Kehebatan Kertanagara Tumpas Pemberontakan di Awal Menjabat Raja Singasari

Rabu, 14 Februari 2024 - 08:01 WIB
loading...
Kehebatan Kertanagara Tumpas Pemberontakan di Awal Menjabat Raja Singasari
Kertanagara membawa Kerajaan Singasari ke masa kejayaan. Di masa kekuasaan Kertanagara inilah wilayah kekuasaan Singasari meluas hingga ke luar Pulau Jawa. Foto/Ilustrasi
A A A
KEDIRI - Kertanagara membawa Kerajaan Singasari ke masa kejayaan. Di masa kekuasaan Kertanagara inilah wilayah kekuasaan Singasari meluas hingga ke luar Pulau Jawa.

Kejayaan itu diiringi dengan keberhasilan Kertanagara menumpas pemberontakan yang sempat terjadi di awal-awal dia berkuasa.

Di masa Kertanagara pulalah, wilayah Kediri yang dahulu merupakan kerajaan merdeka sendiri membawahi Tumapel atau Singasari diberikan kebebasan dari pungutan. Hal ini tercantum dalam sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh Kertanagara pada 1269 M.



Prasasti tersebut konon dikeluarkan oleh Kertanagara tanpa menyebutmakamangalyaperintah ayahnya. Prasasti ini ialah prasastiSarwwadharmmayang ditemukan di Penampihan, di lereng Gunung Wilis, Kediri.

PrasastiSarwwadharmmamemberikan keterangan, bahwa rakyat daerahSarwwadharmma, dengan perantaraan Sang Ramapati bersamaRakryan Apatih dan Sang Dharmmadhyakşa ri Kasaiwan Sang Apanji Tanutama.

Hal itu sebagaimana dikutip dari “Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno”, telah menghadap raja memohon agar daerah mereka dilepaskan dari wilayahThānibalamenjadi suatu daerah swatantra.

Menurut keterangan mereka, dahulu semasa pemerintahan ayahanda raja (Wisnuwarddhana) daerah Sarwwadharmma, telah ditetapkan menjadi daerah swatantra lepas dari wilayahThanibala, yaitu ketika Pañji Pati-pati menjabatdharmmadikarana.



Permohonan itu dikabulkan raja dan selanjutnya daerahpunpunan Sang Hyang Sarwwadharmmatak lagi diwajibkan membayar pungutan. Raja Kertanagara adalah seorang raja Singhasāri yang sangat terkenal, baik dalam bidang politik maupun keagamaan.

Dalam bidang politik, ia terkenal sebagai seorang raja yang mempunyai gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruhdwipäntara.

Dalam bidang keagamaan, ia sangat menonjol dan dikenal sebagai seorang penganut agama Buddha Tantrayana.

Pada awal pemerintahannya ia berhasil memadamkan pemberontakan Kalana Bhaya (Cayareja). Dalam pemberontakan itu Kalana Bhaya mati terbunuh. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1270 M. Pada tahun 1275 M Kertanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukkan Mälayu.

Pada tahun 1280 M baginda raja membinasakan durjana yang bernama Mahisa Rangkah, dan pada tahun 1284 M menaklukkan Bali, rajanya ditawan dan dibawa ke Singhasāri.



Demikianlah, seluruh daerah-daerah lain tunduk di bawah kekuasaan raja Kertanagara, yaitu seluruh Pahang, seluruh Malayu, seluruh Gurun, seluruh Bakulapura, tidak perlu disebutkan lagi Sunda dan Madura, seluruh Pulau Jawa tunduk di bawah kekuasaannya.

Kekuasaan Raja Kertanagara atas seluruh Nusantara itu, entah benar atau hanya secara simbolis, dinyatakan pula dalam prasasti yang tertera pada bagian belakang arca Camundi dari desa Ardimulyo (Singasari) yang berangka tahun 1292 M.

Dalam prasasti itu dikatakan bahwa arca Bhattari Camundi itu ditahbiskan pada waktu Sri Maharaja (Kertanagara) memang di seluruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau yang lain.

Sebuah prasasti pada alas arca Amoghapāsa dari Sungai Langsat yang berangka tahun 1286 M memberi petunjuk bahwa, Malayu benar-benar tunduk kepada Singhasari.

Disebutkan bahwa arca Amoghapasa itu dengan keempat belas pengiringnya, besertasaptaratna, dibawa dari Jawa keSuwarnabhumidan ditegakkan diDharmmasraya. Arca itu adalah punya pemberian jasa dari Sri Wişwarūpakumāra.

Yang diperintahkan oleh Sri Maharajadhiraja Kertanagara untuk mengiringkan arca tersebut ialah Rakryan Mahamantri Dyah Adwayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrahma, Samgat Payanan Hang Diparnkaradasa, dan Rakryan Demung Pu Wira.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1401 seconds (0.1#10.140)