Puting Beliung Kertasari Bandung Dipicu Beberapa Faktor Ini

Sabtu, 24 Februari 2024 - 21:46 WIB
loading...
Puting Beliung Kertasari Bandung Dipicu Beberapa Faktor Ini
BMKG Bandung menyebut sejumlah faktor jadi penyebab bencana puting beliung menerjang Kampung Citawa, Kertasari, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/2/2024) sore. Foto/MPI/Agi Iman
A A A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebut sejumlah faktor jadi penyebab bencana puting beliung menerjang Kampung Citawa, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/2/2024) sore.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan hasil analisis cuaca, faktor pertama, suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia cenderung hangat.



Kondisi itu, membuat suplai uap air ke wilayah Jabar dan sekitarnya meningkat.



"Data tersebut selaras dengan angka kelembapan udara yang berada pada angka 850 hingga 500 mb atau berkategori sangat basah, yakni berada pada rentang antara 65 hingga 95 persen," kata Kepala BMKG Bandung.

Ayu, sapaan akrab Teguh Rahayu, menyatakan, faktor kedua, siklon Ex TC Lincoln terpantau berada di sekitar Samudera Hindia bagian Tenggara dan Bali bagian Selatan.

Faktor ketiga terpantau ada sirkulasi siklonik yang mengakibatkan pertemuan angin di sepanjang Pulau Sumatera bagian Selatan hingga ke Pulau Jawa.



Kemudian, terjadi belokan angin di Samudera Hindia bagian Barat hingga Jabar bagian Selatan. Kondisi tersebut, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di sekitar wilayah pertemuan angin.

"MJO (Madden Julian Oscillation) berada pada kwadran 3 (kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia). Terdapat Gelombang tipe Kelvin aktif di sekitar Sumatera bagian Selatan, Selat Sunda hingga Laut Jawa bagian Barat," ujar Ayu.

Indeks labilitas, tutur Ayu, berada pada kategori labil sedang hingga kuat di sebagian wilayah Jabar sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.

"Bencana puting beliung tak bergantung pada kondisi topografi. Artinya, meskipun terbilang langka, angin puting beliung memang dapat terjadi di wilayah Kertasari yang berada pada dataran tinggi," urainya.

Menurut Kepala BMKG Bandung, puting beliung bisa terjadi baik di dataran rendah maupun terrain pegunungan. Walaupun, kejadian PB di terrain pegunungan jauh lebih langka dibandingkan di kawasan dataran terbuka.

Kepala BMKG Bandung mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di Jabar. Waktu yang perlu diwaspadai antara pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

"Terutama pada hari di mana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis cumulonimbus)" ucap Kepala BMKG Bandung.

Sebelumnya, berdasarkan data yang dirilis BPBD Jabar, terdapat 16 rumah warga di Kampung Citawa, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, rusak akibat bencana puting beliung. 16 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 56 jiwa terdampak.

Sebagai tindak lanjut, BPBD bersama instansi terkait seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas sedang berupaya memperbaiki atap rumah warga yang rusak. Selain itu, material yang terbang akibat diterjang puting beliung sedang dibersihkan.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4490 seconds (0.1#10.140)