Warga Jateng Diizinkan Gelar Tirakatan, Ganjar Ingatkan Protokol Kesehatan
loading...
A
A
A
SEMARANG - Masyarakat Jawa Tengah diperbolehkan menggelar doa bersama atau tirakaan pada malam peringatan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus 2020. Namun, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengingatkan agar malam tirakatan digelar dengan sederhana dan mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Menurutnya, malam tirakatan merupakan tradisi yang telah dilakukan bangsa ini sejak lama dan harus dilestarikan. "Meski pandemi, tapi tidak apa-apa kalau masyarakat mau menggelar malam tirakatan. Yang penting jangan banyak-banyak orangnya dan harus mematuhi protokol kesehatan," kata Ganjar, Jumat (14/8/2020). (Baca: Seniman di Jateng Ingin Gelar Pentas, Ganjar : Boleh tapi Harus Virtual)
Ia juga meminta agar masyarakat tidak menggelar acara ramai-ramai pada saat malam tirakatan jelang peringatan hari kemerdekaan itu. Masyarakat diminta tidak berkeliling dan membuat kegiatan yang menimbulkan kerumunan. "Silahkan tirakat di rumah masing-masing, atau di tempat ibadah masing-masing. Bisa di masjid, langgar, gereja, pura dan lainnya. Silahkan, nggak papa," pintanya.
Ganjar juga mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah berdoa bersama saat pelaksanaan malam tirakatan tersebut agar pandemi covid-19 segera selesai. Doa itu penting untuk mendukung ikhtiar lahir yang selama ini gencar dilakukan. "Yuk kita doa bersama, mendoakan bangsa ini agar ikhtiar lahir yang kita kerjakan itu mendapat energi dari ikhtiar bathin atau spiritual. Mudah-mudahan pandemi ini lekas berlalu," ucapnya. (Baca: Antisipasi Mudik Idul Adha, Kades Diminta Perketat Pengawasan Pendatang)
Masyarakat juga dihimbau untuk tidak menggelar lomba-lomba. Apabila hendak mengadakan lomba, Ganjar mengusulkan agar lomba memeriahkan hari kemerdekaan dilakukan secara virtual. "Lomba-lomba nggak usahlah. Kalau mau lomba, yang virtual saja, agar tidak ada kerumunan dan tidak terlalu banyak bersentuhan. Kalau lomba seperti biasanya, itu resikonya tinggi. Daripada menyesal kemudian, lebih baik jangan," pungkasnya.
Lihat Juga: Ganjar Pranowo Bercanda saat Lihat Sapi Kurban di Wedomartani Sleman: Podo-podo Bantenge
Menurutnya, malam tirakatan merupakan tradisi yang telah dilakukan bangsa ini sejak lama dan harus dilestarikan. "Meski pandemi, tapi tidak apa-apa kalau masyarakat mau menggelar malam tirakatan. Yang penting jangan banyak-banyak orangnya dan harus mematuhi protokol kesehatan," kata Ganjar, Jumat (14/8/2020). (Baca: Seniman di Jateng Ingin Gelar Pentas, Ganjar : Boleh tapi Harus Virtual)
Ia juga meminta agar masyarakat tidak menggelar acara ramai-ramai pada saat malam tirakatan jelang peringatan hari kemerdekaan itu. Masyarakat diminta tidak berkeliling dan membuat kegiatan yang menimbulkan kerumunan. "Silahkan tirakat di rumah masing-masing, atau di tempat ibadah masing-masing. Bisa di masjid, langgar, gereja, pura dan lainnya. Silahkan, nggak papa," pintanya.
Ganjar juga mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah berdoa bersama saat pelaksanaan malam tirakatan tersebut agar pandemi covid-19 segera selesai. Doa itu penting untuk mendukung ikhtiar lahir yang selama ini gencar dilakukan. "Yuk kita doa bersama, mendoakan bangsa ini agar ikhtiar lahir yang kita kerjakan itu mendapat energi dari ikhtiar bathin atau spiritual. Mudah-mudahan pandemi ini lekas berlalu," ucapnya. (Baca: Antisipasi Mudik Idul Adha, Kades Diminta Perketat Pengawasan Pendatang)
Masyarakat juga dihimbau untuk tidak menggelar lomba-lomba. Apabila hendak mengadakan lomba, Ganjar mengusulkan agar lomba memeriahkan hari kemerdekaan dilakukan secara virtual. "Lomba-lomba nggak usahlah. Kalau mau lomba, yang virtual saja, agar tidak ada kerumunan dan tidak terlalu banyak bersentuhan. Kalau lomba seperti biasanya, itu resikonya tinggi. Daripada menyesal kemudian, lebih baik jangan," pungkasnya.
Lihat Juga: Ganjar Pranowo Bercanda saat Lihat Sapi Kurban di Wedomartani Sleman: Podo-podo Bantenge
(don)