Kisah Adipati Arya Wiraraja Kirim Orang-orang Madura ke Hutan Majapahit
loading...
A
A
A
Raden Wijaya membuka lahan baru yang menjadi cikal bakal wilayah Kerajaan Majapahit. Wilayah itu berada di hutan daerah Tarik. Daerah itu merupakan pemberian Raja Jayakatwang, penguasa Kediri seusai Kerajaan Singasari tamat riwayatnya setelah diserang oleh Kediri.
Jayakatwang saat itu memang menerima saran dari penasehatnya untuk membuka hutan di Tarik. Pembangunan permukiman di utara Kerajaan Kediri ini diusulkan oleh Raden Wijaya sebagai tempat peristirahatan, ketika sedang berburu.
Jayakatwang pun juga sempat memberikan permintaan khusus kepada Arya Wiraraja, agar turut serta membangun dess di wilayah Tarik itu. Proses membantu membangun desa itu diminta Jayakatwang sebagai bentuk kesetiaan Adipati Madura kepada penguasa baru.
Dikutip dari "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru" dari tulisan Mansur Hidayat, setelah pembukaan hutan Tarik disetujui oleh Jayakatwang, kemudian Arya Wiraraja mengirimkan banyak orang-orang Madura, untuk membuka hutan dan akan dijadikan desa persinggahan.
Orang-orang Madura konon terbiasa bekerja di dalam lingkungan dan tanah yang tandus, bekerja dengan senang hati, karena suburnya daerah yang baru dibuka ini. Pada kisah pembangunannya, diceritakan orang-orang Madura kehabisan bekal dan memakan buah maja yang banyak tumbuh di hutan Terik tersebut sehingga nama daerah baru itu dinamakan Majapahit.
Setelah selesai pembangunan Desa Majapahit tersebut, banyak orang-orang Madura menempati tanah baru ini dengan senang hati karena kesuburan tanahnya. Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya kemudian diizinkan ke Majapahit beberapa bulan setelah pembukaan untuk mempersiapkan segala perlengkapan raja Jayakatwang jika berburu kelak.
Pada bulan Mertasa tahun 1214 Saka atau 1292 Masehi Nararya Sangramawijaya minta izin kepada Raja Jayakatwang untuk menengok perkampungan yang baru didirikan di hutan Tarik. Sesampai di Tarik yang akhirnya dinamakan Majapahit, Nararya Sangramawijaya melihat perkampungan ini sudah berdiri teratur dengan rumah-rumah berjajar yang diisi oleh orang-orang Madura, suruhan Arya Wiraraja untuk menetap di Majapahit.
Daerah yang sudah dibuka berupa sawah telah ditanami dan tanamannya tampak menghijau. Setelah kedatangannya di perkampungan yang baru ini, Raden Wijaya tidak pernah menghadap lagi ke Kediri dan membuat segala persiapan untuk memberontak pada Jayakatwang.
Garis keturunan Ken Arok dan Ken Dedes telah membuatnya mampu menarik simpati dari masyarakat Singasari sehingga mulai banyak yang berbondong-bondong pindah ke daerah yang baru ini. Sementara itu banyak prajurit Madura yang menyamar rakyat mempersiapkan pertanian dan melatih masyarakat yang baru datang dalam olah keprajuritan.
Jayakatwang saat itu memang menerima saran dari penasehatnya untuk membuka hutan di Tarik. Pembangunan permukiman di utara Kerajaan Kediri ini diusulkan oleh Raden Wijaya sebagai tempat peristirahatan, ketika sedang berburu.
Jayakatwang pun juga sempat memberikan permintaan khusus kepada Arya Wiraraja, agar turut serta membangun dess di wilayah Tarik itu. Proses membantu membangun desa itu diminta Jayakatwang sebagai bentuk kesetiaan Adipati Madura kepada penguasa baru.
Dikutip dari "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru" dari tulisan Mansur Hidayat, setelah pembukaan hutan Tarik disetujui oleh Jayakatwang, kemudian Arya Wiraraja mengirimkan banyak orang-orang Madura, untuk membuka hutan dan akan dijadikan desa persinggahan.
Orang-orang Madura konon terbiasa bekerja di dalam lingkungan dan tanah yang tandus, bekerja dengan senang hati, karena suburnya daerah yang baru dibuka ini. Pada kisah pembangunannya, diceritakan orang-orang Madura kehabisan bekal dan memakan buah maja yang banyak tumbuh di hutan Terik tersebut sehingga nama daerah baru itu dinamakan Majapahit.
Setelah selesai pembangunan Desa Majapahit tersebut, banyak orang-orang Madura menempati tanah baru ini dengan senang hati karena kesuburan tanahnya. Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya kemudian diizinkan ke Majapahit beberapa bulan setelah pembukaan untuk mempersiapkan segala perlengkapan raja Jayakatwang jika berburu kelak.
Pada bulan Mertasa tahun 1214 Saka atau 1292 Masehi Nararya Sangramawijaya minta izin kepada Raja Jayakatwang untuk menengok perkampungan yang baru didirikan di hutan Tarik. Sesampai di Tarik yang akhirnya dinamakan Majapahit, Nararya Sangramawijaya melihat perkampungan ini sudah berdiri teratur dengan rumah-rumah berjajar yang diisi oleh orang-orang Madura, suruhan Arya Wiraraja untuk menetap di Majapahit.
Daerah yang sudah dibuka berupa sawah telah ditanami dan tanamannya tampak menghijau. Setelah kedatangannya di perkampungan yang baru ini, Raden Wijaya tidak pernah menghadap lagi ke Kediri dan membuat segala persiapan untuk memberontak pada Jayakatwang.
Garis keturunan Ken Arok dan Ken Dedes telah membuatnya mampu menarik simpati dari masyarakat Singasari sehingga mulai banyak yang berbondong-bondong pindah ke daerah yang baru ini. Sementara itu banyak prajurit Madura yang menyamar rakyat mempersiapkan pertanian dan melatih masyarakat yang baru datang dalam olah keprajuritan.
(hri)