Terungkap! Konten Elpiji 3 Kg Seharga Rp70 Ribu di Sedayu Kendal Hoaks
loading...
A
A
A
KENDAL - Sebuah akun instagram di Kendal, Jawa Tengah beberapa waktu lalu memposting konten gas elpiji 3 Kg seharga Rp70.000 di Desa Sedayu, Kecamatan Gemuh.
Postingan tersebut sontak meresahkan masyarakat dan membuat kegaduhan pada saat perayaan Idulfitri 2024.
Setelah dilakukan penelusuran, diketahui berawal dari potongan postingan status akun Facebook. Selain itu, alamat penjual gas yang disebutkan dalam postingan (sebelah balai desa) adalah warung yang tidak menjual gas elpiji.
Justru hanya ada satu warung makan yang juga menjual gas elpiji melon secara eceran di seharga Rp23 ribu pada waktu awal puasa, dan di harga Rp25 ribu mulai pertengahan puasa hingga hari ini.
Salah satu warga Desa Sedayu, Sopiyanto menyatakan hanya ada 1 pangkalan gas elpiji di Desa Sedayu. Pangkalan tersebut pernah menjual gas elpiji 3 Kg seharga Rp70rb.
Terpisah, pengamat hukum Fajar Trio menanggapi dugaan penyebaran hoaks yang diduga dilakukan oleh salah satu akun Facebook tersebut.
Menurutnya, aparat penegak hukum harus melakukan tindakan karena apa yang dilakukan akun media sosial tersebut dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Dia menyebut, postingan yang bisa dikatakan mengandung unsur hoaks dan ujaran kebencian itu, sebagai upaya akun tersebut untuk mendiskreditkan program maupun kebijakan pemerintah daerah terkait pendistribusian elpiji.
"Maka aparat penegak hukum harus ambil tindakan tegas dan masyarakat bisa melaporkan postingan tersebut kepada pihak yang berwajib,” kata Fajar, Minggu (14/4/2024).
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat setempat untuk melakukan menerapkan tiga langkah mencegah penyebaran hoaks atau berita palsu. Apalagi jelang Pilkada 2024 ini banyak pihak yang memanfaatkan media sosial untuk menyebar hoaks sebagai cara menjatuhkan lawan politiknya.
Pertama, jangan langsung menyebarkan informasi yang diterima. Kedua, periksa kebenaran informasi yang kita terima dengan memeriksa sumber informasi resmi. Ketiga, pelajari dulu apakah pesan atau informasi tersebut akan bermanfaat jika disebarkan.
"Jika informasinya benar namun tidak bermanfaat atau bahkan berpotensi menimbulkan perpecahan, maka jangan disebarkan,” ujarnya.
Fajar menambahkan bahwa pencegahan penyebaran hoaks yang berkaitan dengan Pilkada 2024 membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi itu merupakan bagian dalam menciptakan pesta demokrasi lima tahunan yang berkualitas.
“Maka dibutuhkan kontribusi dari semua pihak untuk mencegah penyebaran hoaks jelang hingga pasca Pilkada 2024. Karena banyak kelompok kepentingan pasti menyebarkan hoaks dengan konten-konten yang isinya bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti kelangkaan bbm, elpiji hingga kenaikan sembako yang tidak wajar,” pungkasnya.
Postingan tersebut sontak meresahkan masyarakat dan membuat kegaduhan pada saat perayaan Idulfitri 2024.
Setelah dilakukan penelusuran, diketahui berawal dari potongan postingan status akun Facebook. Selain itu, alamat penjual gas yang disebutkan dalam postingan (sebelah balai desa) adalah warung yang tidak menjual gas elpiji.
Justru hanya ada satu warung makan yang juga menjual gas elpiji melon secara eceran di seharga Rp23 ribu pada waktu awal puasa, dan di harga Rp25 ribu mulai pertengahan puasa hingga hari ini.
Salah satu warga Desa Sedayu, Sopiyanto menyatakan hanya ada 1 pangkalan gas elpiji di Desa Sedayu. Pangkalan tersebut pernah menjual gas elpiji 3 Kg seharga Rp70rb.
Terpisah, pengamat hukum Fajar Trio menanggapi dugaan penyebaran hoaks yang diduga dilakukan oleh salah satu akun Facebook tersebut.
Menurutnya, aparat penegak hukum harus melakukan tindakan karena apa yang dilakukan akun media sosial tersebut dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Dia menyebut, postingan yang bisa dikatakan mengandung unsur hoaks dan ujaran kebencian itu, sebagai upaya akun tersebut untuk mendiskreditkan program maupun kebijakan pemerintah daerah terkait pendistribusian elpiji.
"Maka aparat penegak hukum harus ambil tindakan tegas dan masyarakat bisa melaporkan postingan tersebut kepada pihak yang berwajib,” kata Fajar, Minggu (14/4/2024).
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat setempat untuk melakukan menerapkan tiga langkah mencegah penyebaran hoaks atau berita palsu. Apalagi jelang Pilkada 2024 ini banyak pihak yang memanfaatkan media sosial untuk menyebar hoaks sebagai cara menjatuhkan lawan politiknya.
Pertama, jangan langsung menyebarkan informasi yang diterima. Kedua, periksa kebenaran informasi yang kita terima dengan memeriksa sumber informasi resmi. Ketiga, pelajari dulu apakah pesan atau informasi tersebut akan bermanfaat jika disebarkan.
"Jika informasinya benar namun tidak bermanfaat atau bahkan berpotensi menimbulkan perpecahan, maka jangan disebarkan,” ujarnya.
Fajar menambahkan bahwa pencegahan penyebaran hoaks yang berkaitan dengan Pilkada 2024 membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi itu merupakan bagian dalam menciptakan pesta demokrasi lima tahunan yang berkualitas.
“Maka dibutuhkan kontribusi dari semua pihak untuk mencegah penyebaran hoaks jelang hingga pasca Pilkada 2024. Karena banyak kelompok kepentingan pasti menyebarkan hoaks dengan konten-konten yang isinya bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti kelangkaan bbm, elpiji hingga kenaikan sembako yang tidak wajar,” pungkasnya.
(shf)