Jadi Doktor Termuda di Indonesia, Grandprix Siap Mengabdi untuk ITB

Jum'at, 22 September 2017 - 16:59 WIB
Jadi Doktor Termuda di Indonesia, Grandprix Siap Mengabdi untuk ITB
Jadi Doktor Termuda di Indonesia, Grandprix Siap Mengabdi untuk ITB
A A A
BANDUNG - Grandprix Thomryes Marth Kadja jadi doktor termuda di usia 24 tahun setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Jumat (22/9/2017). Ia berhak menyandang gelar doktor setelah menyelesaikan studi S3 jurusan Kimia. Bahkan, ia lulus dengan yudisium cumlaude.

Setelah mendapat gelar doktor, ia akan lebih dahulu mengabdikan diri untuk ITB. Pemuda yang sejak kecil justru berniat jadi astronaut itu kini berniat menjadi dosen di sana.

Disinggung soal adakah perusahaan yang mengontaknya bekerja setelah mendapat gelar doktor, ia mengaku belum tahu. "Belum ada sih. Tapi enggak tahu (ke depan setelah mendapat gelar doktor ini)," kata Grandprix.

Ia merasa, ada sisi plus-minus yang akan didapatkan setelah mendapat gelar doktor di usia muda. "Sisi plusnya, tentu usia produktif sebagai doktornya jauh lebih panjang. Sehingga waktu untuk kita berkarya bisa lebih maksimal," kata Grandprix.

Untuk menyelesaikan program S2 dan S3, ia menempuh waktu selama empat tahun. Durasi itu lebih cepat dua hingga tiga tahun dari waktu normal. Sebab, ia mengikuti program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti.

Dengan durasi menyelesaikan studi yang relatif singkat, kini ia bisa berkarya untuk semakin memantapkan gelar yang sudah diraih. "Kalau dimanfaatkan secara maksimal, akan jauh lebih signifikan, kita bisa produktif (dalam berkarya)," katanya.

Tapi, diakui Grandprix kemungkinan akan ada sisi negatif yang dirasakannya. Apa itu? "Kekurangannya mungkin karena masih muda, jadi mungkin masih diremehkan," ucap pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Dengan kondisi itu, Grandprix merasakan ada beban tersendiri. Tapi, ia memandang beban tersebut sebagai sesuatu yang positif.

"Beban pasti karena dengan seperti ini kita salah bertindak tentu jadi sorotan. Ya jadi beban. Tapi sebenarnya jadi motivasi juga agar kita bisa berjalan on the track."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5222 seconds (0.1#10.140)