Hayandralab Gelar Webinar Penatalaksanaan Kanker Payudara
loading...
A
A
A
Sonar mengatakan, pada saat kanker terdeteksi secara klinis, jumlah sel kanker biasanya sudah melebihi 1 milyar sel. Dengan deteksi dini, diharapkan kanker payudara ditemukan pada stadium awal sehingga penderita dapat terhindar dari tindakan kemoterapi dan radiasi.
Kanker kolorektal merupakan jenis kanker lain yang menempati urutan ke 3 dalam hal insidens, namun merupakan penyebab kematian akibat kanker ke 2 tertinggi di dunia.
Kepala SMF Bedah Digestif dari RS Kanker Dharmais, dr Fajar Firsyada SpB KBD, menjelaskan, terapi kanker kolorektal yang sudah menyebar (metastasis) menjadi lebih kompleks serta harus menimbang banyak hal. Seperti usia, penyakit penyerta, pertimbangan operasi atau tidak operasi serta jenis obat adjuvant mana yang dapat diberikan.
"Pemeriksaan biomarker dapat membantu mengoptimalkan pemilihan terapi, mengurangi efek samping obat-obatan, meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan kepatuhan berobat," kata dia.
Doktor bidang Ilmu Biomedik sekaligus CEO Klinik Hayandra dan HayandraLab Dr dr Karina SpBP-RE mengungkapkan, peran Terapi T Cell dan NK Cell dalam Pengobatan Kanker Padat (Solid Cancer). Kanker merupakan penyakit yang memerlukan berbagai macam modalitas terapi. Multimodalitas terapi ini dipelajari saat berupaya mengobati ibundanya yang terkena kanker di tahun 2006.
Salah satu yang dipelajarinya di Jepang adalah mengenai sel pertahanan tubuh (sel imun). Di mana berbagai sel imun alami seperti sel T, sel NK dan sel NKT dari darah penderita sendiri (terapi autologus), ternyata bisa diaktifkan dan diperbanyak di laboratorium cGMP seperti HayandraLab.
"Sel imun yang aktif dan dalam jumlah yang cukup akan sangat membantu penderita kanker padat (solid cancer), termasuk saat melakukan terapi terstandar seperti operasi, kemoterapi dan radiasi," kata Karina.
Teknik Immune Cell Therapy (ICT) yang diambil alih dari Jepang ini juga telah dibuktikan oleh tim HayandraLab lebih superior dalam mencapai hasil akhir berupa jumlah sel imun dan keaktifan yang lebih tinggi, dibandingan dengan beberapa teknik dari negara lain seperti Amerika dan Kanada.
Bahkan setelah dilakukan pengulangan terapi, jumlah sel imun yang meningkat tersebut masih mampu dipertahankan sampai 1 tahun setelah terapi. Hal ini tentunya sangat berguna dalam mencegah rekurensi dari kanker tersebut.
Menyadari masih banyaknya hal yang perlu diteliti lebih lanjut untuk menghasilkan terapi yang dapat melayani masyarakat dengan lebih baik, HayandraLab rajin membuat riset dengan menggandeng peneliti dan klinisi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kanker kolorektal merupakan jenis kanker lain yang menempati urutan ke 3 dalam hal insidens, namun merupakan penyebab kematian akibat kanker ke 2 tertinggi di dunia.
Kepala SMF Bedah Digestif dari RS Kanker Dharmais, dr Fajar Firsyada SpB KBD, menjelaskan, terapi kanker kolorektal yang sudah menyebar (metastasis) menjadi lebih kompleks serta harus menimbang banyak hal. Seperti usia, penyakit penyerta, pertimbangan operasi atau tidak operasi serta jenis obat adjuvant mana yang dapat diberikan.
"Pemeriksaan biomarker dapat membantu mengoptimalkan pemilihan terapi, mengurangi efek samping obat-obatan, meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan kepatuhan berobat," kata dia.
Doktor bidang Ilmu Biomedik sekaligus CEO Klinik Hayandra dan HayandraLab Dr dr Karina SpBP-RE mengungkapkan, peran Terapi T Cell dan NK Cell dalam Pengobatan Kanker Padat (Solid Cancer). Kanker merupakan penyakit yang memerlukan berbagai macam modalitas terapi. Multimodalitas terapi ini dipelajari saat berupaya mengobati ibundanya yang terkena kanker di tahun 2006.
Salah satu yang dipelajarinya di Jepang adalah mengenai sel pertahanan tubuh (sel imun). Di mana berbagai sel imun alami seperti sel T, sel NK dan sel NKT dari darah penderita sendiri (terapi autologus), ternyata bisa diaktifkan dan diperbanyak di laboratorium cGMP seperti HayandraLab.
"Sel imun yang aktif dan dalam jumlah yang cukup akan sangat membantu penderita kanker padat (solid cancer), termasuk saat melakukan terapi terstandar seperti operasi, kemoterapi dan radiasi," kata Karina.
Teknik Immune Cell Therapy (ICT) yang diambil alih dari Jepang ini juga telah dibuktikan oleh tim HayandraLab lebih superior dalam mencapai hasil akhir berupa jumlah sel imun dan keaktifan yang lebih tinggi, dibandingan dengan beberapa teknik dari negara lain seperti Amerika dan Kanada.
Bahkan setelah dilakukan pengulangan terapi, jumlah sel imun yang meningkat tersebut masih mampu dipertahankan sampai 1 tahun setelah terapi. Hal ini tentunya sangat berguna dalam mencegah rekurensi dari kanker tersebut.
Menyadari masih banyaknya hal yang perlu diteliti lebih lanjut untuk menghasilkan terapi yang dapat melayani masyarakat dengan lebih baik, HayandraLab rajin membuat riset dengan menggandeng peneliti dan klinisi, baik dari dalam maupun luar negeri.