7 Mahasiswa UGM Taklukkan Sungai Franklin Australia

Senin, 10 Desember 2018 - 09:49 WIB
7 Mahasiswa UGM Taklukkan Sungai Franklin Australia
7 Mahasiswa UGM Taklukkan Sungai Franklin Australia
A A A
YOGYAKARTA - Tujuh mahasiswa UGM berhasil menaklukan derasnya arus Sungai Franklin, Tasmania, Australia. Selama delapan hari para mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Pecinta Alam UGM (Mapagama) ini mengarungi sungai sepanjang 125 Km dalam ekspedisi bertajuk “Pristine Wild Rivers pada akhir November 2018.

Ketua Tim Ekspedisi, Irfan Hafiyyansah menyebut kegiatan ini dilaksanakan dalam UGM Internasional Expedition (UIE) 5.Tim Mapagama berangkat ke Australia pada 14 November dan tiba di UGM kembali pada 30 November 2018 lalu.

“Sungai Franklin yang berada di Pulau Tasmania dipilih sebagai lokasi pengarungan karena selain memiliki pemandangan alam yang cukup menarik juga mempunyai karakteristik yang sangat lengkap pada komponen sungainya,” jelasnya dalam siaran pressnya Minggu (9/12/2018).

Sungai Franklin berada di pedalaman hutan Taman Nasional Franklin-Godon, Pulau Tasmania. Hutan Taman Nasional Franklin Godon memiliki kelembaban tinggi dengan suhu yang dingin hingga lima derajat pada malam hari. Kondisi ini cukup menyulitkan tim lantaran sangat berbeda dengan kondisi di Tanah Air.

“Cuaca yang lembab dan dingin ditambah dengan tidak ada akses keluar selama delapan hari dari sungai kecuali menyusuri hutan menjadi tantangan tersendiri,” jelasnya.
7 Mahasiswa UGM Taklukkan Sungai Franklin Australia

Irfan mengagumi kondisi Sungai Franklin. Menurutnya, sungainya sangat bersih. Dia bahkan menyebut Sungai Franklin merupakan sungai paling bersih yang pernah dia temui selama mengarungi berbagai sungai di Indonesia. ”Kebersihan sungai sangat dijaga oleh penduduk Pulau Tasmania, karena masyarakat di pulau tersebut sadar bahwa sungai dapat memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan,” terangnya.

Ada beberapa larangan di Sungai Franklin yang harus dipatuhi yakni semua kotoran harus dibawa baik kotoran manusia maupun sampah. Di kawasan itu tidak boleh menyalakan api unggun termasuk tidak boleh mencuci di sungai serta larangan lainnya.

“Jika melanggar akan didenda oleh pihak taman nasional. Dendanya besar,” jelasnya.

Irfan menyebut ekspedisi pengarungan di Sungai Franklin, Australia telah memberikan pengalaman baru dan memberikan dampak positif dalam pengembangan kemampuan anggota Mapagama. Tim Mapagama sendiri terdiri tujuh mahasiswa masing-masing Irfan Hafiyyansah dari Fakultas Hukum, Lutfi Perdana (Fakultas Filsafat), Rais Kun Fajar PS (Fakultas Teknik), Iqbal Setya Nugraha (Fakultas Psikologi), serta Suryo Abdi Pangestu, Laily Adhliya, dan Dimas Satria W dari Sekolah Vokasi.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4823 seconds (0.1#10.140)