17 Hari, BNPB Catat 1.005 Kali Gempa Terjadi di NTB
17 Hari, BNPB Catat 1.005 Kali Gempa Terjadi di NTB
A
A
A
JAKARTA - Bencana gempa bumi yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) belum usai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, setidaknya ada 1.005 gempa terjadi di NTB selama periode 5 Agustus hingga 21 Agustus 2018.
"Yang terbaru, gempa 6,9 SR yang terjadi pada 19 Agustus 2018 malam hingga 21 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB, telah terjadi 180 gempa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (21/8/2018). (Baca Juga: Analisa PVMBG soal 6 Gempa Besar yang Melanda Lombok dalam 1 Hari)
Sutopo menjelaskan, pada 19 Agustus lalu, gempa susulan terjadi berkali-kali. Banyak warga Lombok memilih mendirikan tenda darurat di luar rumah meski rumah mereka tidak ruasak berat. Karenanya, lanjut Sutopo, kebutuhan terpal di NTB meningkat.
"Banyak warga memilih bermalam di tenda-tenda, mereka membangun tenda dengan terpal. Rasa ketakutan, trauma, membuat kebutuhan terpal dan tenda bertambah banyak," kata Sutopo. (Baca Juga: Warga Lombok Utara Memilih Bertahan di Tenda Pengungsian Pascagempa 6,9 SR)
Sementara itu, lanjut Sutopo, kebutuhan logistik seperti makanan siap saji tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat NTB. Sutopo mengatakan, masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. (Baca Juga: Rehabilitasi Rumah Rusak Pascagempa Lombok Dimulai)
"Yang terbaru, gempa 6,9 SR yang terjadi pada 19 Agustus 2018 malam hingga 21 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB, telah terjadi 180 gempa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (21/8/2018). (Baca Juga: Analisa PVMBG soal 6 Gempa Besar yang Melanda Lombok dalam 1 Hari)
Sutopo menjelaskan, pada 19 Agustus lalu, gempa susulan terjadi berkali-kali. Banyak warga Lombok memilih mendirikan tenda darurat di luar rumah meski rumah mereka tidak ruasak berat. Karenanya, lanjut Sutopo, kebutuhan terpal di NTB meningkat.
"Banyak warga memilih bermalam di tenda-tenda, mereka membangun tenda dengan terpal. Rasa ketakutan, trauma, membuat kebutuhan terpal dan tenda bertambah banyak," kata Sutopo. (Baca Juga: Warga Lombok Utara Memilih Bertahan di Tenda Pengungsian Pascagempa 6,9 SR)
Sementara itu, lanjut Sutopo, kebutuhan logistik seperti makanan siap saji tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat NTB. Sutopo mengatakan, masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. (Baca Juga: Rehabilitasi Rumah Rusak Pascagempa Lombok Dimulai)
(rhs)
Explore More