Peringati Hari Kartini, Sivitas Akademika UGM Keluarkan Pernyataan Sikap Atas Rusaknya Demokrasi

Minggu, 21 April 2024 - 14:43 WIB
loading...
Peringati Hari Kartini,...
Guru Besar Fakultas Teknik UGM Prof Wiendu Nuryanti memberikan pernyataan sikap atas kondisi demokrasi dan politik nasional di Balairung, UGM, Yogyakarta, Minggu (21/04/2024). Foto/MPI/Yohanes Demo.
A A A
YOGYAKARTA - Sejumlah sivitas akademika perempuan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar acara peringatan Hari Kartini dengan mengeluarkan pernyataan sikap atas rusaknya demokrasi dan politik nasional saat ini.

Pembacaan sikap berlangsung di Balairung UGM pada Minggu (21/4/2024).



Sejumlah dosen akademisi yang hadir dalam acara itu untuk memberikan orasi diantaranya adalah Guru Besar Fakultas Teknik UGM Prof Wiendu Nuryanti, dosen Fakultas Hukum UGM Sri Wiyanti Eddyono, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Wuri Handayani, dua dosen Fisipol UGM Suci Lestari Yuana dan Nur Azizah, perwakilan alumni UGM Okky Madasari, serta satu perwakilan mahasiswa dari Fakultas Hukum UGM Antonella.



Dalam pembacaan orasinya, Prof Wiendu Nuryanti mengatakan sivitas akademika tak boleh berhenti menyuarakan dan menggerakkan lintas generasi akan pentingnya menegakkan moral dan etika.

"Oleh karena itu di akhir orasi saya, saya ingin memohon kepada seluruh bangsa Indonesia yang masih memiliki hati nurani yang jernih bersih untuk kita semua bersama-sama menyalakan lilin-lilin kecil di sudut-sudut nurani kita," katanya.

"Termasuk yang ada di MK, penting untuk menyalakan lentera-lentera hati nurani kita untuk mendengarkan bisikan nurani yang paling murni, bersih, jernih," jelasnya.



Wiendu berharap hal ini bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat di penjuru Indonesia secara serentak.

"Kalau serentak di seluruh nusantara saya yakin seyakin-yakinnya habis gelap terbitlah terang," pungkasnya.

Sementara menurut Suci Lestari Yuana Indonesia saat ini sedang disorot sebagai salah satu negara perempuan mengalami yang penurunan kebebasan ekspresi paling buruk. Hal ini menurutnya merupakan pengekangan langsung hak-hak yang diperjuangkan Kartini di masa lampau.

Dia mengatakan, banyaknya pelanggaran etika dan aturan yang menurunkan kepercayaan rakyat pada proses demokrasi bukan hanya merusak legitimasi hasil pemilu itu sendiri, melainkan juga menjadi sinyal jelas mundurnya demokrasi di Indonesia.

"Kasus kecurangan pemilu adalah peringatan keras bagi kita bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang diberikan begitu saja, tetapi sesuatu yang harus terus kita perjuangkan dan jaga. Jika proses pemilihan umum tidak adil dan transparan, maka demokrasi kita akan hampa makna, dan kepercayaan rakyat akan runtuh," paparnya.

Oleh karena itu, kata dia, proses sengketa Pilpres 2024 yang saat ini sedang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki peran penting dalam menyelamatkan demokrasi. Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi akan membacakan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 pada Senin (22/4/2024) besok.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Kasmudjo, Dosen...
Profil Kasmudjo, Dosen Pembimbing Akademik Jokowi di UGM
Novel Berdamai dengan...
Novel Berdamai dengan Badai, Refleksi Perjuangan Perempuan di Hari Kartini
Kenang Perjuangan Kartini,...
Kenang Perjuangan Kartini, Teater Monolog Dipentaskan di Wisma Habibie-Ainun
Puncak Peringatan Hari...
Puncak Peringatan Hari Kartini, Kongres Perempuan Dunia Bakal Digelar di Rembang
Perempuan Jadi Kunci...
Perempuan Jadi Kunci Penurunan Angka Stunting lewat Urban Farming
Hari Kartini, Pramono...
Hari Kartini, Pramono Gratiskan Pembuatan dan Perpanjang SIM untuk Wartawan Perempuan dan ASN
Pemprov Jakarta Gratiskan...
Pemprov Jakarta Gratiskan LRT, MRT, hingga Transjakarta Khusus untuk Perempuan Besok
Massa Geruduk Fakultas...
Massa Geruduk Fakultas Kehutanan, UGM Diminta Jujur soal Ijazah Jokowi
Soroti Perkembangan...
Soroti Perkembangan Bangsa, Aktivis 98 Jabar Gelar Silaturahmi
Rekomendasi
Industri Otomotif AS...
Industri Otomotif AS Desak Trump Cabut Tarif Impor Kendaraan 25%
Dominasi Dolar AS Terancam,...
Dominasi Dolar AS Terancam, Negara-negara Dunia Ramai-ramai Buang USD
Wamenpar Beri Apresiasi...
Wamenpar Beri Apresiasi Tinggi untuk Pemenang Women's Inspiration Awards 2025
Berita Terkini
Ini Identitas Korban...
Ini Identitas Korban Tewas dan Luka dalam Kecelakaan Travel Bhineka di Tol Cisumdawu
2 jam yang lalu
PIHK Diminta Bekerja...
PIHK Diminta Bekerja Amanah dan Berlandaskan Prinsip Sunnah
2 jam yang lalu
Anggota DPR Sebut Program...
Anggota DPR Sebut Program MBG Bantu Ciptakan Lapangan Kerja
2 jam yang lalu
Bandung Gempar, Jenazah...
Bandung Gempar, Jenazah Lansia Dikubur dalam Kamar oleh Anak Gangguan Jiwa
4 jam yang lalu
SMKN 2 Marabahan Terpilih...
SMKN 2 Marabahan Terpilih Jadi Sekolah New T-TEP General Repair 2025
4 jam yang lalu
Kebijakan Bina Siswa...
Kebijakan Bina Siswa Nakal di Barak TNI Dikritisi Elite, Dedi Mulyadi: Cuma Komentar Aja Bisanya
5 jam yang lalu
Infografis
Trump Beri Batas Waktu...
Trump Beri Batas Waktu 100 Hari untuk Akhiri Perang Ukraina-Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved