Detik-detik Banjir Lahar Semeru Terjang Jembatan, Warga Nekat Menerobos
loading...
Banjir lahar hujan Gunung Semeru kembali menerjang sejumlah jalur aliran lahar, Rabu (31/1/2024) sore. Foto/Yayan Nugroho
A
A
A
LUMAJANG - Banjir lahar hujan Gunung Semeru kembali menerjang sejumlah jalur aliran lahar, Rabu (31/1/2024) sore. Debit air bercampur pasir dan batu-batu besar menerjang sebuah jembatan hingga meterial lahar memenuhi badan jembatan.
Banjir membawa material vulkanik berupa pasir, batang kayu, hingga bebatuan berukuran besar dari puncak Gunung Semeru. Banjir lahar hujan terjadi setelah wilayah puncak Gunung Semeru diguyur hujan deras sejak siang.
Volume banjir lahar yang besar juga menerjang jembatan di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, hingga material lahar menutup sebagian badan jembatan. Jembatan yang menghubungkan Dusun Sumber Langsep dengan Dusun Sumber Kajar ini tak bisa dilalui warga.
![Detik-detik Banjir Lahar Semeru Terjang Jembatan, Warga Nekat Menerobos]()
Padahal jembatan ini menjadi satu-satunya akses dua dusun tersebut. Namun, warga tetap nekat menerobos aliran banjir lahar meskipun berbahaya dan berisiko terseret arus. “Kami terpaksa menerobos jembatan karena tidak ada akses lain,” kata Ari, seorang warga.
Data pos pengamatan Gunung Api Semeru banjir lahar hujan terekam seismograf dengan amplitudo 28 milimeter. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sepanjang jalur aliran lahar, terlebih saat hujan terjadi.
Banjir membawa material vulkanik berupa pasir, batang kayu, hingga bebatuan berukuran besar dari puncak Gunung Semeru. Banjir lahar hujan terjadi setelah wilayah puncak Gunung Semeru diguyur hujan deras sejak siang.
Volume banjir lahar yang besar juga menerjang jembatan di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, hingga material lahar menutup sebagian badan jembatan. Jembatan yang menghubungkan Dusun Sumber Langsep dengan Dusun Sumber Kajar ini tak bisa dilalui warga.
Padahal jembatan ini menjadi satu-satunya akses dua dusun tersebut. Namun, warga tetap nekat menerobos aliran banjir lahar meskipun berbahaya dan berisiko terseret arus. “Kami terpaksa menerobos jembatan karena tidak ada akses lain,” kata Ari, seorang warga.
Data pos pengamatan Gunung Api Semeru banjir lahar hujan terekam seismograf dengan amplitudo 28 milimeter. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sepanjang jalur aliran lahar, terlebih saat hujan terjadi.
(wib)
Explore More