga mengajari tentang tata cara pemangkasan pohon kopi.

Dijelaskannya, pemangkasan harus dilakukan rutin dan teratur agar buahnya tumbuh terus. Karena buah tumbuhnya di dahan atau cabang bukan di batang. Pemangkasan pertama setelah empat kali berbuah atau empat tahun.

Prinsip pemangkasan ada dua yaitu, pangkas batang tunggal. Ini sering dilakukan untuk tanaman tipe tinggi agar tanaman tidak terlalu tinggi dan mudah dipetik kopinya," ujarnya.

Pemangkasan ini terdiri dari model koker dan model etape atau bayonet. Selanjutnya, pangkas batang ganda. Menurutnya, sistem ini yang sering dilakukan karena lebih murah dan bisa dilakukan sendiri pakai gunting.

Dia menambahkan, tanaman kopi merupakan tanaman hutan sehingga membutuhkan tanaman pelindung. Karena hanya memerlukan 70% cahaya matahari, sehingga bisa menanam tanaman pelindung di sekitar tanaman kopi.

Erwinsyah Siregar selaku kepala rombongan menjelaskan di Bener Meriah para petani kopi akan belajar tentang pengelolaan kebun kopi dan koperasi petani kopi. (Baca Juga: PLTA Batangtoru Fasilitasi Hak Paten Kopi Arabika Sipirok)

Untuk Takengon akan studi banding dengan MPIG Gayo. Dia menilai, MPIG di sana sudah berpengalaman mengembangkan kopi Gayo sehingga MPIG Kopi Arabika Sipirok perlu untuk belajar ke sana. "Kami mengucapkan terima kasih kepada PT NSHE yang sudah mendorong untuk kegiatan ini." katanya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5473 seconds (0.1#10.140)