Profil dan Biografi Sultan Baabullah, Penguasa Ternate yang Berhasil Mengusir Portugis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Profil dan Biografi Sultan Baabullah menarik diulas. Sultan Baabullah merupakan sultan Ternate ke-7 dan penguasa ke-24 dalam Kesultanan Ternate di Maluku Utara. Dalam riwayatnya, ia memerintah pada periode 1570 hingga 1583.
Saat memimpin Kerajaan Ternate, Sultan Baabullah dianggap berjasa dalam sejarah Ternate dan Maluku. Sebab, dirinya berhasil mengusir penjajah Portugis dari Ternate.
Atas jasanya, nama beliau masih dikenang hingga sekarang. Untuk lebih mengenalnya, simak profil dan biografinya dalam ulasan berikut ini.
Sultan Baabullah lahir pada 10 Februari 1528 dengan nama asli Kaicili Baru. Ia adalah putra sulung dari Sultan Khairun Jamil, penguasa Ternate yang berkuasa dari tahun 1535 hingga 1570, dan Boki Tanjung, putri dari Sultan Bacan.
Sejak kecil, ia menemani ayahnya ke mana pun, termasuk ketika sang sultan diasingkan untuk sementara ke Goa pada tahun 1545 hingga 1546. Ia mendapatkan pendidikan agama dan militer dari ayahnya dan para guru Muslim yang diundang ke Ternate.
Pada tahun 1570, Sultan Khairun Jamil dibunuh oleh Gubernur Portugis João de Mesquita. Kaicili (pangeran) Baab kemudian menggantikan ayahnya sebagai Sultan Ternate dengan gelar Sultan Baabullah Datu Syah. Ia bersumpah untuk membalas dendam atas kematian ayahnya dan mengusir Portugis dari Ternate.
Sultan Baabullah memimpin perlawanan melawan Portugis dengan bantuan dari Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Bacan, dan Kesultanan Gapi. Ia juga mendapatkan dukungan dari Kesultanan Aceh, Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, dan Kesultanan Mataram.
Ia berhasil merebut benteng Portugis di Ternate pada tahun 1575 dan mengusir mereka ke Pulau Tidore. Tidak sampai di situ, Sultan Baabullah terus mengejar Portugis di Tidore dan menyerang benteng mereka di sana.
Sultan Baabullah juga mengirim pasukan ke Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, dan Pulau Banda untuk menghentikan perdagangan cengkeh oleh Portugis. Ia berhasil menguasai sebagian besar Kepulauan Maluku dan menjadikan Ternate sebagai pusat perdagangan cengkeh di Asia.
Sultan Baabullah terus memperluas pengaruh Ternate ke wilayah lain di Indonesia timur, seperti Sangihe, Sulawesi, Solor, Bima, Mindanao, dan Raja Ampat. Ia dikenal dengan gelar “Penguasa 72 Pulau” karena wilayah kekuasaannya yang luas.
Sultan Baabullah meninggal dunia pada Juli 1583. Ia dimakamkan di kompleks makam raja-raja Ternate di Pulau Ternate. Ia digantikan oleh putranya, Sultan Said Barakati, yang melanjutkan perjuangan ayahnya melawan Portugis dan Spanyol.
Sultan Baabullah adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan adil. Ia mengatur pemerintahan kesultanan dengan sistematis dan efisien demi kemajuan rakyat yang ia pimpin di wilayah kekuasaannya.
Ia juga dihormati dan ditakuti oleh musuh-musuhnya, baik Portugis maupun Spanyol. Ia dikenal sebagai seorang pahlawan dan pejuang yang berani dan tangguh.
Lihat Juga: Kisah Pencarian Emas Hitam Rempah-rempah Maluku oleh Portugis Berujung Perang dengan Sultan Baabullah
Saat memimpin Kerajaan Ternate, Sultan Baabullah dianggap berjasa dalam sejarah Ternate dan Maluku. Sebab, dirinya berhasil mengusir penjajah Portugis dari Ternate.
Atas jasanya, nama beliau masih dikenang hingga sekarang. Untuk lebih mengenalnya, simak profil dan biografinya dalam ulasan berikut ini.
Profil dan Biografi Sultan Baabullah
Sultan Baabullah lahir pada 10 Februari 1528 dengan nama asli Kaicili Baru. Ia adalah putra sulung dari Sultan Khairun Jamil, penguasa Ternate yang berkuasa dari tahun 1535 hingga 1570, dan Boki Tanjung, putri dari Sultan Bacan.
Sejak kecil, ia menemani ayahnya ke mana pun, termasuk ketika sang sultan diasingkan untuk sementara ke Goa pada tahun 1545 hingga 1546. Ia mendapatkan pendidikan agama dan militer dari ayahnya dan para guru Muslim yang diundang ke Ternate.
Pada tahun 1570, Sultan Khairun Jamil dibunuh oleh Gubernur Portugis João de Mesquita. Kaicili (pangeran) Baab kemudian menggantikan ayahnya sebagai Sultan Ternate dengan gelar Sultan Baabullah Datu Syah. Ia bersumpah untuk membalas dendam atas kematian ayahnya dan mengusir Portugis dari Ternate.
Sultan Baabullah memimpin perlawanan melawan Portugis dengan bantuan dari Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Bacan, dan Kesultanan Gapi. Ia juga mendapatkan dukungan dari Kesultanan Aceh, Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, dan Kesultanan Mataram.
Ia berhasil merebut benteng Portugis di Ternate pada tahun 1575 dan mengusir mereka ke Pulau Tidore. Tidak sampai di situ, Sultan Baabullah terus mengejar Portugis di Tidore dan menyerang benteng mereka di sana.
Sultan Baabullah juga mengirim pasukan ke Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, dan Pulau Banda untuk menghentikan perdagangan cengkeh oleh Portugis. Ia berhasil menguasai sebagian besar Kepulauan Maluku dan menjadikan Ternate sebagai pusat perdagangan cengkeh di Asia.
Sultan Baabullah terus memperluas pengaruh Ternate ke wilayah lain di Indonesia timur, seperti Sangihe, Sulawesi, Solor, Bima, Mindanao, dan Raja Ampat. Ia dikenal dengan gelar “Penguasa 72 Pulau” karena wilayah kekuasaannya yang luas.
Sultan Baabullah meninggal dunia pada Juli 1583. Ia dimakamkan di kompleks makam raja-raja Ternate di Pulau Ternate. Ia digantikan oleh putranya, Sultan Said Barakati, yang melanjutkan perjuangan ayahnya melawan Portugis dan Spanyol.
Sultan Baabullah adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan adil. Ia mengatur pemerintahan kesultanan dengan sistematis dan efisien demi kemajuan rakyat yang ia pimpin di wilayah kekuasaannya.
Ia juga dihormati dan ditakuti oleh musuh-musuhnya, baik Portugis maupun Spanyol. Ia dikenal sebagai seorang pahlawan dan pejuang yang berani dan tangguh.
Lihat Juga: Kisah Pencarian Emas Hitam Rempah-rempah Maluku oleh Portugis Berujung Perang dengan Sultan Baabullah
(okt)