Diterjang Longsor, 876 Hektare Lahan Pertanian di Bengkulu Terdampak

Kamis, 07 Desember 2023 - 14:42 WIB
loading...
Diterjang Longsor, 876...
Sepanjang 60 meter saluran primer, Daerah Irigasi (DI) Air Manjunto di Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu diterjang longsor. Foto/MPI/Demon Fajri
A A A
BENGKULU - Sepanjang 60 meter saluran primer, Daerah Irigasi (DI) Air Manjunto di Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, diterjang longsor. Longsor tersebut dipicu itensitas hujan lebat.

Longsor setinggi 10 - 15 meter di Bangunan Manjuto (BM) 2 ke BM 3 ini menyebabkan air ke saluran primer menuju sekunder hingga ke tersier terhenti total. Dampaknya suplai air terhenti ke daerah irigasi areal lahan persawahan seluas tidak kurang dari 876 Hektare.

Adapun wilayah terdampak di 4 Desa Kecamatan Lubuk Pinang dan 3 desa di Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko. Di mana di areal sawah itu telah ditanami bibit padi berumur 3 hingga 6 minggu yang sedang membutuhkan suplai air.



Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan (OP), Sumber Daya Air (SDA), Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, Bengkulu, Direktorat Jenderal SDA, Edi Junianto mengatakan, penyebab bencana longsor ini disebabkan intensitas hujan ringan hingga sedang.

Sehingga air merembes di box culvert yang sudah cukup lama dan hal ini tidak bisa diantisipasi. Sebab itu terdapat di bagian bawah kaki timbunan dan sedkit tersembunyi. Bencana ini, diakibatkan dari aliran air drainase yang menabrak ke gorong-gorong.

Alhasil, membuat rembesan berakibat terjadi longsor. Selain itu kondisi tanah labil dan berpasir.“Salah satu penyebabnya gerusan dari box culvert yang patah yang melintasi di bawah saluran primer dan skoring disebabkan aliran di tanah pendukung saluran (pipping),” kata Edi.



Satker OP SDA BWSS VII Bengkulu memindahkan aliran ke sebelah kanan yang memakan lahan milik warga setempat sepanjang 120 meter. Namun, kata Edi, hal ini telah dikoordinasikan dengan pemilik lahan guna mengaliri air ke areal persawahan warga didua kecamatan terdampak.

Pemindahan itu, bersifat sementara. Untuk kegiatan reguler secara permanen akan dikerjakan Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT), Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Sumatera VII, Provinsi Bengkulu, pada tahun 2024.

”Dari Operasi dan Pemeliharaan hanya bisa menangani untuk keadaan dan kontruksi-kontruksi darurat dalam penanganan bencana tersebut. Saat ini air sudah kembali mengalir ke areal persawahan warga didua kecamatan yang terdampak,” pungkasnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)