Protes Kenaikan UKT, Ketua BEM UNY Diintimidasi Beasiswa Bakal Dicabut

Selasa, 21 Mei 2024 - 17:51 WIB
loading...
Protes Kenaikan UKT, Ketua BEM UNY Diintimidasi Beasiswa Bakal Dicabut
Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Farras Raihan mengaku menerima intimidasi dari pihak kampus setelah menyuarakan kritik terkait penetapan uang kuliah tunggal (UKT). Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
YOGYAKARTA - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Farras Raihan mengaku menerima intimidasi dari pihak kampus setelah menyuarakan kritik terkait penetapan uang kuliah tunggal (UKT). Dia menyebut bentuk intimidasi itu berupa ancaman pencabutan beasiswa Bidikmisi atau Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK).

Farras menjelaskan awalnya, dia dan Raihan Ammar selaku wakil BEM UNY menghadap ke salah satu pejabat di bidang kemahasiswaan untuk berkonsultasi terkait program BEM. Kejadian itu berlangsung pada 16 April 2024.

“Saat konsultasi, (ditanya) kamu dapat beasiswa enggak mas, saya jawab, dapat pak. Mulai dari sana, (bilang) ya kalau kamu dapat beasiswa dari pemerintah, ya udah enggak usah protes-protes ke kampus, ke negara. Kan kamu ibaratnya dibiayai oleh negara, kenapa malah protes,” katanya menceritakan saat mengadu ke ORI DIY, Senin (20/5/2024).



Pejabat itu, lanjut dia, juga melakukan intimidasi kepada Raihan Ammar yang mengancam akan menaikkan golongan UKT ke tingkat yang lebih tinggi, apabila terus melakukan protes dan kritik terhadap kampus.

Tak hanya itu saja, sehari setelah Farras mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi X DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (16/05), dia dipanggil oleh pihak dekanat.

“Itu dipertanyakan, kamu kok audiensi enggak izin, kamu kok terlalu vokal buat kajian UKT. Yang lebih dipertanyakan yang kedua, kenapa kamu menjelek-jelekkan kampus. Padahal saya sekadar menyampaikan kondisi UNY itu seperti ini terhadap kenaikan UKT yang ada," lanjutnya.

Dia mengatakan, dengan tersampaikannya permasalahan itu dihadapan anggota parlemen harapannya para wakil rakyat itu bisa menjadi corong aspirasi. Sebab, setiap kali BEM melakukan protes terhadap kebijakan kampus tidak pernah mendapatkan respon memuaskan.



Farras menyebut sebelum dirinya dipanggil, pihak kampus terlebih dahulu meminta penjelasan dari Ketua BEM Fakultas Vokasi UNY. Setelah pertemuan itu, Ketua BEM Fakultas Vokasi itu menyampaikan pesan singkat bahwasanya dekan menantang Farras untuk mengundurkan diri jika tidak bisa menerima kebijakan kampus.

"(Dekanat) mempertanyakan (ke Ketua BEM Fakultas Vokasi) tentang saya, nah dekan itu menyampaikan lewat Ketua BEM itu tadi ancaman-ancaman untuk ditantang keluar dari UNY karena pendidikan tinggi sifatnya tersier dan lain sebagainya," paparnya.

Sementara, menurut pengakuan Raihan Ammar juga pernah mendapatkan intimidasi dari pihak kampus. Perlakuan tak mengenakkan itu terjadi ketika Raihan mendatangi staff ahli kemahasiswaan untuk mengkonsultasikan program BEM pada 13 Mei 2024 lalu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2482 seconds (0.1#10.140)
pixels