Kisah Raden Wijaya Hancurkan Pasukan Mongol demi Harta Rampasan Perang Raja Kediri

Sabtu, 16 Maret 2024 - 06:16 WIB
loading...
Kisah Raden Wijaya Hancurkan Pasukan Mongol demi Harta Rampasan Perang Raja Kediri
Kerajaan Kediri dihancurkan pasukan gabungan dari Mongol, Raden Wijaya, dan Arya Wiraraja. Foto/Ilustrasi
A A A
Kerajaan Kediri bisa dihancurkan oleh tiga gabungan pasukan dari Mongol, pasukan Raden Wijaya, dan Arya Wiraraja, dari Madura. Langkah selanjutnya yakni bagaimana caranya mengusir tentara Mongol dari Pulau Jawa.

Sekali lagi Raden Wijaya dan Arya Wiraraja menggunakan strategi licik dan cerdik. Kemenangan peperangan melawan Kediri ini konon membuat pasukan Tartar Mongol begitu senang.

Selayaknya kemenangan perang, maka diadakanlah pesta yang melibatkan seluruh pasukan Mongol, Raden Wijaya, dan Arya Wiraraja. Tapi menariknya di sela-sela pesta itu Raden Wijaya dan pasukannya pamit pulang.



Alasannya mereka kembali ke Desa Tarik, untuk mempersiapkan diri menyerahkan dirinya ke tentara Mongol.

Dikisahkan pada “Sandyakala di Timur Jawa (1042 - 1527 M): Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit” pulangnya Raden Wijaya dan pasukannya ke Tarik disetujui oleh pimpinan pasukan Mongol.

Bahkan pimpinan pasukan Mongol secara khusus mengutus sekitar ratusan pasukannya untuk mengawal kepulangan rombongan Majapahit ini. Pengawalan ini sebagai bentuk bagian dari skema penyerahan diri Raden Wijaya dengan pasukan dari Kekaisaran Mongol dari Cina.

Sejarah Cina kemudian mencatat bahwa sebulan kemudian setelah penaklukan itu, Raden Wijaya yang kembali ke Tarik membunuh 200 orang prajurit Mongol yang mengawalnya ke Majapahit. Penumpasan pertama rombongan Mongol itu dilakukan oleh Sora dan Ranggalawe.

Dua panglima perang Majapahit yang merupakan paman dan keponakan tersebut.Setelah rombongan yang jadi penghalang itu telah habis, Raden Wijaya dan para panglimanya menyusun rencana lanjutan, yaitu untuk menyerang balik pasukan Mongol yang mabuk kemenangan'.



Dengan membawa pasukan yang lebih besar, Raden Wijaya menggerakkan pasukannya menuju markas utama pasukan Mongol dan melancarkan serangan tiba-tiba.

Pasukan Mongol yang larut dalam pesta pora usai menang perang tak menyangka bakal menerima serangan balasan, dari pasukan yang turut serta berperang melawan Kediri di Daha. Alhasil serangan gabungan ini mampu membunuh banyak prajurit Mongol di markas utama.

Sisanya berusaha untuk lari ke kapal mereka. Tapi mereka terus dikejar oleh pasukan gabungan Jawa-Madura. Setelah mencapai sebuah candi, tentara Mongol disergap oleh tentara Jawa yang telah menunggu.

Raden Wijaya tidak menyerang Mongol secara langsung, sebaliknya ia menggunakan semua taktik yang memungkinkan untuk mengacaukan dan mengurangi pasukan musuh sedikit demi sedikit.

Selama pelarian itulah pasukan Mongol juga kehilangan semua rampasan perang yang ditangkap sebelum dari Kediri. Mereka terpaksa harus memikirkan nyawa masing-masing agar bisa selamat kembali ke kapal, dan cabut dari tanah Jawa.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9003 seconds (0.1#10.140)