Awan Cumulonimbus Penyebab Puting Beliung di Jatinangor Sumedang
loading...
A
A
A
SUMEDANG - Angin puting beliung menerjang kawasan industri di wilayah Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/2/2024).
Terjadi saat hujan deras, angin puting beliung turut menyapu kawasan penduduk warga hingga atap rumah warga di sekitar Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang beterbangan dan rusak.
Berdasarkan data sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang merupakan dampak ikutan dari pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) yang terjadi di sekitar lokasi.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan pantauan radar pada saat kejadian, tampak terjadi hujan ekstrem dari radar di lokasi kejadian.
“Puting beliung merupakan dampak ikutan pertumbuhan awan CB dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat dan skala lokal,” ujar Rahayu, Rabu (21/2/2024).
Rahayu menambahkan, kejadian cuaca ekstrem tak kelas dari suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk wilayah Jabar dan sekitarnya.
"Itu juga selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95%," ucapnya.
Selain itu, lanjut Rahayu, terpantau juga adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jabar.
"Kondisi ini mampu meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut," jelasnya.
Indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jabar, kata Rahayu, juga berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Hadi Rahmat mengatakan, peristiwa angin puting beliung ini mengakibatkan beberapa bangunan rusak.
"Dampak sementara depan PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri. Kemudian depan Borma Rancaekek, Asrama Polda Brimob Jabar, dan depan Indomaret Eston Jatinangor," ujar Hadi saat dikonfirmasi.
Dia memastikan, anggota BPBD Jabar bersama Pemkab Sumedang tengah melakukan penanganan di lokasi kejadian guna memberinya penanganan dan pendataan objek yang terdampak.
"BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang dan kini sedang melakukan assesment," ujarnya.
Terjadi saat hujan deras, angin puting beliung turut menyapu kawasan penduduk warga hingga atap rumah warga di sekitar Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang beterbangan dan rusak.
Berdasarkan data sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang merupakan dampak ikutan dari pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) yang terjadi di sekitar lokasi.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan pantauan radar pada saat kejadian, tampak terjadi hujan ekstrem dari radar di lokasi kejadian.
“Puting beliung merupakan dampak ikutan pertumbuhan awan CB dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat dan skala lokal,” ujar Rahayu, Rabu (21/2/2024).
Rahayu menambahkan, kejadian cuaca ekstrem tak kelas dari suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk wilayah Jabar dan sekitarnya.
"Itu juga selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95%," ucapnya.
Selain itu, lanjut Rahayu, terpantau juga adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jabar.
"Kondisi ini mampu meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut," jelasnya.
Indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jabar, kata Rahayu, juga berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Hadi Rahmat mengatakan, peristiwa angin puting beliung ini mengakibatkan beberapa bangunan rusak.
"Dampak sementara depan PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri. Kemudian depan Borma Rancaekek, Asrama Polda Brimob Jabar, dan depan Indomaret Eston Jatinangor," ujar Hadi saat dikonfirmasi.
Dia memastikan, anggota BPBD Jabar bersama Pemkab Sumedang tengah melakukan penanganan di lokasi kejadian guna memberinya penanganan dan pendataan objek yang terdampak.
"BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang dan kini sedang melakukan assesment," ujarnya.
(shf)