Budaya Floratama Ditampilkan di Parapuar Labuan Bajo
loading...
A
A
A
LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mengembangkan kawasan pariwisata terpadu di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kawasan wisata yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (Manggarai). Para berarti pintu atau gerbang, dan puar yang berarti hutan.
Pemilihan nama tersebut didasari prinsip kawasan yang akan dibangun mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, yakni Hutan Nggorang Bowosie.
Kawasan ini diapiti oleh Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo dan Kelurahan Wae Kelambu di Kecamatan Komodo.
Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata.
Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menjelaskan, pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo. Diharapkan hal ini dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.
Dia menyebut, saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut. Bukan hanya destinasinya, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat.
Kawasan wisata yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (Manggarai). Para berarti pintu atau gerbang, dan puar yang berarti hutan.
Pemilihan nama tersebut didasari prinsip kawasan yang akan dibangun mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, yakni Hutan Nggorang Bowosie.
Kawasan ini diapiti oleh Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo dan Kelurahan Wae Kelambu di Kecamatan Komodo.
Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata.
Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menjelaskan, pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo. Diharapkan hal ini dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.
Dia menyebut, saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut. Bukan hanya destinasinya, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat.