Kejari Semarang Ringkus WN Prancis Buronan Kasus Pidana Keimigrasian
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kejaksaan Negeri Kota Semarang dan tim Intelijen Kejaksaan Negeri Kabupaten Semarang menangkap Warga Negara Prancis, Jeremie Emanuel Ducrot (45). Tersangka merupakan buronan perkara tindak pidana Keimigrasian.
Terpidana Jeremie Emanuel Ducrot itu diamankan di daerah Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Selasa (7/11/2023).
“Terpidana kemudian langsung dibawa ke Lapas Kelas I Semarang (Lapas Kedungpane) Semarang untuk dilakukan eksekusi,” kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jateng Arfan Triono pada keterangannya, Rabu (8/11/2023).
Arfan mengatakan pihaknya melaksanakan putusan Mahkamah Agung RI nmor: 1014 K/Pid.Sus/2023 tanggal 17 April 2023 atasnama Jeremie Emanuel Ducrot.
Dia terbukti dan sudah berkekuatan hukum tetap melanggar ketentuan Pasal 123 huruf a UU RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, di mana terpidana dijatuhi pidana selama 1 tahun dan denda sebesar Rp30juta subsidair 3 bulan kurungan.
Terpidana ini dalam proses penuntutan, persidangan sampai putusan inkracht alias berkekuatan hukum tetap, dilakukan penahanan rumah di Graha Wahid Cluster Madrid nomor 12A, Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang sebab kondisi kesehatannya.
Dia menderita sakit diabetes yang mengharuskannya harus suntik insulin. Setelah mendapatkan putusan tingkat kasasi dari MA, kata Arfan, pihaknya menyiapkan keperluan adiminstrasi guna pelaksanaan eksekusi putusan tersebut.
Setelah terbit Surat Pelaksanaan Putusan MA pada 17 Oktober 2023, jaksa sempat 2 kali mendatangi rumahnya yakni pada 18 Oktober 2023 dan 28 Oktober 2023 di Graha Wahid tersebut di mana menjadi lokasi penahanan rumah.
“Tapi yang bersangkutan tidak berada di alamat tersebut, keterangan RT/RW setempat lokasi itu sudah tidak didiami oleh terpidana,” lanjut Arfan.
Tim kemudian mencari berbagai informasi dan akhirnya berhasil mengendus keberadaannya di Kabupaten Semarang itu. Penangkapan akhirnya dilakukan untuk pelaksanaan eksekusi.
“Sebelum adanya putusan tingkat kasasi, terpidana setiap hari Senin melakukan wajib lapor. Namun, semenjak putusan tingkat kasasi turun, terpidana tidak pernah lagi wajib lapor ke Kejaksaan Negeri Kota Semarang,” sambung Arfan.
Ducrot terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana keimigrasian. Vonis pidana penjara 3 bulan dan denda Rp10juta subsidair 2 bulan kurungan. Hakim menetapkan masa penangkapannya dan penahanan yang telah dijalani dari pidana yang dijatuhkan.
Terpidana Jeremie Emanuel Ducrot itu diamankan di daerah Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Selasa (7/11/2023).
“Terpidana kemudian langsung dibawa ke Lapas Kelas I Semarang (Lapas Kedungpane) Semarang untuk dilakukan eksekusi,” kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jateng Arfan Triono pada keterangannya, Rabu (8/11/2023).
Arfan mengatakan pihaknya melaksanakan putusan Mahkamah Agung RI nmor: 1014 K/Pid.Sus/2023 tanggal 17 April 2023 atasnama Jeremie Emanuel Ducrot.
Dia terbukti dan sudah berkekuatan hukum tetap melanggar ketentuan Pasal 123 huruf a UU RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, di mana terpidana dijatuhi pidana selama 1 tahun dan denda sebesar Rp30juta subsidair 3 bulan kurungan.
Terpidana ini dalam proses penuntutan, persidangan sampai putusan inkracht alias berkekuatan hukum tetap, dilakukan penahanan rumah di Graha Wahid Cluster Madrid nomor 12A, Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang sebab kondisi kesehatannya.
Dia menderita sakit diabetes yang mengharuskannya harus suntik insulin. Setelah mendapatkan putusan tingkat kasasi dari MA, kata Arfan, pihaknya menyiapkan keperluan adiminstrasi guna pelaksanaan eksekusi putusan tersebut.
Setelah terbit Surat Pelaksanaan Putusan MA pada 17 Oktober 2023, jaksa sempat 2 kali mendatangi rumahnya yakni pada 18 Oktober 2023 dan 28 Oktober 2023 di Graha Wahid tersebut di mana menjadi lokasi penahanan rumah.
“Tapi yang bersangkutan tidak berada di alamat tersebut, keterangan RT/RW setempat lokasi itu sudah tidak didiami oleh terpidana,” lanjut Arfan.
Tim kemudian mencari berbagai informasi dan akhirnya berhasil mengendus keberadaannya di Kabupaten Semarang itu. Penangkapan akhirnya dilakukan untuk pelaksanaan eksekusi.
“Sebelum adanya putusan tingkat kasasi, terpidana setiap hari Senin melakukan wajib lapor. Namun, semenjak putusan tingkat kasasi turun, terpidana tidak pernah lagi wajib lapor ke Kejaksaan Negeri Kota Semarang,” sambung Arfan.
Ducrot terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana keimigrasian. Vonis pidana penjara 3 bulan dan denda Rp10juta subsidair 2 bulan kurungan. Hakim menetapkan masa penangkapannya dan penahanan yang telah dijalani dari pidana yang dijatuhkan.
(ams)