Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren Diluncurkan di Semarang

Kamis, 06 Desember 2018 - 20:04 WIB
Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren Diluncurkan di Semarang
Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren Diluncurkan di Semarang
A A A
SEMARANG - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bekerja sama dengan Konsorsium Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Yayasan Penabulu mengadakan Sosialisasi, Launching Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren, dan Pameran Industri di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (6/12/2018).

Dalam kegiatan yang diikuti pelaku Industri, Perguruan Tinggi, serta 99 Pesantren di Jawa Tengah itu dilakukan penandatanganan kesepahaman bersama antara LPTNU dengan 7 Perwakilan Industri dan 7 Perwakilan Perguruan Tinggi untuk mendukung Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren.

Melalui Sosialisasi, Launching Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren, dan Pameran Industri ini diharapkan akan mampu mendorong pendirian Akademi Komunitas oleh Pesantren.

Ketua Tim Percepatan dan Pendampingan Pembentukan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren kerjasama LPTNU-Penabulu, Agus Jui Purnawan mengatakan, kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan bentuk dan persyaratan pendirian Pendidikan Tinggi Akademi Komunitas yang dikelola oleh kelompok masyarakat (swasta).

"Selain itu, kegiatan ini juga untuk meningkatkan komunikasi antara Industri dan Pesantren yang akan mendirikan Akademi Komunitas melalui Pameran Industri. Kemudian membangun kesepahaman bersama antara PTN, industri, dan pesantren yang akan mendirikan Akademi Komunitas," kata Agus di sela acara.

Dia menambahkan, kegiatan ini juga untuk menyosialisasikan nilai-nilai dasar bela negara kepada masyarakat Umum. "Untuk selanjutkan mengimplementasi bela negara melalui kearifan dan keunggulan lokal yang berdasarkan Asta Gatra," ujarnya.

Menurutnya, melalui Akademi Komunitas tersebut diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendorong terwujudnya upaya bela negara masyarakat Indonesia, khususnya santri, dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

"Sehingga cita-cita Negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat tercapai," katanya.

Untuk diketahui, pada 4 April 2018 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan "Making Indonesia 4.0" dalam acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2018 untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Inisiatif "Making Indonesia 4.0" diharapkan akan memberikan potensi besar untuk melipatgandakan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing global, meningkatkan kemandirian dan ketahanan bangsa, dan mengangkat pangsa pasar ekspor ke pasar global.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6353 seconds (0.1#10.140)