Rahmad Pribadi: Petrokimia Gresik Perkuat Industri Manufaktur BUMN
loading...
A
A
A
GRESIK - Petrokimia Gresik berkomitmen membantu pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Selain memberi pelayanan lengkap solusi agroindustri untuk pertanian berkelanjutan, strategi lainnya adalah dengan melakukan diferensiasi usaha. Di antaranya dengan hilirisasi produk untuk mendukung industri manufaktur dalam negeri, terutama yang dilakukan oleh perusahaan BUMN.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menyatakan bahwa strategi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang saat ini tengah fokus menumbuhkembangkan sektor industri manufaktur sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. "Petrokimia Gresik memasok Aluminium Flouride (AlF3) dan Purified Gypsum kepada sejumlah perusahaan BUMN. Produk ini merupakan hasil samping dari proses produksi Asam Fosfat atau bahan baku pupuk," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis, Jumat (14/3/2020). (Baca juga: Brimob Polda Jabar Bersenjata Lengkap Datangi Tangkuban Parahu, Ada Apa?)
Rahmad menuturkan, AlF3 digunakan oleh PT Inalum sebagai bahan penolong untuk industri peleburan almunium. Sedangkan Purified Gypsum digunakan sebagai bahan baku oleh industri semen, yaitu Semen Indonesia Group dan PT Semen Baturaja. (Baca juga: Bonek: Eri Kemana saat Persebaya Terusir dari Mess Karanggayam?)
Saat ini, Petrokimia Gresik memiliki kapasitas produksi AlF3 sebesar 12.600 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, pada tahun ini, sekitar 5.000 ton di antaranya dijual kepada PT Inalum. Selebihnya, akan dipasarkan ke India, Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Timur Tengah. "Ke depan akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi dua kali lipat karena potensi pasarnya masih sangat prospektif," ujarnya.
Untuk Purified Gypsum, Petrokimia Gresik saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun. Pada tahun 2020, sebesar 750.000 ton di antaranya akan dimanfaatkan untuk mendukung industri Semen Indonesia Group (Semen Tonasa, Semen Gresik, dan Solusi Bangun Indonesia), serta sekitar 80.000 ton untuk mendukung produksi PT Semen Baturaja. "Dengan demikian, diferensiasi usaha yang kami lakukan tidak hanya pada produk pupuk saja, melainkan juga pada produk non-pupuk, salah satunya adalah bahan kimia," tandas Rahmad.
Selain itu saat ini yang sedang dilakukan pada tahap perencanaan dan pengembangan dalam program transformasi binis adalah produk Methyl Ester Sulfonate (MES) dan Soda Ash. Rahmad menjelaskan bahwa MES adalah produk baru yang dikembangkan bekerjasama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB). MES adalah bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery). "Ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia," tandasnya.
Selanjutnya, Petrokimia Gresik juga akan membangun pabrik Soda Ash dengan kapasitas 300.000 ton. Pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi penopang penting dalam mendukung industri kaca dan deterjen dalam negeri. "Melalui program hilirisasi produk ini, harapannya Petrokimia Gresik semakin mampu melaksanakan tugas pokok sebagai penopang ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat struktur industri manufaktur nasional," tandasnya.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menyatakan bahwa strategi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang saat ini tengah fokus menumbuhkembangkan sektor industri manufaktur sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. "Petrokimia Gresik memasok Aluminium Flouride (AlF3) dan Purified Gypsum kepada sejumlah perusahaan BUMN. Produk ini merupakan hasil samping dari proses produksi Asam Fosfat atau bahan baku pupuk," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis, Jumat (14/3/2020). (Baca juga: Brimob Polda Jabar Bersenjata Lengkap Datangi Tangkuban Parahu, Ada Apa?)
Rahmad menuturkan, AlF3 digunakan oleh PT Inalum sebagai bahan penolong untuk industri peleburan almunium. Sedangkan Purified Gypsum digunakan sebagai bahan baku oleh industri semen, yaitu Semen Indonesia Group dan PT Semen Baturaja. (Baca juga: Bonek: Eri Kemana saat Persebaya Terusir dari Mess Karanggayam?)
Saat ini, Petrokimia Gresik memiliki kapasitas produksi AlF3 sebesar 12.600 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, pada tahun ini, sekitar 5.000 ton di antaranya dijual kepada PT Inalum. Selebihnya, akan dipasarkan ke India, Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Timur Tengah. "Ke depan akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi dua kali lipat karena potensi pasarnya masih sangat prospektif," ujarnya.
Untuk Purified Gypsum, Petrokimia Gresik saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun. Pada tahun 2020, sebesar 750.000 ton di antaranya akan dimanfaatkan untuk mendukung industri Semen Indonesia Group (Semen Tonasa, Semen Gresik, dan Solusi Bangun Indonesia), serta sekitar 80.000 ton untuk mendukung produksi PT Semen Baturaja. "Dengan demikian, diferensiasi usaha yang kami lakukan tidak hanya pada produk pupuk saja, melainkan juga pada produk non-pupuk, salah satunya adalah bahan kimia," tandas Rahmad.
Selain itu saat ini yang sedang dilakukan pada tahap perencanaan dan pengembangan dalam program transformasi binis adalah produk Methyl Ester Sulfonate (MES) dan Soda Ash. Rahmad menjelaskan bahwa MES adalah produk baru yang dikembangkan bekerjasama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB). MES adalah bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery). "Ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia," tandasnya.
Selanjutnya, Petrokimia Gresik juga akan membangun pabrik Soda Ash dengan kapasitas 300.000 ton. Pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi penopang penting dalam mendukung industri kaca dan deterjen dalam negeri. "Melalui program hilirisasi produk ini, harapannya Petrokimia Gresik semakin mampu melaksanakan tugas pokok sebagai penopang ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat struktur industri manufaktur nasional," tandasnya.
(shf)