Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Kritik Putusan MK, Forum Masyarakat Sipil Jabar Beri Tanda Offside ke Jokowi
loading...
Ratusan warga dan seniman budayawan yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sipil Jawa Barat menggelar aksi seni kebudayaan di Kota Bandung, Selasa (7/11/2023). Foto/Dok. SINDOnews
A
A
A
BANDUNG - Forum Masyarakat Sipil Jawa Barat menggelar aksi seni kebudayaan di Kota Bandung. Ratusan massa ini terdiri dari warga dan seniman budayawan.
Koordinasi aksi Dedy Djamaludin mengatakan aksi seniman budayawan Bandung diwarnai pembacaan sajak serta aksi meniup peluit serentak. Aksi ini menandai simbol offside-nya Mahkamah Konstitusi (MK) serta pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
"Aksi ini merupakan bentuk kritik masyarakat sipil Jawa Barat terhadap MK agar ke depannya MK harus berdiri tegak pada aturan-aturan," katanya di kawasan Cikapundung, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (7/11/2023).
Dedy dan ratusan warga dan seniman kebudayaan di Bandung ini juga menilai MK seharusnya menjadi hakim atau pengadil yang fair sehingga tidak menghasilkan putusan yang dinilai offside tersebut. Dalam kegiatan ini, ada penyampaian suara rakyat "Rajah Panyingray Bala" oleh Budi Dalton, pembacaan sajak dan orasi oleh M Malik. Kemudian seluruh warga dan seniman yang hadir meniup peluit sebagai tanda offside.
Pergelaran tersebut dilakukan untuk mengkritik putusan (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat minimum usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Forum ini menilai aturan yang memperbolehkan capres-cawapres di bawah usia 40 tahun adalah keputusan yang melewati batas. Merela pun memberikan tanda offside kepada Presiden Jokowi.
Putusan tersebut dinilai membuka jalan bagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres dalam Pilpres 2024 . Karena itu, ratusan warga dan seniman serta budayawan Bandung juga berkumpul melakukan aksi seni kebudayaan untuk mengkritik putusan ini yang telah merusak dan mencederai citra MK.
Koordinasi aksi Dedy Djamaludin mengatakan aksi seniman budayawan Bandung diwarnai pembacaan sajak serta aksi meniup peluit serentak. Aksi ini menandai simbol offside-nya Mahkamah Konstitusi (MK) serta pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
"Aksi ini merupakan bentuk kritik masyarakat sipil Jawa Barat terhadap MK agar ke depannya MK harus berdiri tegak pada aturan-aturan," katanya di kawasan Cikapundung, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (7/11/2023).
Dedy dan ratusan warga dan seniman kebudayaan di Bandung ini juga menilai MK seharusnya menjadi hakim atau pengadil yang fair sehingga tidak menghasilkan putusan yang dinilai offside tersebut. Dalam kegiatan ini, ada penyampaian suara rakyat "Rajah Panyingray Bala" oleh Budi Dalton, pembacaan sajak dan orasi oleh M Malik. Kemudian seluruh warga dan seniman yang hadir meniup peluit sebagai tanda offside.
Pergelaran tersebut dilakukan untuk mengkritik putusan (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat minimum usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Forum ini menilai aturan yang memperbolehkan capres-cawapres di bawah usia 40 tahun adalah keputusan yang melewati batas. Merela pun memberikan tanda offside kepada Presiden Jokowi.
Putusan tersebut dinilai membuka jalan bagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres dalam Pilpres 2024 . Karena itu, ratusan warga dan seniman serta budayawan Bandung juga berkumpul melakukan aksi seni kebudayaan untuk mengkritik putusan ini yang telah merusak dan mencederai citra MK.
(poe)
Explore More