Terendam Banjir, Ribuan Hektare Sawah di Mesuji Terancam Gagal Panen
loading...
A
A
A
MESUJI - Ribuan hektare lahan persawahan yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji, Lampung, terendam banjir sejak dua pekan terakhir. Akibatnya tanaman padi terancam puso atau gagal panendan petani alami kerugian hingga miliaran rupiah.
Banjir yang merendam areal persawahan bak lautan, seperti di Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji. Banjir setinggi enam puluh centi meter yang terjadi sejak dua pekan terakhir ini tak kunjung surut.
Banjir akibat curah hujan tinggi sehingga Sungai Way Mesuji tak mampu menampung debit air. Kondisi ini membuat para petani pasrah tak berdaya karena tanaman padi yang masih berusia dua hingga empat minggu ini kondisinya mulai membusuk dan mati terendam air.
Menurut kelompok tani Desa Sungai Badak, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Selain curah hujan yang tinggi, kondisi banjir diperparah dengan pendangkalan saluran air di sekitar lahan persawahan, sehingga tidak dapat mengalir dengan baik.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Mesuji, saat ini tercatat sebanyak 3.000 hektare lebih lahan sawah yang terendam banjir di tiga kecamatan. Saat ini pemerintah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji akan melakukan pendataan terhadap padi petani yang berpotensi mengalami puso dan akan mengajukan bantuan cadangan bibit nasional.
“Akibat banjir yang merendam ribuan hektare padi milik petani ini, mengakibatkan kerugian sekitar miliaran rupiah. Banjir juga diprediksi berimbas pada musim panen yang mundur dari waktu yang di perkirakan,” kata Pariman, Kepala Dinas Pertanian Mesuji, Senin (22/1/2024).
Banjir yang merendam areal persawahan bak lautan, seperti di Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji. Banjir setinggi enam puluh centi meter yang terjadi sejak dua pekan terakhir ini tak kunjung surut.
Banjir akibat curah hujan tinggi sehingga Sungai Way Mesuji tak mampu menampung debit air. Kondisi ini membuat para petani pasrah tak berdaya karena tanaman padi yang masih berusia dua hingga empat minggu ini kondisinya mulai membusuk dan mati terendam air.
Menurut kelompok tani Desa Sungai Badak, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Selain curah hujan yang tinggi, kondisi banjir diperparah dengan pendangkalan saluran air di sekitar lahan persawahan, sehingga tidak dapat mengalir dengan baik.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Mesuji, saat ini tercatat sebanyak 3.000 hektare lebih lahan sawah yang terendam banjir di tiga kecamatan. Saat ini pemerintah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji akan melakukan pendataan terhadap padi petani yang berpotensi mengalami puso dan akan mengajukan bantuan cadangan bibit nasional.
“Akibat banjir yang merendam ribuan hektare padi milik petani ini, mengakibatkan kerugian sekitar miliaran rupiah. Banjir juga diprediksi berimbas pada musim panen yang mundur dari waktu yang di perkirakan,” kata Pariman, Kepala Dinas Pertanian Mesuji, Senin (22/1/2024).
(wib)