KawanJuang GP Luncurkan Lagu dan Video Klip Ganjar Keur Urang

BANDUNG - Relawan KawanJuang GP meluncurkan lagu dan video klip Ganjar Keur Urang (Ganjar untuk Semua). Launching dihadiri 250 orang relawan dan simpatisan pendukung Ganjar-Mahfud MD di Bandung, Jumat (17/11/2023) malam.

Koordinator KawanJuang GP Benny Kurniadi mengatakan, acara itu sekaligus silaturahmi sejumlah relawan di Jawa Barat seperti JuraGan, Seknas Ganjar, SIGAP, Alumni SMAN Sebandung Raya Ngahiji, ABCD da lain-lain. "Turut hadir pula beberapa calon legislatif dan PDI-Perjuangan dan Hanura. Selain itu ada juga tokoh dan budayawan Jawa Barat," katanya.

Rencananya lagu ini disosialisasikan secara luas oleh jaringan relawan Ganjar-Mahfud di Jawa Barat menyambut masa kampanye secara resmi pada 29 November 2023. Lagu ini diproduksi sejak Juli akhir dan diputar di setiap kegiatan yang dilakukan KawanJuang GP.

Selain itu lagu tersebut sudah beredar di kalangan warga Bandung dan sekitarnya. Benny menceritakan bahwa lagu Ganjar Keur Urang sudah mulai akrab di telinga masyarakat khususnya pendukung Ganjar karena beredar di grup WhatsApp (WA).

"Bahkan ada sekelompok ibu-ibu sudah punya grup vocal yang kerap menyanyikan lagu ini di acara kelompoknya. Malam ini mereka kami undang untuk tampil membawakan lagu Ganjar Keur Urang," ujarnya.

Melalui lagu dan video klip Ganjar Keur Urang, menurut Benny, masyarakat di Jawa Barat diharapkan bisa lebih dekat dengan Ganjar dan Mahfud. "Visualisasi yang dihadirkan mencerminkan apa yang dilakukan Pak Ganjar terhadap masyarakat, yaitu merakyat dan berpijak pada budaya lokal," terangnya.

Lagu Ganjar Keur Urang diciptakan seniman musik Djaelani. Melalui lagu ini, pencipta ingin menyampaikan semangat bahwa sosok Ganjar adalah pemimpin yang berhasil memajukan daerahnya. "Lirik yang disampaikan adalah bagaimana sosok Ganjar yang akan membangun kemakmuran, kemasyhuran bangsa, dan mengawal kebhinekaan," kata Djaelani.

Djaelani butuh waktu sekitar satu minggu untuk menulis lagu ini setelah pertama kali bertemu Ganjar di Hotel Pulman, Bandung. "Gagasannya muncul setelah saya mencermati bahwa Jawa Barat terutama masyarakat yg berbahasa Sunda butuh pendekatan yang lebih cair. Sebagai musikolog maka saya mendekati persoalan tersebut dengan lagu dan irama yang riang dan bahasa yang mudah dicerna," ujarnya.