Tanggapan Ridwan Kamil Terkait penangkapan Bupati Cianjur oleh KPK

Rabu, 12 Desember 2018 - 17:00 WIB
Tanggapan Ridwan Kamil Terkait penangkapan Bupati Cianjur oleh KPK
Tanggapan Ridwan Kamil Terkait penangkapan Bupati Cianjur oleh KPK
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sangat prihatin dan sedih saat menerima kabar penangkapan Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Untuk diketahui, KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Cianjur, Rabu (12/12/2018) pagi. Enam orang ditangkap dalam operasi tersebut, termasuk Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar.

"Saya prihatin, saya sangat sedih, sudah berkali-kali di berbagai forum berkumpul dengan para kepala daerah. Saya ingatkan tiga hal tadi, integritas, melayani, profesional. Eh kalau masih jebol juga saya sangat prihatin lah. Dan saya tidak akan berhenti untuk terus mengingatkan," tuturnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (12/12/2018).

Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil itu, sebagai orang nomor satu di Jabar, dirinya bertugas menjalankan undang-undang. Selain itu, dirinya juga berkewajiban memberikan bimbingan dan nasihat.

Emil menekankan, bimbingan dan nasihat tersebut tidak hanya berlaku bagi para kepala daerah di provinsi yang dipimpinnya, melainkan juga bagi dirinya sendiri, agar mampu menjalankan pemerintahan dengan baik. (Baca Juga: Giliran Bupati Cianjur Kena OTT KPK
"Tapi ujungnya itu kan pilihan keputusan batin dari setiap individu," ujar Emil yang mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Irvan Rivano Muchtar saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Jabar Banten, Selasa (11/12/2018).

Emil melanjutkan, sehebat apapun sistem pemerintahan dibuat, tapi jika individunya memiliki bermental buruk, maka sistem tersebut tidak akan ada artinya. Sistem akan bekerja maksimal manakala masing-masing individu benar-benar memiliki niat untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

"Gimana niatnya. Niat di dunia ini mencari nafkah atau memang mau membawa perubahan? Kalau memang niatnya mencari nafkah, biasanya selalu bermodus kan? Sagala we diteangan (semua cara dicari)," ujarnya. "Jadi, kalau disebut sedih sangat sedih. Kalau disebut prihatin, sangat prihatin. Tapi kalau ditanya apa yang sudah dilakukan, ya banyak," sambung Emil.

Emil menyatakan, pihaknya selalu berupaya menegakkan sistem pemerintahan yang baik. Namun, menurutnya, kasus OTT kepala daerah yang terus terulang menandakan bahwa permasalahan bukanlah selalu pada sistem, melainkan juga pada pola pikir masing-masing individu.

"Semua sistem sudah ditegakkan. Jadi ini menunjukan problem bukan selalu pada sistem, tapi ada pada mindset, pola pikir dari mereka mereka yang Allah berikan ujian. Makanya saya sampaikan, istilahnya Anda sedang diberikan ujian, enggak semuanya lulus ujian," kata Emil.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3621 seconds (0.1#10.140)