Seni Mengolah Rasa dengan Menulis Indah

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 16:58 WIB
Seni Mengolah Rasa dengan Menulis Indah
Seni Mengolah Rasa dengan Menulis Indah
A A A
SEMARANG - Berbagai tulisan indah yang biasa terpampang di dinding atau daftar menu makanan, ternyata bukan seluruhnya hasil rekayasa teknologi komputer. Sekelompok remaja di Semarang, Jawa Tengah, memiliki karya membuat tulisan indah.

Mereka menulis nama atau kata-kata bernuansa motivasi. Di antara belasan remaja yang sibuk menggoreskan tinta, seorang gadis cantik bernama Farah Nabila terlihat serius menorehkan tinta penanya pada selembar kertas.

Perempuan muda yang akrab disapa Nyanya itu tengah menulis kata ‘konsisten’, dengan desain indah. Meski terlihat hanya dengan coretan-coretan kecil, namun bisa menghasilkan tulisan menarik. Tulisan-tulisan itu tak sekadar indah, melainkan juga mencerminkan kepribadian masing-masing penulis. Hal itu bisa terlihat dari kata atau jenis desain yang paling suka dibuat oleh seorang penulis.

“Awalnya sih hanya iseng-iseng saja menulis buat kado ke teman, lalu saya posting ke instagram. Dari situ dikomentari oleh beberapa teman katanya bagus, dan ada hashtag typograph, lalu saya ternyata di situ banyak sekali tulisan indah,” ujar Nyanya beberapa waktu lalu.

Kegemarannya menulis indah semakin terasah ketika berkomunikasi dengan banyak orang melalui dunia maya, yang sama-sama menyukai tulisan indah. Apalagi dia juga bertemu dengan praktisi-praktisi yang tulisannya banyak dipakai pada kafe, rumah makan, maupun hotel.

Gadis berambut panjang itu mendapat banyak masukan dari seniornya tentang teknik-teknik menulis indah. Dia memutuskan bergabung dengan Komunitas Belajar Menulis (Belmen) di Semarang, yang kerap menggelar pertemuan rutin satu atau dua pekan sekali.

Biasanya, anggota komunitas baru akan menulis namanya dengan desain yang dianggap paling menarik. Selain praktik menulis, masing-masing anggota juga bisa sharing untuk menyampaikan kesulitan masing-masing. Dengan banyak berlatih mereka akan menggali potensi serta mengembangkan bakat menulis indah.

Dua teknik tulisan yang banyak digunakan yakni kaligrafi dan pointing. Kaligrafi menggunakan goresan pena besar atau spidol, sementara pointing memakai pena biasa. Teknik kaligrafi umumnya dilakukan anggota yang telah mahir, karena untuk membuat tulisan hanya dilakukan sekali goresan pena.

“Teknik pointing itu merupakan perpaduan titik-titik dan garis, sehingga membutuhkan waktu lama. Memang biasanya kalau masih awal-awal ya menggunakan pola dulu, lalu diberi titik-titik baru dirangkai menjadi tulisan,” terangnya.

Sementara untuk pemilihan jenis huruf mereka bisa mencontoh font yang bisa diakses melalui komputer atau ponsel pintar. Namun, jika kemampuan telah meningkat maka tanpa mencontoh pun tangan-tangan mereka dengan luwes bisa membuat tulisan indah dalam waktu cepat.
Seni Mengolah Rasa dengan Menulis Indah

Pendiri Komunitas Belmen Semarang, Edison Saputro, mengatakan, tulisan-tulisan indah itu banyak digunakan untuk menulis daftar menu makanan, atau penghias di dinding. Meski demikian, belum banyak yang menggunakan jasa mereka karena minimnya penghargaan terhadap seni menulis indah.

“Memang seni ini belum banyak dikenal oleh masyarakat. Makanya banyak di antara mereka (calon konsumen) yang kaget setelah mengetahui tarif yang kita pasang. Padahal tulisan yang kita buat ini berbeda dengan komputer. Kaget lalu mundur (batal memesan),” kata Edison sembari tertawa.

Membuat tulisan indah tak hanya membutuhkan skill atau kemampuan tetapi juga kesabaran. Intuisi yang kuat bisa menghasilkan desain serta tulisan yang menarik. Termasuk memperkirakan jumlah huruf dan ukuran bila diterapkan kepada media tulis baik kertas maupun dinding.

Keunggulan tulisan tangan dibanding komputer terletak pada kustomisasi. Konsumen bisa meminta berbagai desain tulisan yang dipastikan beda antar satu dengan lainnya, termasuk dari hasil olahan komputer. Untuk menulis menu makanan di papan atau dinding, mereka mematok harga Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per meter persegi.

Tak hanya menggunakan pena, mereka juga mahir menggunakan media lain berupa kapur dan papan tulis. Pengerjaannya pun dilakukan beramai-ramai agar mendapatkan hasil terbaik.

"Biasanya kalau pesanan itu kami tidak bekerja sendiri. Sering mengajak teman untuk membuat tulisan menu-menu di kafe,” tukasnya. Bagaimana, Anda tertarik dibuatkan tulisannya?
Seni Mengolah Rasa dengan Menulis Indah
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8253 seconds (0.1#10.140)