PKS Bantah Pengurus di Banyumas Mundur Massal
A
A
A
PURWOKERTO - DPW PKS Jateng membantah pengurus DPD PKS Banyumas mundur berjemaah. Hanya satu pengurus yakni Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Banyumas, Mahfulyono, yang menyatakan mundur karena menolak menandatangani pakta integritas.
“Yang mundur hanya satu (pengurus) tidak ada 80, mungkin (yang mengundurkan diri) lainnya adalah anggota (kader). Pengurusnya cuma satu,” ujar Sekretaris Umum DPW PKS Jateng, Ikhsan Mustofa, Kamis (25/10/2018).
Dia juga menyatakan menghargai sikap kader yang memutuskan mengundurkan diri. Meski demikian, pihaknya menyayangkan kader-kader yang keluar dari keanggotaan partai karena selama bersama-sama berjuang di bawah panji kebesaran PKS.
“Namanya kader mau mundur ya silakan, tapi sebetulnya kami menyayangkan karena selama ini sudah on the track sudah bersama-sama. Tapi kalau itu sudah menjadi keputusan ya silakan,” tukasnya enteng.
Alasan yang menjadi latar belakang kader-kader mundur karena menolak pakta integritas juga tidak relevan. Sebab, selama ini PKS juga menekankan seluruh kader untuk terus loyal. Selain itu hampir seluruh organisasi maupun partai politik lain juga menempuh hal sama.
“Sebetulnya kalau mau jujur untuk menandatangani pakta integritas itu di semua partai, semua organisasi sama menandatangani pakta integritas. Mungkin saja dia ngambek dan tidak mau tanda tangan,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan kader dan pengurus DPD PKS Banyumas, mengundurkan diri secara massal dari kepengurusan dengan mencopot jaket partai. Kebijakan pimpinan partai yang dinilai sewenang-wenang menjadi alasan mereka untuk keluar dari keanggotaan.
“DPP PKS memberikan instruksi kepada pengurus partai di daerah untuk memberikan tanda tangan di atas materai yang berisikan loyalitas kepada partai. Imbauan ini dinilai sewenang-wenang dan melukai kader dan pengurus partai di daerah yang telah mengabdi selama partai ini berdiri,” kata Ketua MPD PKS Banyumas, Mahfulyono.
Sejumlah pengurus dan kader PKS yang mewakili 80 anggota menyatakan tak lagi sebagai anggota partai. Kader PKS yang mundur berjemaah ini meliputi pengurus DPD serta pengurus dan kader di tingkat kecamatan dan desa.
“Mundurnya pengurus dan kader partai PKS Banyumas ini dipicu oleh kebijakan pimpinan DPP yang dinilai tak sejalan dengan pengurus di daerah,” terangnya.
“Yang mundur hanya satu (pengurus) tidak ada 80, mungkin (yang mengundurkan diri) lainnya adalah anggota (kader). Pengurusnya cuma satu,” ujar Sekretaris Umum DPW PKS Jateng, Ikhsan Mustofa, Kamis (25/10/2018).
Dia juga menyatakan menghargai sikap kader yang memutuskan mengundurkan diri. Meski demikian, pihaknya menyayangkan kader-kader yang keluar dari keanggotaan partai karena selama bersama-sama berjuang di bawah panji kebesaran PKS.
“Namanya kader mau mundur ya silakan, tapi sebetulnya kami menyayangkan karena selama ini sudah on the track sudah bersama-sama. Tapi kalau itu sudah menjadi keputusan ya silakan,” tukasnya enteng.
Alasan yang menjadi latar belakang kader-kader mundur karena menolak pakta integritas juga tidak relevan. Sebab, selama ini PKS juga menekankan seluruh kader untuk terus loyal. Selain itu hampir seluruh organisasi maupun partai politik lain juga menempuh hal sama.
“Sebetulnya kalau mau jujur untuk menandatangani pakta integritas itu di semua partai, semua organisasi sama menandatangani pakta integritas. Mungkin saja dia ngambek dan tidak mau tanda tangan,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan kader dan pengurus DPD PKS Banyumas, mengundurkan diri secara massal dari kepengurusan dengan mencopot jaket partai. Kebijakan pimpinan partai yang dinilai sewenang-wenang menjadi alasan mereka untuk keluar dari keanggotaan.
“DPP PKS memberikan instruksi kepada pengurus partai di daerah untuk memberikan tanda tangan di atas materai yang berisikan loyalitas kepada partai. Imbauan ini dinilai sewenang-wenang dan melukai kader dan pengurus partai di daerah yang telah mengabdi selama partai ini berdiri,” kata Ketua MPD PKS Banyumas, Mahfulyono.
Sejumlah pengurus dan kader PKS yang mewakili 80 anggota menyatakan tak lagi sebagai anggota partai. Kader PKS yang mundur berjemaah ini meliputi pengurus DPD serta pengurus dan kader di tingkat kecamatan dan desa.
“Mundurnya pengurus dan kader partai PKS Banyumas ini dipicu oleh kebijakan pimpinan DPP yang dinilai tak sejalan dengan pengurus di daerah,” terangnya.
(wib)