Cerita Keluarga Korban Pembunuhan Kotabaru, Tak Ada Masalah dan Pergi Terburu-buru

Rabu, 28 Februari 2024 - 15:17 WIB
loading...
Cerita Keluarga Korban Pembunuhan Kotabaru, Tak Ada Masalah dan Pergi Terburu-buru
Tenda dari seng masih terpasang di depan rumah almarhumah Fara Diansyah (23) di Dusun Jaban, RT 02 RW 032, Kalurahan Tridadi Kapanewon, Sleman, Kabupaten Sleman. Foto/Erfan Erlin
A A A
YOGYAKARTA - Tenda dari seng masih terpasang di depan rumah almarhumah Fara Diansyah (23) di Dusun Jaban, RT 02 RW 032, Kelurahan Tridadi Kapanewon, Sleman, Kabupaten Sleman. Kesedihan masih menggelayuti raut muka keluarga korban pembunuhan di Kotabaru Yogyakarta ini.

Fara ditemukan tak bernyawa di kamar kos di kawasan Kotabaru Yogyakarta , Sabtu (24/2/2024) lalu. Fara ditemukan dalam keadaan membusuk di mana ada bercak darah di depan pintu kamar kos yang ditinggali oleh Henry (30) warga Bandung.

Adik almarhum, Kholud Afrizal (18) mengatakan tak ada yang menduga kepergian korban dengan sangat cepat dan dalam kondisi yang mengenaskan. Kepergian korban membawa kesedihan mendalam bagi keluarganya.

"Ya sedih saja. Sekarang rumah sepi, biasanya saya gojekan dengan almarhum," tutur dia, Rabu (28/2/2024).



Kholud mengungkapkan tidak ada yang aneh dari perilaku kakak sulungnya tersebut sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia. Fara masih tetap ceria, dan tetap bersendagurau dengan dirinya. Fara tetap bekerja seperti biasanya.

Kholud menceritakan, Selasa (20/2/2024) sore, korban baru saja pulang ke rumah dari kerja. Korban kemudian di kamar dan terlihat bermain HP. Korban terlihat seperti sedang WA dengan seseorang dan kemudian ditelpon.

Selasa malam pukul 19.30 WIB, korban keluar kamar tampak terburu-buru. Korban pamitan hendak keluar namun ke mana tujuannya, tidak ada yang tahu katena korban tidak pernah mengatakan hendak ke mana. "Itu kayak terburu-buru gitu. Kayak ada yang yang penting, " terangnya.

Bahkan Fara sama sekali tidak memakai make up meskipun sekedar bedak. Padahal biasanya, setiap hendak pergi ke luar rumah Fara pasti memakai make up dulu termasuk lipstik.



Hingga larut malam, Fara tak terlihat pulang ke rumah. Bahkan hingga Rabu (21/2/2024) pagi, Fara juga belum menampakkan diri di rumahnya. keluarga masih berbaik sangka, kemungkinan Fara langsung pergi ke tempat kerjanya di Jalan Godean.

Rabu siang, pihak keluarga mencoba menghubungi Fara melalui nomor pribadinya. Panggilan ke nomor Whatsapp Fara sebenarnya masuk namun hanya berdering saja dan tidak ada yang menjawab.

Ketika dikirim pesan juga masuk centang 2 tanda pesan telah sampai dan nomornya aktif. Karena khawatir dan curiga, keluarga kemudian ke polisi untuk melaporkan kejadian korban hilang tersebut.

"Kami langsung ke Polsek dan diarahkan ke Polres untuk laporan orang hilang. Di sana suruh menunggu, ndak tahu menunggu apa," kata dia.



Upacara pencarian pun dilakukan dengan mencoba melacak ke nomor pribadi, alamat email ataupun nomer Imei HP kakaknya namun semuanya gagal karena memang telah di log out. Keluarga juga berusaha untuk menanyakan keberadaan kakaknya dengan mendatangi 'orang pintar'.

Orang pintar tersebut mengatakan jika kakaknya masih dalam keadaan baik-baik saja dan pergi bersama teman-temannya. Keluarga korbanpun akhirnya sedikit lega dan menduga jika korban tengah bersama-sama dengan rekannya. "Hari Jumat (23/2) kami ke orang pintar. Dan katanya baik-baik saja," tambahnya.

Namun ditunggu hingga hari Sabtu, korban ternyata tidak kunjung pulang. Sabtu malam, keluarga mendapat kabar dari bos tempat Fara bekerja yang menyatakan jika Sang Bos dipanggil oleh polisi untuk datang ke lokasi penemuan mayat perempuan. “Didekatnya ditemukan KTP kakaknya dan juga KTP yang diduga milik pelaku, "ujarnya.

Minggu (24/2/2024) dinihari, sekira pukul 01.30 WIB dia didatangi reserse Polresta Yogyakarta dan diminta untuk datang ke RS Bhayangkara guna identifikasi mayat. Sesampai di rumah sakit, dia langsung diminta mengenali sosok yang ditemukan di Kotabaru.

"Saya memastikan itu kakak saya. Meski sulit dikenali tetapi saya hafal bentuk wajahnya," kata dia.

Saat pertama kali melihatnya, Kholud mengaku kaget karena muka kakaknya sudah tidak berbentuk penuh luka lebam. Di samping itu juga ada luka bekas senjata tajam di leher dan di dada kiri yang tembus ke ulu hati.

Seluruh keluarga kaget dan terkejut dengan peristiwa tersebut karena selama ini memang tidak ada perilaku yang aneh pada diri kakaknya. Semua berjalan normal dan tidak nampak ada masalah sama sekali. Namun dia memang tidak tahu yang sebenarnya karena memang kakaknya tertutup.

"Kakak saya memang tertutup sama keluarga kalau ada masalah. Mungkin cerita ya sama teman kerja ataupu teman di kampung. Namun ceritanya hanya sebatas apa yang disuka," tuturnya.

Tak ada pesan khusus dari Fara yang diingat keluarganya kecuali keinginan anak sulung dari 2 bersaudara ini yang ingin menonton konser BTS di Jakarta tanggal 15 Maret 2024 mendatang. Namun niat tersebut belum kesampaian, Fara sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2436 seconds (0.1#10.140)