Jelang Lebaran 2024, Pemprov Jabar Waspadai Lonjakan Harga Pangan

Kamis, 21 Maret 2024 - 09:02 WIB
loading...
Jelang Lebaran 2024,...
Disperindag Jawa Barat mewaspadai lonjakan harga komoditas pangan seperti telur hingga minyak goreng menjelang Idulfitri 2024. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat mewaspadai lonjakan harga komoditas pangan seperti telur hingga minyak goreng menjelang Idulfitri 2024.

Kepala Disperindag Jabar, Noneng Komara Ningsih mengatakan, ada beberapa komoditas pangan yang dirasakannya berpotensi mengalami kenaikan harga saat lebaran nanti.

”Kami masih memetakan. Jadi nanti kabupaten/kota ini yang perlu diwaspadai komoditias apa saja. Beberapa mungkin seperti beras, telor, daging ayam, gula, dan minyak goreng ada kecenderungan (naik harga),” ucap Noneng, Kamis (21/3/2024).



Meski beberapa harga komoditas pangan belum mengalami kenaikan yang signifikan, Noneng mengakui jika harga beras saat ini belum merata. Ada yang masih tinggi dan ada juga yang sudah turun harganya.

”Harga komoditas lain di luar beras tidak ada kenaikan signifikan, masih aman. Tapi kita buat tren sampai akhir puasa bagaimana dan kecenderungan setiap komoditi di tiap kabupaten dan kota berbeds-beda,” katanya.

Meski begitu, pihaknya meminta pemerintah daerah mulai melakukan operasi pasar murah guna mencegah terjadinya kenaikan harga komoditas pangan.

”Seluruh kabupaten dan kota segera menggelar operasi pasar, itu mudah-mudahan tidak terus membuat harga meningkat. Pemprov Jabar juga akan turut menggelar (operasi pasar murah),” ungkapnya.



Di sisi lain, pihaknya memastikan ketersediaan beras premium dan beras merek stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) milik Bulog. Kata Noneng, perlahan sudah tersedia di supermarket modern di beberapa wilayah.

”Beras Bulog merek SPHP cukup banyak. Mereka bilang ada stok 90 ribu ton dan saya sudah bertemu dengan ritel, mereka sudah ada transaksi seperti Yogya 1.000 ton pesannya walaupun mungkin sekarang yang terpenuhi belum semuanya. Borma juga 500-600 ton," paparnya.

Noneng mengakui, persoalan beras premium seperti Pandan Wangi harganya masih belum normal. Namun, kenaikan itu dipastikan tidak seperti beberapa waktu lalu yang menyentuh harga hingga Rp18.000.

”Kemarin beras biasa sudah ada yang harganya Rp14 ribu lagi, permium juga sekarang gak sampai ke Rp18 ribu, sekarang ke Rp16 ribu rata-rata yah mudah-mudahan bisa lebih membaik. Maret kan banyak panen,” tandasnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3297 seconds (0.1#10.140)