Rehabilitasi Fasum Rusak Pasca Gempa di Pulau Bawean Dipercepat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mempercepat rehabilitasi sejumlah fasilitas umum (fasum) seperti tempat pendidikan dan ibadah yang rusak akibat gempa di Pulau Bawean, Gresik.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengatakan, hal itu berdasar hasil pembagian tugas dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Nantinya pembangunan akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
"Rehabilitasi musala dan sekolah akan didahulukan. Baru rumah untuk bisa melakukan revitalisasi mandiri sebelum di cover reinburse oleh BNPB," kata Adhy, Surabaya, Rabu (27/3/2024).
Adhy berharap proses perbaikan sekolah dan musala dapat terlaksanakan secepat mungkin setelah material yang dikirim dari Surabaya maupun Pelabuhan Paciran tiba.
Anggaran yang disiapkan dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB maupun BTT Pemprov Jatim.
"Anggaran kami menyesuaikan kebutuhan dengan sekolah dan musala di Bawean," ujarnya.
Dia menambahkan, terkait perbaikan rumah warga, akan ditanggung oleh BNPB dengan pemberian stimulan dana berupa Rp15 juta bagi rumah rusak ringan, Rp30 juta rumah rusak sedang.
Sedangkan rumah rusak berat akan dibangun oleh BNPB.
"Namun, untuk warga yang rumahnya rusak ringan dan sedang ingin cepat memperbaiki rumahnya, Pemprov akan memberikan bantuan semen dan genteng," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto menambahkan, Pemprov Jatim telah mengirimkan bantuan 900 sak semen dan 7.000 genteng untuk membantu recovery bangunan retak yang dapat diperbaiki segera.
“Sesuai arahan Pak Pj Gubernur semua fasum mulai sekolah, masjid dan gedung desa kami bantu perbaikan sesegera mungkin,” katanya.
Diketahui sebelumnya, sebuah rangkaian gempa bumi yang mengguncang Laut Jawa, khususnya Timur Laut Tuban pada Jumat (22/3/2024).
Gempa pertama, dengan magnitudo 6,0, terjadi pada pukul 11.22 WIB, diikuti oleh gempa susulan yang lebih kuat, magnitudo 6,5, pada pukul 15.52 WIB. Dampak getaran terkuat terjadi Pulau Bawean dengan intensitas skala MMI V-VI.
Total bangunan yang rusak akibat kedua gempa tersebut mencapai 4.865 unit, dengan rincian kerusakan yang mencengangkan.
Tidak hanya rumah tangga yang terkena dampak, tetapi juga fasilitas pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Sekitar 15.731 jiwa terpaksa mengungsi, termasuk anak-anak, dewasa, dan lansia, yang kini harus menghadapi tantangan baru dalam upaya pemulihan.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengatakan, hal itu berdasar hasil pembagian tugas dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Nantinya pembangunan akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
"Rehabilitasi musala dan sekolah akan didahulukan. Baru rumah untuk bisa melakukan revitalisasi mandiri sebelum di cover reinburse oleh BNPB," kata Adhy, Surabaya, Rabu (27/3/2024).
Adhy berharap proses perbaikan sekolah dan musala dapat terlaksanakan secepat mungkin setelah material yang dikirim dari Surabaya maupun Pelabuhan Paciran tiba.
Anggaran yang disiapkan dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB maupun BTT Pemprov Jatim.
"Anggaran kami menyesuaikan kebutuhan dengan sekolah dan musala di Bawean," ujarnya.
Dia menambahkan, terkait perbaikan rumah warga, akan ditanggung oleh BNPB dengan pemberian stimulan dana berupa Rp15 juta bagi rumah rusak ringan, Rp30 juta rumah rusak sedang.
Sedangkan rumah rusak berat akan dibangun oleh BNPB.
"Namun, untuk warga yang rumahnya rusak ringan dan sedang ingin cepat memperbaiki rumahnya, Pemprov akan memberikan bantuan semen dan genteng," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto menambahkan, Pemprov Jatim telah mengirimkan bantuan 900 sak semen dan 7.000 genteng untuk membantu recovery bangunan retak yang dapat diperbaiki segera.
“Sesuai arahan Pak Pj Gubernur semua fasum mulai sekolah, masjid dan gedung desa kami bantu perbaikan sesegera mungkin,” katanya.
Diketahui sebelumnya, sebuah rangkaian gempa bumi yang mengguncang Laut Jawa, khususnya Timur Laut Tuban pada Jumat (22/3/2024).
Gempa pertama, dengan magnitudo 6,0, terjadi pada pukul 11.22 WIB, diikuti oleh gempa susulan yang lebih kuat, magnitudo 6,5, pada pukul 15.52 WIB. Dampak getaran terkuat terjadi Pulau Bawean dengan intensitas skala MMI V-VI.
Total bangunan yang rusak akibat kedua gempa tersebut mencapai 4.865 unit, dengan rincian kerusakan yang mencengangkan.
Tidak hanya rumah tangga yang terkena dampak, tetapi juga fasilitas pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Sekitar 15.731 jiwa terpaksa mengungsi, termasuk anak-anak, dewasa, dan lansia, yang kini harus menghadapi tantangan baru dalam upaya pemulihan.
(shf)