Demo Kantor Wali Kota Solo, Mahasiswa Tantang Debat Gibran
loading...
A
A
A
SOLO - Puluhan mahasiswa berunjuk rasa di depan kantor Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (19/12/2023) sore. Mereka menyoroti tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga lolosnya Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Kedatangan para mahasiswa dari alianse Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia (SI) wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta ini juga untuk mengajak debat dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai mewakili Gen Z.
Koordinator Wilayah BEM SI Kerakyatan Jateng dan DIY sekaligus Ketua BEM KM Unisri, Raafila Anbia mengatakan, pihaknya datang untuk mengajak Gibran debat karena rasa ketidakpuasan mereka.
"Pertama karena etika hukum yang telah dilanggar, putusan MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) yang hari ini ternyata masih dilanggengkan untuk menjadi Cawapres," kata Raafila Anbia.
Sedangkan yang kedua, karena para mahasiswa mengaku sangat kecewa dalam sejumlah kegiatan-kegiatan publik Gibran tidak hadir.
"Karena kami ingin melihat gagasan Mas Gibran seperti apa untuk membawa negara ini," ujarnya.
Mereka datang membawa dua spanduk dengan sejumlah tulisan mengkritisi pemerintah.
Para mahasiswa juga membawa jagung dan mengenakan kaus bertulis republik rasa kerajaan ini sebagai perlambang demokrasi di Indonesia hanya seumur jagung.
Namun di saat yang sama ada kegiatan seni dari Kwartir Cabang Kota Solo di halaman Balai Kota Solo.
Jumlah peserta Kwartir Cabang Kota Solo lebih banyak dari mahasiswa. Padahal aliansi BEM SI Wilayah Jateng dan Yogyakarta telah meminta izin melakukan demo dengan peserta 500 orang.
Para mahasiswa berasal dari Unisri Solo, BEM Universitas Indonesia, Universitas Paramadina, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Surakarta.
Hingga berakhir, aksi mahasiswa itu belum mendapat tanggapan dari Gibran yang menurut informasi sedang tidak ada di Balai Kota Solo.
Kedatangan para mahasiswa dari alianse Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia (SI) wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta ini juga untuk mengajak debat dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dinilai mewakili Gen Z.
Baca Juga
Koordinator Wilayah BEM SI Kerakyatan Jateng dan DIY sekaligus Ketua BEM KM Unisri, Raafila Anbia mengatakan, pihaknya datang untuk mengajak Gibran debat karena rasa ketidakpuasan mereka.
"Pertama karena etika hukum yang telah dilanggar, putusan MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) yang hari ini ternyata masih dilanggengkan untuk menjadi Cawapres," kata Raafila Anbia.
Sedangkan yang kedua, karena para mahasiswa mengaku sangat kecewa dalam sejumlah kegiatan-kegiatan publik Gibran tidak hadir.
"Karena kami ingin melihat gagasan Mas Gibran seperti apa untuk membawa negara ini," ujarnya.
Mereka datang membawa dua spanduk dengan sejumlah tulisan mengkritisi pemerintah.
Para mahasiswa juga membawa jagung dan mengenakan kaus bertulis republik rasa kerajaan ini sebagai perlambang demokrasi di Indonesia hanya seumur jagung.
Namun di saat yang sama ada kegiatan seni dari Kwartir Cabang Kota Solo di halaman Balai Kota Solo.
Jumlah peserta Kwartir Cabang Kota Solo lebih banyak dari mahasiswa. Padahal aliansi BEM SI Wilayah Jateng dan Yogyakarta telah meminta izin melakukan demo dengan peserta 500 orang.
Para mahasiswa berasal dari Unisri Solo, BEM Universitas Indonesia, Universitas Paramadina, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Surakarta.
Hingga berakhir, aksi mahasiswa itu belum mendapat tanggapan dari Gibran yang menurut informasi sedang tidak ada di Balai Kota Solo.
(shf)