Orientasi Belanja Konsumen Berubah, Produsen Fashion Bandung Manfaatkan Akses Digital
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sejak pandemi , orientasi belanja konsumen fashion nyaris mengalami perubahan drastis. Bila sebelumnya toko fashion offline diburu, kini konsumen belanja via online untuk memenuhi kebutuhan pakaian.
Menurut pemilik produk denim Zaemerci, M Abdau Zaki Priyambodo, pandemi ini membuat perilaku belanja konsumen sudah bergeser dari offline ke online.
Hal ini menunjukan bahwa menyediakan akses online menjadi kewajiban bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha yang bergerak dalam industri fashion.
"Selain itu, banyak biaya yang bisa ditekan dengan memanfaatkan teknologi. Kalau biasanya harus memilih tempat strategis untuk membuka outlet, saat ini bisa dimana saja untuk penyimpanan barang," kata dia.
Selain menyediakan pembelian online, bisnis model fashion juga perlu memanfaatkan dan memaksimalkan digital merketing, untuk memaksimalkan penjualan. Yaitu bisa melalui media sosial ataupun marketplace. Atau bandung menggunakan media sosial.
Diakui dia, potensi pasar fashion masih sangat terbuka lebar di Indonesia. Potensi pasar di luar Bandung pun sangat besar.
Terlebih daerah diluar Jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, bahkan Bali. Di Denpasar misalnya, permintaan produk fashion pun tinggi. Tebukti dengan adanya data penjualan yang menunjukan permintaan di daerah tersebut cukup banyak.
Lebih lanjut dia menjelaskan, di tengah pandemi, Zaemerci terus eksis melakukan produksi. Brandnya, hadir di industri denim lokal dengan memberikan pesona baru.
Kearifan lokal jadi personifikasi merek ini jadi pembeda dengan brand denim lainnya. Menggunakan formula khusus, produk-produk dari Zaemerci sangat kuat akan nuansa nusantaranya.
“Dulu saya suka datang ke pameran brand lokal denim dan lihat produk-produknya tuh hampir mirip. Akhirnya saya coba cari peluang dan nemu formula yang bisa menghasilkan corak motif di atas kain denim,” cerita pria yang akrab disapa Zaki ini.
Menurut pemilik produk denim Zaemerci, M Abdau Zaki Priyambodo, pandemi ini membuat perilaku belanja konsumen sudah bergeser dari offline ke online.
Hal ini menunjukan bahwa menyediakan akses online menjadi kewajiban bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha yang bergerak dalam industri fashion.
"Selain itu, banyak biaya yang bisa ditekan dengan memanfaatkan teknologi. Kalau biasanya harus memilih tempat strategis untuk membuka outlet, saat ini bisa dimana saja untuk penyimpanan barang," kata dia.
Selain menyediakan pembelian online, bisnis model fashion juga perlu memanfaatkan dan memaksimalkan digital merketing, untuk memaksimalkan penjualan. Yaitu bisa melalui media sosial ataupun marketplace. Atau bandung menggunakan media sosial.
Diakui dia, potensi pasar fashion masih sangat terbuka lebar di Indonesia. Potensi pasar di luar Bandung pun sangat besar.
Terlebih daerah diluar Jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, bahkan Bali. Di Denpasar misalnya, permintaan produk fashion pun tinggi. Tebukti dengan adanya data penjualan yang menunjukan permintaan di daerah tersebut cukup banyak.
Lebih lanjut dia menjelaskan, di tengah pandemi, Zaemerci terus eksis melakukan produksi. Brandnya, hadir di industri denim lokal dengan memberikan pesona baru.
Kearifan lokal jadi personifikasi merek ini jadi pembeda dengan brand denim lainnya. Menggunakan formula khusus, produk-produk dari Zaemerci sangat kuat akan nuansa nusantaranya.
“Dulu saya suka datang ke pameran brand lokal denim dan lihat produk-produknya tuh hampir mirip. Akhirnya saya coba cari peluang dan nemu formula yang bisa menghasilkan corak motif di atas kain denim,” cerita pria yang akrab disapa Zaki ini.