Kisah Duel Sengit Sunan Bonang dengan Blacak Ngilo hingga Munculnya Goa Sentono
loading...
A
A
A
Kisah duel sengit Sunan Bonang dengan Blacak Ngilo, mantan prajurit Majapahit yang melahirkan Goa Sentono di Blora, Jawa Tengah menarik untuk dikulik. Diketahui Goa Sentono merupakan sebuah destinasi wisata alam yang memikat dengan sentuhan sejarahnya.
Namun di balik keindahannya ada sebuah kisah yang patut diambil pelajaran dan tak boleh dilupakan dari keberadaan goa tersebut.Konon, ada seorang ulama penyebar agama Islam yang sempat berduel sengit dengan pendiri padepokan di Dusun Sentono.
Ya, dia adalah Raden Makdum Ibrahim alias Sunan Bonan, salah satu ulama anggota Wali Songo sebagai penebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi. Sunan Bonang juga dikenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni, termasuk gamelan, juga karya sastra.
Sunan Bonang terkenal membela masyarakat kecil yang lemah. Bahkan kendati tak seiman dengannya, Sunan Bonang tetap vokal memberikan pembelaan selama ada penguasa yang tega memperalat masyarakat kecil.
Suatu ketika ada seorang penguasa wilayah bernama Blacak Ngilo. Dia merupakan bekas prajurit Majapahit yang melarikan diri saat terjadi perang. Blacak Ngilo ini memimpin di sebuah padepokan bernama Sentono, yang menguasai suatu wilayah di pesisir utara Pulau Jawa.
Sebagaimana dikisahkan dalam buku "Sunan Bonang Wali Keramat : Karomah, Kesaktian, dan Ajaran - Ajaran Hidup Sang Waliullah", tulisan Asti Musman, padepokan Blacak Ngilo ini begitu termasyhur dan mempunyai banyak murid. Saat itu Blacak Ngilo mengajarkan berbagai ilmu, mulai dari cara bercocok tanam, budi pekerti, spiritual, dan olah kanuragan.
Padepokan Sentono ini terletak di tepi aliran Bengawan Solo, yang memang strategis untuk pertanian. Sehingga bukan hal yang aneh jika Padepokan Sentono membuat wilayah sekitarnya berhasil mengalami perkembangan pesat dan luar biasa. Bahkan Blacak Ngilo oleh para pengikutnya diperlakukan seperti raja.
Sayangnya, lambat laun Blacak Ngilo justru berubah menjadi orang yang sewenang-wenang, terhadap para pengikut dan masyarakat. Bahkan warga desa dipaksa untuk menyumbangkan lebih dari separuh hasil panen mereka.
Namun di balik keindahannya ada sebuah kisah yang patut diambil pelajaran dan tak boleh dilupakan dari keberadaan goa tersebut.Konon, ada seorang ulama penyebar agama Islam yang sempat berduel sengit dengan pendiri padepokan di Dusun Sentono.
Ya, dia adalah Raden Makdum Ibrahim alias Sunan Bonan, salah satu ulama anggota Wali Songo sebagai penebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi. Sunan Bonang juga dikenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni, termasuk gamelan, juga karya sastra.
Sunan Bonang terkenal membela masyarakat kecil yang lemah. Bahkan kendati tak seiman dengannya, Sunan Bonang tetap vokal memberikan pembelaan selama ada penguasa yang tega memperalat masyarakat kecil.
Suatu ketika ada seorang penguasa wilayah bernama Blacak Ngilo. Dia merupakan bekas prajurit Majapahit yang melarikan diri saat terjadi perang. Blacak Ngilo ini memimpin di sebuah padepokan bernama Sentono, yang menguasai suatu wilayah di pesisir utara Pulau Jawa.
Sebagaimana dikisahkan dalam buku "Sunan Bonang Wali Keramat : Karomah, Kesaktian, dan Ajaran - Ajaran Hidup Sang Waliullah", tulisan Asti Musman, padepokan Blacak Ngilo ini begitu termasyhur dan mempunyai banyak murid. Saat itu Blacak Ngilo mengajarkan berbagai ilmu, mulai dari cara bercocok tanam, budi pekerti, spiritual, dan olah kanuragan.
Padepokan Sentono ini terletak di tepi aliran Bengawan Solo, yang memang strategis untuk pertanian. Sehingga bukan hal yang aneh jika Padepokan Sentono membuat wilayah sekitarnya berhasil mengalami perkembangan pesat dan luar biasa. Bahkan Blacak Ngilo oleh para pengikutnya diperlakukan seperti raja.
Sayangnya, lambat laun Blacak Ngilo justru berubah menjadi orang yang sewenang-wenang, terhadap para pengikut dan masyarakat. Bahkan warga desa dipaksa untuk menyumbangkan lebih dari separuh hasil panen mereka.